Etika Purnama Sari
Akademi Keperawatan Adi Husada

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERBEDAAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DAN NON HORMONAL PADA WANITA USIA SUBUR Etika Purnama Sari
Adi Husada Nursing Journal Vol 3 No 2 (2017): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.859 KB)

Abstract

ABSTRAKPenggunaan kontrasepsi hormonal dan non hormonal akan menimbulkan efek samping. Efek samping yang sering yaitu kenaikan berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan Indeks Massa tubuh dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal pada wanita usia subur. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan jenis komparasi. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu Indeks Massa Tubuh (IMT), Jumlah sampel 46 wanita usia subur di RT 1-4 Kelurahan Kapasan Kecamatan Simokerto dengan kelompok kontrasepsi hormonal 23 responden dan non hormonal 23 responden. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan responden. Hasil yang didapatkan dari pengguna kontrasepsi hormonal mengalami kelebihan berat badan sebesar 65%, obesitas 3% sedangkan untuk pengguna kontrasepsi non hormonal mengalami kelebihan berat badan sebesar 13% dan berat badan normal sebesar 87%. Berdasarkan Uji Mann Whitney didapatkan nilai p-value = 0,000 lebih rendah dari nilai signifikasi (α<0,05). Membuktikan bahwa ada perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada wanita usia subur yang menggunakan kontrasepsi hormonal dan non hormonal. Kesimpulan dari hasil tersebut responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal mengalami peningkatan berat badan lebih besar dibanding responden yang menggunakan kontrasepsi non hormonal, karena penambahan hormone dapat merangsang peningkatan nafsu makan pada hipotalamus. Hal tersebut dapat dikendalikan dengan olahraga, diet sehat, mengontrol nafsu makan dan rutin mengukur berat badan setiap bulan. Kata kunci : Kontrasepsi, Hormonal, Indeks massa tubuh ABSTRACTThe use of hormonal and non hormonal contraceptives will cause side effects. Common side effects were weight gain and Body Mass Index (BMI). The purpose of this study to determine the differences in body mass index with the use of hormonal and non hormonal contraceptives in women of childbearing age. The research used was analytic with comparative design. The sampling technique used simple random sampling. This variables of this reasearch was Body Mass Index (IMT), the respondent were 46 reproductive women age in RT 1-4 Kelurahan Kapasan District Simokerto with hormonal contraceptive group 23 respondents and non hormonal 23 respondents. This study was conducted by measuring the height and weight of respondents. The results obtained from hormonal contraceptive users were overweight by 65%, obesity 3% while for non hormonal contraceptive users 13% overweight and 87% normal weight. Based on Mann Whitney's test, p-value = 0.000 is lower than significance value (α <0,05). So there was a difference in Body Mass Index (BMI) in reproductive women age who use hormonal and non hormonal contraceptives. Conclusions from the results of the respondents who use hormonal contraceptive weight gain greater than respondents who use non hormonal contraceptives, because the addition of hormones can stimulate increased appetite in the hypothalamus. It can be controlled with exercise, healthy diet, appetite control and regular weight-checking every month. Keywords: Contraception, Hormonal, Body mass index DAFTAR PUSTAKA 1. BKKBN. (2015). Laporan pelayanan kontrasepsi. Jakarta: direktorat pelaporan dan statistik.2. Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.3. Hartiti. (2007). kadar trigliserid pada pemakaian depomedroksi progesteron acetat peserta kb di wilayah jatisari, 86.4. Saifuddin, Bari, Abdul et al. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo5. Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG UPAYA PREVENTIF PENYAKIT ISPA PADA BALITA MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) Etika Purnama Sari
Adi Husada Nursing Journal Vol 2 No 2 (2016): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.007 KB)

Abstract

Balita mudah terkena penyakit ISPA karena tubuh balita masih rentan terhadap penyakit infeksi. Banyak ibu yang tidak tahu tentang pencegahan penyakit ISPA. Metode FGD (focus group discussion) dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Desain penelitian adalah pra eksperimental one group pra post test design. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki balita di wilayah RT 3 RW 1 Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran sebanyak 13 orang. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat signifikansi α<0,05, didapatkan nilai p=0,002 yang berarti ada peningkatan pengetahuan ibu melalui FGD. Adanya peningkatan dikarenakan faktor pendidikan, usia, pengalaman serta proses diskusi dalam FGD. Bagi para ibu harus tetap mengakses informasi tentang preventif ISPA dalam berbagai media. Kata kunci: Focus Grup Discussion, Pengetahuan, ISPA ABSTRACT Children with age 12-60 months are susceptible to ISPA due to their body was still susceptible to infectious diseases. Many mother do not know about the prevention of ISPA. FGD (focus group discussion) can be used to increase their knowledge. The aim of this study is to explain the increasing mother’s knowledge through the FGD. The study design was a pre-experimental one-group pre-post test design. The variables studied were the level of mother’s knowledge. The samples used were mothers with babies aged 12-60 months as many as 30 people. Data was collected by questioner. Based on the test results of the Wilcoxon Sign Rank Test with a significance level of α<0,05, p value = p=0,002 which means there is the increasing mother’s knowledge through the FGD. The increasing knowledge due to factors of education, age, experience, and the discussion process in the FGD. For mother must still access information about preventive ISPA in a variety of media. Keywords: Focus Grup Discussion, knowledge, ISPA DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>
STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Etika Purnama Sari
Adi Husada Nursing Journal Vol 4 No 2 (2018): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.953 KB) | DOI: 10.37036/ahnj.v4i2.121

