Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH METODA EKSTRAKSI TERHADAP AKTIVITAS TABIR SURYA DIHITUNG SEBAGAI NILAI SPF EKSTRAK ETANOL DAUN BUNGA PUKUL EMPAT Mirabilis jalapa L Erlita Verdia Mutiara; Achmad Wildan
CENDEKIA EKSAKTA Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v5i1.3319

Abstract

World Cancer Report menyatakan bahwa radiasi UV (Ultra Violet) dari matahari merupakan penyebab 90% insidensi kanker kulit di USA. Di Indonesia, insidensi kanker kulit menempati urutan ketiga terbanyak setelah kanker leher rahim (17%) dan kanker payudara (11%). Oleh karena itu dibutuhkan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar matahari. Tabir surya alami di alam, misalnya senyawa fenolik yang terdapat dalam daun bunga pukul empat. Daun bunga pukul empat juga banyak mengandung flavonoid sebagai sumber antioksidan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas tabir surya dengan berbagai konsentrasi ekstrak yang diperoleh dari metoda ekstraksi yang berbeda dan ditetapkan menggunakan desain eksperimental laboratorium, menggunakan pelarut etanol dengan metode digesti, refluks dan sokletasi. Nilai SPF diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi ekstrak etanol daun bunga pukul empat dengan metode ekstraksi digesti, refluks dan sokletasi pada konsentrasi 300, 600, 900 µg/mL yang diukur dengan metode Spektrofotometri Visibel dan diukur pada rentang panjang gelombang 290 nm – 320 nm sampai didapatkan serapan minimal 0,05 dengan menggunakan blanko etanol p.a.Area di bawah kurva dapat dihitung dari jumlah serapan pada λn dan serapan pada λn-1 dibagi 2. Nilai log SPF dihitung dengan cara membagi jumlah seluruh area di bawah kurva (AUC) dengan selisih panjang gelombang terbesar dan terkecil kemudian dikalikan 2. Selanjutnya nilai log SPF diubah menjadi nilai SPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bunga pukul empat hasil digesti memiliki nilai rata-rata SPF tertinggi pada 900 ppm, metode digesti, refluks dan sokletasi berturut turut sebesar 24,8; 25,5 dan 26,9. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.) dapat digunakan sebagai tabir surya alami dan ada pengaruh antara metode ekstraksi digesti, refluks dan sokletasi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bunga pukul empat dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (nilai signifikansi < 0,05). Kata Kunci: metoda ekstraksi, Mirabilis jalapa, nilai spf
UJI AKTIVITAS FOTOKATALIS TIO2 DOPAN-N KOMBINASI ZEOLIT PADA PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI Achmad Wildan; Erlita Verdia Mutiara
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2701

Abstract

Titanium dioksida (TiO2) adalah  senyawa  yang sering digunakan pada proses fotokatalisis, untuk  lebih  meningkatkan aktivitas fotokatalis TiO2 dapat dilakukan dengan penambahan dopan Nitrogen dari urea, selain itu digunakan pula kombinasi TiO2 dengan suatu adsorben seperti zeolit  yang ditambahkan diharapkan dapat mencegah terjadinya rekombinasi electron-hole sehingga aktivitas fotokatalisis dalam mendegradasi senyawa organik dan mereduksi senyawa anorganik lebih efektif dan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keberadaan senyawa zeolit, serta lama penyinaran terhadap efektivitas proses fotodegradasi siprofloksasin yang terkatalisis TiO2 Dopan-N zeolit dengan adanya ion Cu(II). Penelitian menggunakan reaktor tertutup, pengaduk magnetik dan lampu tungsten sebagai sumber sinar tampak. Penelitian tersebut menunjukkan hasil terjadinya peningkatan siprofloksasin yang terdegradasi  dengan  waktu penyinaran yang semakin lama. Peningkatan ini disebabkan karena terjadinya peningkatan  jumlah radikal •OH yang dihasilkan TiO2.Variasi penambahan senyawa zeolit menunjukkan semakin besar perbandingan komposisi TiO2-N : Zeolit, fotodegradasi siprofloksasin mengalami kenaikan. Kondisi optimal pada  proses fotokatalisis yang menghasilkan fotodegradasi siprofloksasin paling efektif yaitu, larutan  50 mg/L sebanyak 25 ml, dengan waktu penyinaran 100 menit dan perbandingan TiO2-Ndan Zeolit adalah 35 : 1. Pada kondisi tersebut jumlah siprofloksasin yang mengalami fotodegradasi sebesar 85,49% dan jumlah ion Cu(II) yang mengalami proses reduksi sebesar 92,79%. Kata kunci: : Fotokatalis TiO2, Ion Tembaga, Siprofloksasin, Spektrofotometer
PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK MENGGUNAKAN FOTOKATALIS TIO2 DOPAN-N Achmad Wildan; Erlita Verdia Mutiara
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v1i1.1639

