Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Nikah Mut’ah dan Implikasinya dalam Kehidupan Sosial: Studi Kasus Nikah Mut’ah di Desa Kalisat Kabupaten Rembang Pasuruan Jawa Timur1 Muhammad Roy Purwanto
AN NUR: Jurnal Studi Islam Vol. 6 No. 2 (2014): An-Nur: Jurnal Studi ISlam
Publisher : Istitut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) An-Nur Yogyakarta Komplek PP An Nur Ngrukem PO BOX 135 Bantul 55702 Yogyakarta Tlp/Fax (0274) 6469012. http://jurnalannur.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.321 KB)

Abstract

Artikel ini bermaksud mengeksplorasi praktek nikah mut’ah di desa Kalisat dan implikasi yang ditimbulkannya. Mut’ah yang berarti nikah sementara sudah berlangsung di Kalisat semenjak tahun 1990. Barawal dari praktek nikah sirri yang begitu mudah karena demi menjaga dosa, berlanjut menjadi praktek mut’ah yang berkembang hingga sekarang. Mut’ah yang dilakukan di desa Kalisat ternyata lebih banyak mendatangkan dampak negatif dibandingkan dengan positifnya. Dampak positifnya ada pada sisi ekonomi warga yang meningkat meskipun tidak signifikan. Sedangkan implikasi negatifnya dapat dilihat dari segi sosial budaya dan psikologis. Secara sosial budaya, dengan adanya mut’ah mengakibatkan akulturasi budaya yang tidak sehat, menurunkan derajad sosial wanita dan warga Kalisat, juga menjadikan status sosial anak tidak jelas. Sedangkan secara psikologis, mut’ah mengakibatkan pelakunya mengalami disorientasi pernikahan dan ketidakstabilan dalam berfikir dan bertindak.
A Study on Nglanggeran Kampung Pitu: Sociologically and Anthropologically Perspectives supriadi supriadi; Muhammad Roy Purwanto; Putri Jannatur Rahmah
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 4 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i4.392

Abstract

Some studies have found village in Yogyakarta that is only inhabited by 7 families, namely kampung Pitu. Since it was established approximately 600 years ago, it must only be inhabited by 7 families, no more and no less. This unique fact has raised researchers’ concern to conduct a study on the village by utilizing sociological and anthropological perspectives. This study aims to cultivate further the history of the village, its customs, and the religious understanding of the community of kampung Pitu. This study is descriptive qualitative. The informants of this study are the caretaker, head of community, and the head of families living in kampung Pitu. The data are collected by semi-structured interviews and documentation. The study results show that 1) Tingalan, Tayub/Ledek, and Rasulan are the traditions that are still preserved in the village. In the villagers’ belief, there will be a disaster if they abandon those traditions. 2) The community believes in myths, offerings, and rituals. 3) The social life of the village is much the same as the village in general. The community in kampung Pitu practice a strong religious tradition of their ancestor. Thus, making offerings and rituals is commonly practiced as they believe it can shield them from disaster, famine, and the like. Beberapa penelitian menemukan bahwa desa di Yogyakarta yang hanya dihuni oleh 7 keluarga, yaitu kampung Pitu. Sejak didirikan sekitar 600 tahun yang lalu, hanya boleh dihuni oleh 7 keluarga, tidak lebih dan tidak kurang. Fakta unik ini menimbulkan perhatian peneliti untuk melakukan kajian di desa dengan memanfaatkan perspektif sosiologis dan antropologis. Penelitian ini bertujuan untuk lebih mendalami sejarah desa, adat istiadatnya, dan pemahaman keagamaan masyarakat Kampung Pitu. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini adalah pengurus, kepala masyarakat, dan kepala keluarga yang tinggal di kampung Pitu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tingalan, Tayub/Ledek dan Rasulan merupakan tradisi yang masih dilestarikan di desa. Dalam kepercayaan penduduk desa akan ada bencana jika mereka meninggalkan tradisi tersebut. 2) Masyarakat mempercayai mitos, sesajen, dan ritual. 3) Kehidupan sosial desa hampir sama dengan desa pada umumnya. Masyarakat di kampung Pitu mempraktikkan tradisi religi yang kuat dari nenek moyang mereka. Jadi, membuat persembahan dan ritual biasanya dilakukan karena mereka percaya itu bisa melindungi mereka dari bencana, kelaparan, dan sejenisnya.
THOUGHT OF NUSANTARA MOSLEM SCHOLARS: FIQH CONCEPTS OF SYEIKHARSYAD AL-BANJARI IN SABILALMUHTADIN Muhammad Roy Purwanto
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 24 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.555 KB)

