Media massa adalah salah satu jembatan bagi bertukarnya informasi di kalangan masyarakat. Menariknya, ada adagium yang terlanjur diyakini bahwa tidak ada media yang netral. Hal ini menunjukkan bahwa media massa pasti memiliki kecenderungan untuk memihak pada salah satu pihak. Pandangan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan analisis makna ideasional pada pemberitaan mengenai representasi Ahok dalam sampul pemberitaan mengenai “Ahok di mata mereka” dan peresmian simpang susun semanggi di portal berita online Republika dan Kompas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Sampel penelitian terdiri atas media online Republika dan Kompas yang dipilih menggunakan teknik purposif. Data representasi Ahok pada objek pemberitaan kedua media massa dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pada pemberitaan di Repulika, Ahok muncul sebagai partisipan II, yang menunjukkan bahwa Ahok dan segala informasi mengenai dirinya bukan merupakan entitas utama dalam pemberitaan. Berlawanan dengan Republika, Kompas memunculkan Ahok sebagai partisipan I, yang memposisikan Ahok dan segala informasi mengenai dirinya sebagai entitas utama dalam pemberitaan. Perbandingan konstruksi makna ideasional representasi Ahok pada kedua media besar menunjukkan bahwa Republika memiliki ideologi politik non-kooperatif pada Ahok. Sepak-terjang Ahok ditutupi oleh berbagai sudut pandang pemberitaan yang menempatkan Ahok sebagai pihak yang tidak berperan positif pada sebuah isu. Sebaliknya, sosok Ahok dikonstruksi sangat baik oleh Kompas. Berbagai hal baik yang dilakukan oleh Ahok ditampilkan sebagai modal untuk menunjukkan popularitas, elektabilitas, dan citra Ahok yang baik di hadapan masyarakat, yang mengindikasikan Kompas memiliki idelogi kooperatif terhadap sosok Ahok sebagai pemimpin Jakarta.