Abstract

Air limbah farmasi memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan. Air limbah tersebut dicemari oleh zat kimia organik dan anorganik. Limbah antibiotik seperti misalnya amoksisilin dapat bersama-sama dengan limbah anorganik seperti ion Cu(II) di perairan. Keberadaan ion Cu(II) dalam lingkungan dapat berasal dari pembuangan air limbah  yang berasal dari analisis bahan yang dilakukan oleh industri farmasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran dan pH larutan terhadap efektivitas proses fotodegradasi amoksisilin yang terkatalisis TiO2 Dopan-N dengan keberadaan ion Cu(II). Metode penelitian dilakukan dalam suatu reaktor tertutup yang dilengkapi dengan satu set alat pengaduk magnetik dan lampu tungsten sebagai sumber sinar tampak. Hasil kemudian dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui konsentrasi amoksisilin sisa dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) sisa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa amoksisilin yang terdegradasi meningkat dengan semakin lamanya waktu penyinaran. Peningkatan hasil fotodegradasi amoksisilin karena meningkatnya jumlah radikal •OH yang dihasilkan TiO2. Pada variasi pH larutan menunjukkan pH 5 sampai 7 efektivitas fotodegradasi amoksisilin mengalami kenaikan, kemudian mengalami penurunan pada pH 8. Kondisi reaksi yang menghasilkan proses fotodegradasi amoksisilin paling efektif yaitu pada kondisi larutan dengan pH 7 dengan waktu penyinaran 60 menit. Pada kondisi tersebut efektivitas fotodegradasi amoksisilin sebesar 32,25% dan ion Cu(II) yang tereduksi sebesar 69,13%. Kata kunci :amoksisilin, antibiotik, fotokatalis TiO2 Dopan-N, spektrofotometer serapan atom, tembaga
PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK BEKATUL YANG BERASAL DARI BEKATUL BERAS (Oryza sativa L.) Erlita Verdia Mutiara; A.A. Hesti Wulan S
Media Farmasi Indonesia Vol. 8 No. 2 (2013): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.607 KB)

Abstract

Indonesia is an agricultural country with the paddy crop as main product. The process of paddy hulling rice will yield the main product, bekatul rice and lock up as the side product. The use of bekatul rice has not been optimum in Indonesia, as it is only used as the feed for livestock and poultry. Bekatul rice has the potency as the oil source which is much used in of pharmacy and food industry as salad oil, raw material for cosmetics, health supplement. Bekatul oil contains 80 % fatty acid (oleat acid and linoleat acid). The research has the target to know the difference of n-hexane solvent, ether petroleum and chloroform against the rendemen and the quality of bekatul rice oil, and to know the type of solvent which yields rendemen and the best quality of bekatul rice oil. Bekatul rice oil was made by way of soxhletacy with n-heksan solvent, ether petroleum, and chloroform; the filtrate obtained was evaporated to obtain rough bekatul rice oil. The rough bekatul rice oil was purified by gum removing process ( de-gumming) and wax separation. The bekatul rice oil obtained was measured to know the rendemen and the quality of bekatul rice oil, quality test of bekatul rice oil included the physical test of pH and bias index as well as chemical test that indicated peroxide number test and acid number test. The result of the rendemen and the bekatul rice quality (afractive index, peroxide number and acid number) showed a significant difference on the n-hexane solvent which produced rendemen and the best quality of bekatul rice oil. Based on the research, it can be concluaded that the difference in the type of solvent can influence the rendemen and the quality of bekatul rice oil on n-hexane solvent witch produced rendemen and the best quality of bekatul rice oil.