Abstract

In the current context, the fiqh concepts of ulama nusantara(Nusantara Moslem Scholars) are important to be discussed as it has local wisdoms, progressivity, and adaptability in giving solutions to the society’s problems. This paper will discuss the fiqh concepts ofSyeikhArsyad al-Banjari in his book entitled SabilalMuhtadin that discusses fiqh(Islamic jurisprudence) in the perspective of Nusantara’s society, especially Banjarese society. This paper uses normative-sociological approach in analyzing the fiqh concepts of SyeikhArsyad al-Banjari, such as, zakat receivers, floating lavatory, corpse burial in coffin (tabala), and providing food for mourners. The results of the study indicate that al-Banjariwas mainly relied on “custom is law” (al-adatumuhakkamah) and “generating benefits or mashlahah and declining damage” (jalb al-mashalihwadar’ al-mafasid) in his ijtihad (independent reasoning). He also believed that law evolved according to the society’s situation and condition (taghayyur al-ahkamyata’allaqu bi taghayyur al-azminahwa al-amkinah). All of al-Banjari’s concepts are in-line with Syafi’iyyah school. Keywords: Ijtihad, Fiqh, Nusantara, and Sabilal Muhtadin
FIQH BI’AH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN Mariatul Istiani; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 1 No. 1 (2019): Ahwal Syakhsiyah, Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol1.iss1.art2

Abstract

Salah satu masalah global yang dihadapi manusia adalah lingkungan. Kondisi lingkungan global yang kian memburuk tidak lepas dari berbagai masalah mulai dari sampah, penebangan pohon, serta polusi udara akibat aktivitas industri atau transportasi sebagai penyebab utama krisis lingkungan. Adapun prinsip dasar ekologi adalah menjaga, memelihara, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan guna kehidupan generasi mendatang. Gagasan ekologi dan kedaulatan lingkungan dalam konteks kekuasaan berhubungan antara Tuhan, manusia dan alam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa al-Qur’an memiliki cakupan luas akan ilmu pengetahuan, termasuk ekologi. Meskipun tidak secara eksplisit di sebutkan dalam al-Qur’an, namun al-Qur’an dengan gamblang menjelaskan nilai-nilai fundamental mengenai lingkungan hidup (ekologi). Namun dengan adanya perubahan serta perkembangan zaman yang semakin maju ternyata berbanding terbalik dengan mutu alam dan lingkungan. Maraknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini tidak lain karena ulah manusia yang serakah dan tidak menyadari akan eksistensinya serta tanggung jawabnya di muka bumi, apabila manusia dapat memahami dengan baik apa yang sudah di ejawantahkan oleh al-Qur‟an, maka bukan tidak mungkin relasi Allah, manusia dan alam yang hampir retak ini dapat pulih kembali.
PENDAMPINGAN KEAGAMAAN BAGI ANAK-ANAK KELUARGA BROKEN HOME DI PONDOK PESANTREN DAN PANTI ASUHAN SABILUL HUDA YOGYAKARTA Supriadi; Pepy Marwinata; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 1 No. 2 (2019): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol1.iss2.art1

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan bagaimana anak-anak dari keluarga broken home dalam aktivitas-aktivitas sosial dan pendidikan keagamaannya. Dengan mengambil kasus disebuah pondok pesantren dan panti asuhan di daerah Pakem Yogyakarta, di mana terdapat sebuah pesantren dan panti asuhan yang menampung berbagai latar belakang anak, mulai dari anak-anak terlantar, yatim, kaum duafa dan fakir miskin yakni Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Sabilul Huda. Penelitian ini bertujuan untuk membimbing santri-santri Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Sabilul Huda ini khususnya bagi anak-anak dari keluarga broken home, karena terdapat 80% di Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Sabilul Huda ini berasal dari keluarga broken home, dan 20% nya lagi dari keluarga yatim, fakir miskin dan duafa. Penelitian ini penting karena akan memberikan dampingan penuh bagi anak-anak keluarga broken home yang ada di pesantren dan panti asuhan ini, mulai dari dampingan konsultasi keagamaan, dampingan mengaji al-Qur’an dan dampingan fiqih anak. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan literatur keagamaan yang relevan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak keluarga broken home yang ada di Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Sabilul Huda ini sebenarnya masih mau didik menjadi karakter yang berkepribadian baik, hanya saja karena masih kurangan tenaga pengajar yang menyebabkan keterlambatan proses pembentukan karakter bagi anak-anak keluarga broken home tersebut. Akhirnya, penelitian ini berkesimpulan bahwa perlunya penulis untuk menerapkan dampingan keagamaan Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Sabilul Huda tersebut. Dengan adanya tim pendampingan keagamaan yang telah dilaksanakan oleh penulis, siqnifikan telah mampu membantu tenaga pengajar pesantren dan panti asuhan dalam mengembangkan budi pekerti yang baik bagi anak-anak keluarga broken home khususnya dan seluruh santri pesantren dan panti asuhan umumnya.
WAKAF KONTEN YOUTUBE SEBAGAI WAKAF PRODUKTIF DI ERA 5.0 DALAM PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH Supriadi Supriadi; Muhammad Roy Purwanto; Akhmad soleh
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art3

