Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

LANGUAGE LABS: THE LOOP OF THE FEATURES, MATERIALS, AND FUNCTIONS Levita Dwinaya; Corry Caromawati
Indonesian EFL Journal Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : University of Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/ieflj.v8i1.5585

Abstract

The implementation of Computer-Assisted Language Learning (CALL) in educational institutions has been projected to be inseparable from the language laboratory, short as lab, for decades. This study investigated the current implementation of CALL in ten universities in Bandung, Indonesia, by mapping the features, CALL materials, and functions of the language labs. The data was collected through observation and interviews. There were four findings of this study. First, there were common CALL materials and distinguished ones among the participating universities. Second, there were three types of language labs found according to their common features. One category is the integrated CALL lab, and the other two categories were considered as the transition from one type kind of lab to another. Third, there were four purposes of language labs: test preparation, skill development, pedagogical knowledge practice, and varied. Fourth, the three aforementioned aspects were found to influence one another. These findings provide information that language laboratories in Bandung to some degree vary. It also suggests that one aspect will determine the others and results in the setup or management of a language laboratory.Keywords: Computer-Assisted Language Learning (CALL); language laboratory; CALL materials; EFL; higher education.  
PENGGUNAAN VIDEO BERTEKS DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA DI SEBUAH PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG Levita Dwinaya
Edusentris Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edusentris.v6i3.496

Abstract

Penelitian ini bertujuan meneliti perilaku mahasiswa tingkat pertama pada sebuah universitas swasta terhadap penggunaan video berteks dalam pembelajaran kosakata. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Data diperoleh melalui pre-post test terhadap mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan pengetahuan kosakata. Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioner untuk memperoleh pemahaman tentang sikap mahasiswa terhadap penggunaan video berteks dalam pembelajaran kosakata. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan data kuantitatif yang diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para mahasiswa yang terlibat dalam penelitian ini meningkat pengetahuan kosakata mereka sebanyak 43%. Selain itu, para mahasiswa tersebut secara umum cenderung memiliki sikap sangat positif terhadap penggunaan video berteks di dalam pembelajaran kosakata.
PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI REMAJA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF MENGHADAPI PASCA PANDEMI COVID19 MELALUI EDUTALKSHOW Agustina Kusuma Dewi; Levita Dwinaya; Agus Rahmat Mulyana; Mohammad Irsyad Maulana; Radiyansyah Hakim; Adi Surahman
Al-Khidmat Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v5i2.14843

Abstract

Abstrak Kecenderungan remaja menjadi impulsive buyer di masa pandemi dipengaruhi oleh screen time, menjamurnya situs/aplikasi belanja daring serta mudahnya melakukan transaksi menggunakan uang elektronik, menunjukkan rendahnya kesadaran mengelola keuangan untuk investasi masa depan. Oleh karena itu, pengabdian ini ditujukan untuk memberikan penyuluhan berupa edutalkshow literasi keuangan pada kelompok remaja dengan menghadirkan pemateri yang mengupas mengenai bagaimana desain, teknologi informasi dan gaya hidup mengalami perubahan di era digitisasi-pandemi, termasuk pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kondisi finansial pada pasca pandemi. Pengukuran keberhasilan kegiatan menggunakan instrument kuesioner berskala Likert, sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan. Hasil kuesioner mengindikasikan penyuluhan berbentuk edutalkshow ini meningkatkan kesadaran audiens, yang awalnya hanya 50% dengan kecenderungan jawaban Netral/Ragu-Ragu, namun setelah kegiatan, lebih dari 80% menyatakan Setuju/Sangat Setuju menyisihkan uang saku dengan misalnya menabung sebulan sekali secara berkala, termasuk juga pemanfaatan jasa lembaga keuangan dalam berinvestasi sejak dini; terutama pasca pandemi. Hal ini mengindikasikan adanya penyadaran pada segmen usia yang disasar, mengenai urgensi literasi keuangan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dari yang awalnya Less Literate, menjadi Sufficient Literate.  Meski demikian, terkait media edudigital yang ditawarkan sebagai salah satu solusi literasi keuangan bagi remaja, selain perlu untuk dikembangkan, juga memerlukan penyuluhan lanjutan berupa sosialiasi media tersebut ke segmen usia masyarakat yang lebih luas.  AbstractThe significant growth in the tendency of young adults to become impulsive buyers, especially after the onset of the Covid-19 pandemic, has led to the proliferation of online shopping and the ease of making transactions using electronic money. This community service aims to develop financial literacy among young adults through an edu-talk show that invites presenters to explore how design, information technology, and lifestyle have changed in the digital pandemic. To assess the change in participants' understanding, a Likert questionnaire was given before and after the talk show. The data indicate that the edu-talk show is successful in increasing the audience's awareness of the urgency of financial literacy in the targeted age group, moving them from being less literate to sufficiently literate. 50% of respondents who tended to answer 'Neutral/Unsure' increased to more than 80% who chose 'Agree/Strongly Agree' to the statement about setting aside pocket money by saving once a month on a regular basis, including the use of financial institution services for investing at a young age, especially after the pandemic era. However, in relation to edu-digital media as a solution for instilling financial literacy among young adults, it is necessary to continuously develop and disseminate it to a wider age group.