The conditions, expressions, a priori, and people's views about independence are expected to be reflected through communication and interaction between the community and the government on various social media platforms. However, there are few studies that examine various notions and a priori independence that have arisen in society. As a result, this study examines society's opinions (netizen) on independence as stated in their comments. The researcher classifies speech forms, implicatures, and reflections of independence to fully comprehend the meaning of each comment. Assertive, expressive, and directive speech were found to be the most frequently applied forms of speech. Implications can be seen in the form of satire in netizen comments. 57.7% of comments reflect those netizens also feel "independence", 10.4% do not feel "independence", and 31.9 are neutral with some indications. The findings of this study reveal that netizens' comments reflect the community's perception of "independence."AbstrakKomunikasi dan interaksi antara masyarakat dan pemerintah di berbagai platform media sosial dinyana merefleksikan kondisi, ekspresi, apriori, dan gagasan masyarakat tentang kemerdekaan. Namun, belum banyak ditemukan kajian yang membahas berbagai gagasan dan apriori kemerdekaan yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, kajian ini menganalisis pandangan kemerdekaan masyarakat yang diekspresikan dalam kolom komentar media sosial Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dalam memahami makna setiap komentar, penulis melakukan klasifikasi terhadap bentuk tuturan, implikatur, dan refleksi kemerdekaan. Refleksi kemerdekaan ditelaah berdasarkan makna semantis tuturan yang memenuhi definisi operasional kemerdekaan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bentuk tuturan yang paling banyak digunakan masyarakat dalam merefleksikan pandangan “kemerdekaan” mereka adalah asertif, ekspresif, dan direktif. Implikatur ditemukan dalam komentar berisi sindiran. 57,7% komentar mencerminkan masyarakat turut merasakan “kemerdekaan”, 10,4% tidak merasakan “kemerdekaan”, dan 31,9 netral dengan beberapa indikasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa komentar dapat merefleksikan gagasan atau keadaan “kemerdekaan” yang dirasakan oleh masyarakat.