Abstract

Penelitian ini mendiskusikan tentang wakaf konten youtube sebagai wakaf produktif di era digital, yang memfokuskan kajian tentang start up tentang wakaf konten youtube dan perspektif dari maqashid syariah. Studi ini mencoba menganalisis model wakaf di era digital yang mendorong masyarakat untuk terus berwakaf dengan mudah dan praktis bahkan tanpa mengeluarkan hartanya sepersenpun. Dengan mengambil studi kasus start up konten youtube yang akan dibuat oleh penulis. Penulis tertarik ingin mengkaji lebih lanjut tentang Problematika dan Solusi wakaf produktif di Indonesia di era digital ini. Data dalam penulisan ini adalah data sekunder, yaitu bahan pustaka yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, perpustakaan, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, artikel-artikel, serta dokumen yang berkaitan dengan materi penelitian ini. Penelitian ini masuk kedalam studi kepustakaan (Library Research). Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Wakaf konten youtube ini sebagai salah satu instrumen wakaf produktif yang memiliki potensi besar dalam pengentasan kemiskinan dan untuk meminilisir kesenjangan diantara umat manusia, yaitu dengan cara kerja, pertama membuat akun youtube, kedua menampilkan video-video menarik yang islami dan ketiga mengalokasikan pendapatan dari youtube tersebut ke kemaslahatan umat. 2) Subtansi wakaf konten youtube ini sejalan dengan maqashid syariah yang bermuara pada maslahah-mursalah (kemaslahatan universal) salah satunya adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial melalui distribusi dana dari konten youtube ini. Wakaf konten youtube ini merupakan salah satu instrumen untuk memberdayakan masyarakat dengan tujuan mengentaskan kemiskinan dan masalah sosio-ekonomi lainnya.
SISTEM PENENGAKAN HUKUM ATAS TINDAK PIDANA KORUPSI: STUDI KASUS INDONESIA DAN SAUDI ARABIA Fitri Noer Janah; Ghina Wahyuningsih; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art5

Abstract

Riset ini disusun untuk menjawab terkait perbandingan sanksi yang berlaku di Saudi Arabia dan Indonesia dalam kasus korupsi, pada kasus ini Saudi Arabia memberi hukuman mati berupa pancung. Sedangkan Indonesia dalam memberikan sanksi berupa penjara dan denda. Kemudian penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui sistem hukum yang sesuai diterapkan di Indonesia. Selain itu, untuk menganalisis efektivitas antara sistem penegakan hukum di Indonesia dan Saudi Arabia terkait tindak pidana korupsi, kemudian mengetahui pengaruh hukum apakah sudah kuat atau masih longgar. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif menggunakan sumber data sekunder dengan jenis library research. Adapun hasil riset yang kami dapatkan negara dengan angka korupsi yang tinggi belum tentu benar-benar tinggi, terkadang keadaan tersebut dapat ditutupi dengan fakta koruptor yang belum terkuak.
PENDAMPINGAN IMTAQ SANTRI WARIA MELALUI PENDEKATAN BERBASIS KELOMPOK DI PONDOK PESANTREN WARIA AL-FATAH YOGYAKARTA Pepy Marwinata; Abidah Munsyifah; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art6

