Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perpindahan Panas pada Media Berpori Menggunakan Metode Elemen Hingga Ningsih, Surya; Srigutomo, Wahyu
Jurnal Saintifik Vol 4, No 2 (2018): volume 4 nomor 2 juli 2018
Publisher : Fakultas MIPA UNSULBAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v4i2.182

Abstract

Masuknya aliran panas dari bawah reservoir ke dalam medium berpori di dalamnya mempengaruhi kondisi tekanan, entalpi, dan temperatur di dalam reservoir. Hal ini terjadi karena panas mengalir dari daerah bertemperatur tinggi ke daerah bertemperatur lebih rendah. Panas mengalir melalui daerah patahan (fracture zone) yang memiliki permeabilitas dan porositas lebih tinggi dari daerah sekitarnya di dalam reservoir untuk kemudian terjadi perpindahan panas secara konduksi menuju daerah sekitarnya. Tulisan ini mensimulasikan proses perpindahan panas dengan mengamati distribusi temperatur dan aliran fluida pada medium berpori. Metode numerik yang digunakan adalah metode elemen hingga. Hasil yang ditampilkan adalah distribusi tekanan, kecepatan aliran fluida, dan distribusi temperatur dan kemudian diinterpretasikan.Kata kunci: permeabilitas, porositas, kecepatan, distribusi temperatur, metode elemen hingga.
Analisis Temperatur terhadap Konversi Tepung Jagung ke Molases pada Tahap sakarifikasi Sutrisnawati Mehora; Surya Ningsih
SAINTIFIK Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v7i1.276

Abstract

Temperature sangat mempengaruhi kosentrasi molases dalam menghidrolisis tepung jagung. Kenaikan temperature menyebabkan energy kinetic molekul meningkat. Peningkatan energi yang cukup bagi molekul reaktan akan meningkatkan laju reaksi sehingga semakin tinggi temperature konversi yang diperoleh akan semakin tinggipada temperature yang yang tidak melebihi temperature optimum enzim bekerja. Dalam menghidrolisis tepung jagung ke molases dilakukan tiga tahap yakni, gelatinase, likuifikasi, dan sakarifikasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium. Hasil penelitian ini diperoleh nilai kadar molases, massa molases, dan nilai efisiensi. Pada temperatur (40-45) oC kadar molases yang dihasilkan yakni 8,8 %, massa molases 19,33 gr, efisiensi 64%. Pada temperatur (45-50) oC kadar molases yang dihasilkan yakni 11,6 %, massa molases 25,69 gr, dan efisiensi 86%. Pada temperatur (50-55) oC kadar molases yang dihasilkan meningkat menjadi 13 %, massa molases 26,27 gr, dan efisiensi 88%. Pada temperatur (55-60) oC kadar molases lebih meningkat menjadi 14,6 %, massa molases 28,86 gr dan efisiensi 90%.. Ini artinya semakin tinggi temperatur maka kadar molases juga akan semakin bertambah. Pada temperatur rentang (40-45) oC hanya sebagian kecil molekul yang memiliki energi aktivasi yang cukup untuk bertumbukan menghasilkan reaksi, sehingga tepung jagung yang berhasil terhidrolisis lebih sedikit, sebaliknya pada temperatur (55-60) oC energi kinetik molekul naik sehingga menyebabkan peningkatan laju reaksi. Pada temperatur tersebut adalah temperatur optimum enzim gluko amilase bekerja. Hal ini bersesuaian dengan distribusi Maxwell-Boltzmann yang menyatakan bahwa reaksi akan semakin cepat dengan adanya pertambahan temperatur.
Metode Elemen Hingga Untuk Perpindahan Panas Konduksi Steady State pada Domain 2D dengan Menggunakan Elemen Segitiga Surya Ningsi
SAINTIFIK Vol 7 No 2 (2021): Saintifik
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v7i2.336

Abstract

Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas antar molekul tanpa disertai pergerakan aktual dari molekul tersebut. Tujuan utama dari analisis konduksi adalah menentukan distribusi temperatur pada medium, baik pada kasus tunak (steady state) maupun tak tunak (bergantung waktu atau transient). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah metode elemen hingga (finite element method atau FEM). Dengan metode pendekatan ini akan membentuk persamaan-persamaan numerik yang harus diselesaikan dengan cermat dan teliti untuk memperoleh hasil yang akurasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan akurasi , maka domain akan dibagi dalam beberapa bagian elemen dimana dalam setiap sudut garis elemen akan terdapat node/simpul pada jarak tertentu. Semakin banyak elemen pada sebuah benda yang dianalisis, maka tingkat akurasinya semakin bagus. Persoalan akan menjadi lebih sulit jika diselesaikan secara manual dalam penyelesaian numeriknya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penyelesaian metode numerik tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan software MATLAB. Hasil dari pemodelannya adalah distribusi temperatur. Konduktivitas panas juga divariasikan untuk mengetahui hubungan antara distribusi temperatur dengan konduktivitas panas bahan.
Optimasi Kombinasi Kulit Sukun (Activated Carbon) dengan Zeolit Alam Sebagai Adsorben Kemasan Celup dalam Mereduksi Konsentrasi Logam Besi (Fe) dan Nikel (Ni) Sampel Air Sumur Edi Ilimu; Budirman Giawa; Alimuddin Alimuddin; Dian Permana; Surya Ningsih
SAINTIFIK Vol 9 No 1 (2023): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v9i1.410

