Alexander Rumatora
Fakultas Kehutanan Universitas Papua

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REKONSTRUKSI ETNOTEKNOLOGI NOKEN KULIT POHON OLEH SUKU YALI DI KAMPUNG HUBAKMA KABUPATEN YALIMO Yos Walianggen; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss1.41

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pohon yang kulitnya dimanfaatkan sebagai bahan anyaman noken serta merekonstruksi proses pembuatannya. Metode deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan wawancara semi struktural digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 7 jenis pohon yang kulitnya dimanfaatkan sebagai bahan anyaman noken yaitu: Ficus arfakensis, Ficus copyosa, Artocarpus altilis, Ficus elastica, Ficus sp., Gnetum gnemon dan Pipturus argenteus. Rekonstruksi pembuatan noken dimulai dari pengambilan bahan baku, pengupasan kulit, penjemuran serat, perendaman, pemisahan dan pemintalan serat, sampai pada penganyaman dan pewarnaan noken, serta pemasaran. Transfer pengetahuan menganyam noken hanya terjadi pada kaum perempuan saja yaitu dari ibu kepada anak-anak perempuan. Salah satu kegiatan konservasi jenis pohon bahan baku noken yang dilakukan oleh masyarakat suku Yali adalah dengan membudidayakannya jenis-jenis tersebut.
PEMANFAATAN DAN BENTUK PENGOLAHAN KULIT KAYU BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL DAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT MAYBRAT Kosmas Assem; Mariana Hermina Peday; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss1.88

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan informasi terkait pemanfaatan sumber daya hutan terutama komponen kulit vegetasi hutan untuk kebutuhan harian masyarakat melalui pengolahan kerajinan tangan di Kampung Ainot, Kabupten Maybrat. Untuk mendapatkan data, diskusi dan wawancara dilakukan dengan responden yang dipilih, sementara bentuk pengolahan dan teknis pengerjaannya diobservasi secara langsung di lapangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat tiga jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kampung Ainot antara lain: Gnetum gnemon L., Kleinhovia hospita dan Trichospermum sp. Selanjutnya dari jenis-jenis ini dianyam dan menghasilkan produk anyaman seperti noken (yu), topi (way tau), koba (am) tanggu (seff) dan benang jahit. Sejauh ini belum ada upaya konservasi jenis-jenis tersebut dikarenakan jumlahnya yang masih cukup banyak dan intensitas pengambilannya yang masih rendah.
BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN SAGU (Metroxylon Sp.) OLEH SUB-ETNIS AYAMARU DI KAMPUNG SEMBARO DISTRIK AYAMARU SELATAN Fransiska Asmuruf; Jimmy F. Wanma; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol4.Iss2.100

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kearifan lokal dalam budidaya dan pemanfaatan tanaman sagu oleh sub-etnis Ayamaru di Distrik Ayamaru Selatan. Guna mendapatkan informasi, metode survei digunakan untuk melihat bentuk pengolahan dan pemanfaatan tanaman sagu dan untuk mengetahui pola pengelolaan berbasis budaya maka digunakan teknik diskusi semi struktural dengan panduan quisioner. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman sagu sangat penting dalam budaya masyarakat sehingga informasi terkait pengelolaan dan pemanfaat tanaman sagu diturunkan dalam struktur komunitas masyarakat. Terdapat dua jenis kultivar sagu yang dimanfaatkan yakni sagu ‘Akek’ dan sagu ‘Koror’ yang sama-sama merupakan jenis sagu berduri namun secara morfologi memiliki perbedaan pada diameter batang, tinggi, ukuran daun, warna empulur dan produktifitasnya. Usia ideal tanaman sagu yang diap dipanen di atas 7 tahun dan rata-rata produksi aci yang dihasilkan antara 10 hingga 15 kg.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI RIPARIAN PADA HABITAT IKAN PELANGI ARFAK (Melanotaenia arfakensis, Allen 1990) DI SUNGAI NIMBAI DAN AIMASI PRAFI MANOKWARI Duma Tato Sanda; Hans FZ. Peday; Alexander Rumatora
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss2.163

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe vegetasi riparian, struktur dan komposisinya sebagai habitat ikan pelangi arfak di sekitar sungai Nimbai and Aimasi daerah Prafi Manokwari. Data vegetasi diambil pada 8 lokasi dengan metode pengambilan data melalui desain plot sebanyak 5 di sepanjang sisi sungai Nimbai dan 3 sepanjang sisi sungai Aimasi melalui pengamatan tegakan semai, pancang, tiang dan pohon. Pada tingkatan semai dibuat plot dengan ukuran 4 m2, pancang dengan plot ukuran 25 m2, pancang dengan plot ukuran 100 m2, serta tingkat pohon dengan plot ukuran 400 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sungai Nimbai, terdapat sebaran vegetasi riparian di sisi sungai, terutama pada bangian tengah dan hulu yang mana masih dalam kondisi baik, sementara pada bagian hilir cenderung mulai mengalami perubahan yang disebabkan oleh kegiatan kelapa sawit, pertanian dan pembukaan lahan, serta pemukiman. Sebaliknya, kondisi vegetasi riparian terlihat dalam kondisi baik pada sisi sungai Aimasi. Tutupan vegetasi jenis riparian disekitar sungai Nimbai didominasi oleh tipe hutan sekunder tua, semak dan jenis rumput-rumputan. Sementara tutupan vegetasi pada sungai Aimasi dominan adalah hutan primer dan sebagian berupa hutan sekunder muda. Selanjutnya perlu adanya upaya revegetasi disekitar hutan Nimbai terutama pada daerah hilir.