Abstract

Sejak manusia lahir, tiap individu telah dibekali seperangkat hak yang melekat pada dirinya. Salah satunya adalah hak mendapat pendidikan. Pendidikan tidak pernah memandang kepada siapa ia berlabuh. Terlebih lagi pendidikan agama Islam yang wajib dipelajari oleh setiap penganutnya. Pondok pesantren adalah salah satu tempat kegiatan belajar mengajar agama Islam.  Pondok Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta adalah pondok pesantren waria satu-satunya yang ada di Indonesia. Pondok pesantren waria ini berdiri sejak Juli 2008 di Kotagede, Yogyakarta. Waria sendiri secara biologis adalah pria. Namun, secara psikologis waria adalah individu yang merasa dirinya adalah wanita. Pondok pesantren ini memiliki tujuan agar para santri yang belajar di sana dapat bertaqwa kepada Tuhan YME dan mendapat pendidikan moral yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Melalui metode pembelajaran BTAQ santri waria dibimbing untuk memahami agama Islam. Dengan metode wawancara mendalam dan kajian pustaka, penelitian ini mengelaborasi bagaimana konsep pendidikan agama Islam yang dipakai di pondok pesantren waria tersebut. Tidak hanya edukasi pada santri waria saja. Namun, pondok pesantren ini memiliki tujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang eksistensi  mereka melalui kegiatan sosial.
PRAKTIK POLIGAMI DALAM KOMUNITAS POLIGAMI INDONESIA PERSPEKTIF CEDAW Putri Jannatur Rahmah; Ikke Pradima Sari; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art7

Abstract

ro dan kontra mengenai praktik poligami menjadi pembahasan yang tak akan surut diperdebatkan oleh masyarakat diberbagai belahan dunia. Terlepas dari kontroversi mengenai isu poligami, penulis menjumpai sebuah situs media online yang justru gencar mempropagandakan praktik poligami, mereka menyebutnya dengan Komunitas Poligami, komunitas ini berekspansi tak hanya melalui aktivitas offline diberbagai daerah, akan tetapi juga kerap eksis menyuarakan pemahamannya menggunakan media online. Dalam penelitian ini penulis akan mengupas mengenai motif dari Komunitas Poligami di Indonesia serta mengeksplorasi praktiknya ditinjau dari perspektif CEDAW (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women).CEDAW atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan  konvensi penghapusan seluruh bentuk kekerasan terhadap wanita, memiliki prinsip yang sejalan dengan nilai – nilai yang dijunjung tinggi oleh Islam, yakni prinsip kesetaraan (equality), keadilan (equity), serta sikap nondiskriminasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan library research yang didukung dengan pengambilan data primer melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa motif dari terciptanya Komunitas Poligami di Indonesia adalah merupakan kepentingan keagamaan, mereka beranggapan bahwa syariat poligami adalah hal yang seharusnya tidak dianggap tabu dan hina, karena terdapat banyak hal positif yang tercipta dari keluarga poligami, diantaranya meminimalisir kasus perselingkuhan, jajan diluar, dan mempersempit penularan HIV. Lalu pertanyaannya adalah apakah motif tersebut murni untuk keperluan agama dan sarana menjadi Muslim yang kaffah (seutuhnya), ataukah terdapat motif lain yang terselubung?. Hal ini akan menjadi isu yang selalu menarik untuk diberbincangkan dan menghadirkan pemahaman serta wawasan baru yang lebih luas terhadap peneliti.
BERBISNIS BERDASRKAN PERILAKU RASULULLAH SAW Ghina Wahyuningsih; Fitri Noer Janah; Muhammad Roy Purwanto
At-Thullab : Jurnal Mahasiswa Studi Islam Vol. 2 No. 1 (2020): Ahwal syakhshiyah, Pendidikan Agam Islam, Ekonomi Islam
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/tullab.vol2.iss1.art9

Abstract

Bisnis yang sukses tidak terlepas dari beberapa hal diantaranya harus dilakukan berdasarkan kepercayaan, berkaitan dengan etika, dan berhubungan dengan profit. Dalam prakteknya untuk melakukan bisnis sesuai syari’at Islam telah dilakukan oleh Rasulullah SAW selaku pedoman bagi umat Islam, sehingga jika pembisnis melakukan bisnis sesuai ajaran Rasulullah maka sama dengan menjalankan sunah Rasulullah SAW. Dewasa ini semakin banyak pengusaha yang menerapkan perilaku Rasulullah dalam bisnisnya, diantaranya yaitu berorientasi pada pelanggan dengan menjaga kepuasan konsumen, keterbukaan kepada pelanggan dengan menerapkan aspek jujur dalam perniagaan, melakukan persaingan yang sehat di dalam pasar ekonomi, harus memperhatika aspek keadilan agar tidak ada pihak yang tertindas atau merasa dirugikan ketika menjalin bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bisnis yang benar berdasarkan ajaran Rasulullah dan mengkaji pesan-pesan yang disampaikan Rasulullah pada aspek muamalah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan data sekunder atau library research.