Abstract

Telah dilakukan penelitian karbon aktif kulit buah sukun yang dikombinasikan dengan zeolit alam sebagai adsorben kemasan celup untuk mereduksi konsentrasi logam besi (Fe) dan nikel (Ni) dalam air sumur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan adsorben arang aktif kulit buah sukun yang dioptimasikan dengan zeolit alam dalam mereduksi konsentrasi logam Fe dan Ni. Percobaan dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan metode variasi konsentrasi karbon aktif yang dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pada adsorpsi logam Fe, activated carbon celup dengan konsentrasi x : y, 2x : y, 5x : y, x, y secara berturut-turut mampu mengadsorpsi logam Fe sebesar 0,5844, 0,5679, 0,6092, 0,5431, 0,5761 ppm dengan daya adsorpsi setiap 1 gram adsorben selama 60 menit secara berturut-turut 0,0974, 0,0946, 0,1015, 0,1810, 0,1929. Kondisi optimum daya serap adsorben karbon aktif celup dalam mereduksi kosentrasi Fe terjadi pada komposisi 5x:y sebesar 0,6092 ppm dan daya serap setiap 1 g adsorben dengan lama perendaman 60 menit sebesar 0,1015 mg/g. Sedangkan adsorpsi logam Ni, activated carbon celup dengan konsentrasi x : y, 2x : y, 5x : y, x, y secara berturut-turut mampu mengadsorpsi logam Ni sebesar 0,9290, 0,7070, 0,7799, 0,9290, 0,9290 ppm dengan daya adsorpsi karbon aktif celup pada komposisi 2x : y, 5x : y, yaitu 0,1178, 0,1299 ppm
Rancang Bangun Sistem Pengukuran Alkohol dan Suhu Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno dalam Pembuatan Etanol dari Tepung Sagu Surya Ningsih; Bardan Bulaka
SAINTIFIK Vol 9 No 2 (2023): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v9i2.458

Abstract

Dalam proses pembuatan etanol terdapat parameter fisis yang penting untuk diukur yakni suhu dan kadar alcohol. Pengukuran ini bertujuan untuk mengukur besaran fisis menjadi besaran yang terukur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat alat ukur suhu dan kadar alcohol pada pembuatan etanol dari tepung sagu. Kegiatan ini dimulai dari rancang bangun alat ukur dengan menggunakan dua buah sensor yakni LM35 untuk sensor suhu dan MQ3 untuk sensor kadar alcohol. Kemudian pembacaan sensor ini dihubungkan ke system akusisi data menggunakan Mikrokontroler Arduino Uno dan ditampilkan pada LCD. Alat ini kemudian diuji, sebelum diuji pada bahan terlebih dahulu dilakukakan kalibrasi. Adapun kalibrasi dilakukan dua tahap. Tahap kalibrasi yang pertama adalah membandingkan hasil pembacaan nilai suhu oleh sensor LM35 dengan alat pengukur suhu digital. Tahap kalibrasi kedua adalah membandingkan hasil pembacaan nilai presentase kadar alcohol oleh sensor MQ-3 dengan alat pengukur lain yaitu alcoholmeter. Dari hasil pengukuran suhu didadapatkan selisih rata-rata 0,4 0C sedangkan untuk pengukuran kadar alcohol didapatkan selisih rata-rata 0,86%. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa sensor LM35 dapat mendeteksi perubahan suhu dengan akurat dan sensor MQ-3 dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan kadar alcohol pada cairan.
Sosialisasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di SDN Negeri 1 Pewutaa Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka Triani Triani; Syarifuddin Tundreng; Surya Ningsih; Salman Alfaris; Irda Zamrah; Pegi Oktaria
Jurnal Pengabdian Masyarakat Wadah Publikasi Cendekia Vol 2 No 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat WPC
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/jpmwpc.v2i1.567

Abstract

Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, merupakan salah satu wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Dalam dua tahun terakhir, yakni tahun 2023 dan 2024, wilayah ini mengalami beberapa kejadian gempa bumi.  Kejadian ini menunjukkan pentingnya upaya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah dasar, yang termasuk kelompok rentan dalam menghadapi bencana. Anak-anak usia sekolah dasar memerlukan perhatian khusus dalam meningkatkan kesiapsiagaan mereka menghadapi bencana. Oleh karena itu, dilakukan kegiatan sosialisasi sebagai bentuk edukasi bencana. Kegiatan sosialisasi dan simulasi mitigasi bencana gempa bumi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis kepada siswa kelas 5 dan 6 SD Negeri 1 Pewutaa, yang berjumlah 55 orang. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari dengan menggunakan metode interaktif, seperti presentasi multimedia, diskusi kelompok, dan simulasi praktik. Tahapan pelaksanaan meliputi persiapan, pemaparan materi, simulasi, dan evaluasi akhir. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 85% siswa mampu memahami dan mempraktikkan langkah-langkah mitigasi dengan baik. Namun, masih terdapat beberapa siswa yang memerlukan bimbingan tambahan. Program ini dinilai efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana, meskipun diperlukan pelaksanaan rutin untuk hasil yang lebih optimal. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model edukasi bencana yang berkelanjutan dan mampu menciptakan generasi muda yang tangguh serta masyarakat sekolah yang lebih siap menghadapi risiko bencana di masa mendatang.