Putri Jannatur Rahmah
Universitas Islam Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

A Study on Nglanggeran Kampung Pitu: Sociologically and Anthropologically Perspectives supriadi supriadi; Muhammad Roy Purwanto; Putri Jannatur Rahmah
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 4 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i4.392

Abstract

Some studies have found village in Yogyakarta that is only inhabited by 7 families, namely kampung Pitu. Since it was established approximately 600 years ago, it must only be inhabited by 7 families, no more and no less. This unique fact has raised researchers’ concern to conduct a study on the village by utilizing sociological and anthropological perspectives. This study aims to cultivate further the history of the village, its customs, and the religious understanding of the community of kampung Pitu. This study is descriptive qualitative. The informants of this study are the caretaker, head of community, and the head of families living in kampung Pitu. The data are collected by semi-structured interviews and documentation. The study results show that 1) Tingalan, Tayub/Ledek, and Rasulan are the traditions that are still preserved in the village. In the villagers’ belief, there will be a disaster if they abandon those traditions. 2) The community believes in myths, offerings, and rituals. 3) The social life of the village is much the same as the village in general. The community in kampung Pitu practice a strong religious tradition of their ancestor. Thus, making offerings and rituals is commonly practiced as they believe it can shield them from disaster, famine, and the like. Beberapa penelitian menemukan bahwa desa di Yogyakarta yang hanya dihuni oleh 7 keluarga, yaitu kampung Pitu. Sejak didirikan sekitar 600 tahun yang lalu, hanya boleh dihuni oleh 7 keluarga, tidak lebih dan tidak kurang. Fakta unik ini menimbulkan perhatian peneliti untuk melakukan kajian di desa dengan memanfaatkan perspektif sosiologis dan antropologis. Penelitian ini bertujuan untuk lebih mendalami sejarah desa, adat istiadatnya, dan pemahaman keagamaan masyarakat Kampung Pitu. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah pengurus, kepala masyarakat, dan kepala keluarga yang tinggal di kampung Pitu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tingalan, Tayub/Ledek dan Rasulan merupakan tradisi yang masih dilestarikan di desa. Dalam kepercayaan penduduk desa akan ada bencana jika mereka meninggalkan tradisi tersebut. 2) Masyarakat mempercayai mitos, sesajen, dan ritual. 3) Kehidupan sosial desa hampir sama dengan desa pada umumnya. Masyarakat di kampung Pitu mempraktikkan tradisi religi yang kuat dari nenek moyang mereka. Jadi, membuat persembahan dan ritual biasanya dilakukan karena mereka percaya itu bisa melindungi mereka dari bencana, kelaparan, dan sejenisnya.
PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA PERSPEKTIF CEDAW Putri Jannatur Rahmah; Ikke Pradima Sari; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art7

Abstract

ro dan kontra mengenai praktik poligami menjadi pembahasan yang tak akan surut diperdebatkan oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Terlepas dari kontroversi mengenai isu poligami, penulis menjumpai sebuah situs media online yang justru gencar mempropagandakan praktik poligami, mereka menyebutnya dengan Komunitas Poligami, komunitas ini berekspansi tak hanya melalui aktivitas offline diberbagai daerah, akan tetapi juga kerap eksis menyuarakan pemahamannya menggunakan media online. Dalam penelitian ini penulis akan mengupas mengenai motif dari Komunitas Poligami di Indonesia serta mengeksplorasi praktiknya ditinjau dari perspektif CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women).CEDAW atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan  konvensi penghapusan seluruh bentuk kekerasan terhadap wanita, memiliki prinsip yang sejalan dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh Islam, yakni prinsip kesetaraan (equality), keadilan (equity), serta sikap nondiskriminasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan library research yang didukung dengan pengambilan data primer melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa motif dari terciptanya Komunitas Poligami di Indonesia adalah merupakan kepentingan keagamaan, mereka beranggapan bahwa syariat poligami adalah hal yang seharusnya tidak dianggap tabu dan hina, karena terdapat banyak hal positif yang tercipta dari keluarga poligami, diantaranya meminimalisir kasus perselingkuhan, jajan diluar, dan mempersempit penularan HIV. Lalu pertanyaannya adalah apakah motif tersebut murni untuk keperluan agama dan sarana menjadi Muslim yang kaffah (seutuhnya), ataukah terdapat motif lain yang terselubung?. Hal ini akan menjadi isu yang selalu menarik untuk diberbincangkan dan menghadirkan pemahaman serta wawasan baru yang lebih luas terhadap peneliti.
KONSEP GENDER EQUALITY PERSPEKTIF ISLAM : STUDI KASUS PENGANGKATAN PUTRI MAHKOTA SRI SULTAN HAMENGKUBUWANA X DI YOGYAKARTA Putri Jannatur Rahmah; Yusdani Yusdani
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art13

Abstract

Isu mengenai perempuan selalu menjadi topik yang memukau untuk diperdebatkan, spesifiknya mengenai perbincangan dalam hal kepimimpinan perempuan. Sejalan dengan hal tersebut, peneliti menemukan kasus menarik dimana Sultan Hamengkubuwa X mengangkat putri sulungnya GKR Mangkubumi untuk menggantikan posisinya sebagai raja. Isu tersebut menimbulkan pro dan kontra baik dari internal maupun eksternal keraton. Peneliti tertarik untuk mengeksplor tanggapan masyarakat terkait penunjukan Putri Mahkota sebagai bukti perjuangan wanita untuk mencapai kesetaraan hak dan derajat khususnya dalam ranah isu kepemimpinan dan relasinya terhadap gender equality perspektif Islam. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, oleh karena itu, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah library research yakni mengandalkan dan memakai sumber kepustakaan, kemudian membaca dan menelaah jurnal dan artikel yang relevan dengan topik penelitian. Selain library research, metode pengambilan data lainnya dilakukan melalui  wawancara dengan pihak yang berkaitan perihal topik penelitian. Hasil dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa Islam sangat meluhurkan praktik kesetaraan gender, Pada dasarnya al-Qur’an mengakui adanya perbedaan (distinction) antara laki-laki dan perempuan, tetapi perbedaan tersebut tidak ditafsirkan sama halnya dengan pembedaan (discrimination) yang menguntungkan satu pihak dan merugikan yang lainnya. Perbedaan tersebut dimaksudkan untuk mendukung Ruh al-Qur’an, yaitu terciptanya hubungan yang hangat (mawaddah wa rahmah) di dalam lingkungan sosial QS. al-Rum: 21, sebagai cikal bakal terwujudnya tatanan masyarakat unggul dalam suatu negeri damai penuh ampunan Tuhan (BaldatunThayyibatun wa rabbun ghafûr) QS. Saba: 15. Pengangkatan putri sulung Sultan Hamengku Buwono X yang disinyalir akan menggantikan tahta kerajaan ayahnya memicu adanya respond masyarakat yang pro dan juga kontra. Perbedaan perspektif masyarakat tersebut dipengaruhi oleh sebuah pemikiran sebagian masyarakat yang masih mengagungkan dan memegang teguh lestarinya budaya patriarki yang ada pada Kesultanan Yogyakarta dan disisi lain terdapat masyarakat yang menyadari  akan isu kesetaraan gender dampak dari arus demokrasi Indonesia.
PENGARUH E-LEARNING TERHADAP HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Ikke Pradima Sari; Putri Jannatur Rahmah; Mir’atun Nur Arifah
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 2 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss2.art6

Abstract

Peran integrasi teknologi dalam pembelajaran modern penting untuk mengasah keterampilan berfikir tingkat tinggi atau akrab dengan istilah HOTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran e-learning dalam meningkatkan HOTS mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan objek penelitian mahasiswa strata1 seluruh fakultas Universitas Islam Indonesia. Survei ini dilakukan melalui penyebaran kuisioner dengan teknik cluster random sampling terhadap 115 mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran menggunakan e-learning terhadap HOTS (Higher Order Thinking Skills) mahasiswa Universitas Islam Indonesia. hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan hasil analisis regresi linier sederhana menggunakan aplikasi SPSS. Adapun besarnya pengaruh e-learning terhadap HOTS (Higher Order Thinking Skills) mahasiswa Universitas Islam Indonesia dibuktikan dengan nilai sebesar 0,475 atau 47,5%, sedangkan sisanya 52,5% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pembelajaran e-learning.