Abstract

ABSTRAK Kekurangan kebutuhan gizi pada masa anak-anak selain akan menyebabkan gangguan pada pertumbuhan jasmaninya juga akan menyebabkan gangguan perkembangan anak. Anak yang menderita kurang gizi tubuhnya tidak akan mencapai tinggi yang seharusnya, serta jaringan-jaringan otot yang kurang berkembang. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan hubungan status gizi dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK Al-Muthmainnah. Desain penelitian ini non-eksperimen dengan metode korelasi dan pendekatan cross sectional. Tehnik sampling menggunakan simple random sampling. Besar sampel 32 responden dari 35 populasi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Dilakukan uji statistik menggunakan SPSS yaitu uji spearmen menunjukan bahwa p=0.00< α (0.05), dimana HO di tolak dan H1 diterima yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan anak usia prasekolah di TK Al-Muthmainnah Surabaya, hal ini di karenakan bahwa ketika status gizi seorang anak itu baik maka fungsi syaraf otak anak juga akan baik begitu juga sebaliknya dan berdampak pada perkembangan yang sesuai. Disarankan dilakukan promosi kesehatan tentang pentingnya statu gizi dan anak diajak melakukan skrining perkembangan, check up kesehatan untuk mengetahui faktor kesehatannya, dan diberikan stimulasi atau dorongan supaya anak lebih bersemangat untuk terus berkembang. Kata Kunci: Status Gizi, Perkembangan, Prasekolah ABSTRACT Lack of nutritional needs in childhood will result in disruption to physical growth and will also cause developmental disruption. Children who suffer from malnutrition of the body will not reach a high inhibit, nor will its development will deviate from the frozen ones. The purpose of this study was to explain the nutritional relationship status with the development of preschool life in Al-Muthmainnah Kindergarten. The design of this research is non-ignition using cross sectional approach. The sampling technique uses simple random sampling. Sample size was 32 respondents. Data collection using behavioral and Pre-Screening Developments. Statistical test using SPSS, spearman test showed that p = 0,00 (α = 0,05), where HO was rejected and H1 was acceptable there was a significant correlation between nutritional status with preschool child labor in TK Al-Muthmainnah Surabaya , this is because that the good child's nutritional compilation status then the brain neural function of children will also be good and vice versa on the appropriate development. Conduct health counseling on nutritional status issues and regularly screen for child progression, check health for health factors, and stimulate children to develop according to their age. Keywords: Nutrition Status, Development, Preschool
KOMPARASI KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DENGAN IBU YANG BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA Etika Purnama Sari
Adi Husada Nursing Journal Vol 1 No 2 (2015): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.062 KB) | DOI: 10.37036/ahnj.v1i2.16

Abstract

ABSTRAKKelengkapan pemberian imunisasi dasar perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua terutama para ibu yang bekerja ataupun yang tidak bekerja. Peran ibu sangat mempengaruhi tercapainya kelengkapan imunisasi dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan perbedaan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Desain penelitian adalah komparasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti adalah kelengkapan imunisasi dasar. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki bayi usia 9-12 bulan sebanyak 30 orang. Pengambilan data digunakan dengan observasi status imunisasi pada KMS. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney U Test didapatkan nilai p=0.133 (α<0.05) yang berarti tidak ada perbedaan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dengan ibu yang tidak bekerja dan tidak bekerja. Tidak adanya perbedaan dikarenakan pada kelompok ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja sebagian berpendidikan tinggi. Bagi para ibu harus tetap memiliki tanggung jawab untuk kelengkapan imunisasi bayinya.Kata kunci: imunisasi, ibu, bekerjaABSTRACTCompleteness of basic immunization needs special attention from parents, especially working mothers or were not working. The role of the mother greatly affect the achievement of complete basic immunization. The aim of this study is to explain the differences completeness of basic immunization in infants between mothers working and not working. The study design was comparative with cross-sectional approach. The variables were the completeness of basic immunization. The samples used were mothers with babies aged 9-12 months as many as 30 people. Data was collected by the observation immunization status at KMS. Based on the test results of the Mann Whitney U Test p=0.133 (α<0.05) which means there is no difference in the completeness of basic immunization in infants with mothers who are not working and not working. No difference because the group of the mothers who work and who do not work most highly educated. For the mother must continue to have responsibility for the completeness of infant immunization.Keywords: immunization, mother, work DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>
PENINGKATAN MOTIVASI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH MELALUI COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY (CBT) Etika Purnama Sari
Adi Husada Nursing Journal Vol 1 No 1 (2015): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKes Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.669 KB) | DOI: 10.37036/ahnj.v1i1.6

Abstract

Many children didn’t like to consume vegetables and fruit, they consumed it in value standard below from WHO. The aim from this study explained the increasing motivation within consume vegetables and fruits through Cognitive Behaviour Therapy (CBT). The study design was quasy experiment with prepost control group design. The variables studied were motivation within consume vegetables and fruits. The samples obtained were 27 respondents for intervention group and 28 respondents for control group using purposive sampling. Collecting data includes demographic data and motivation data with questionnaire. Based on Mann Whitney U Test, p value for pretest between intervention and control group was 0,495 with α=0,05 it means that there wasn’t different in motivation consume vegetables and fruit, but for posttest p value was 0,029 it means that there was different in motivation. Based on mean value, there was increasing value for intervention group from 29,30 to 31,91 it means that CBT could increasing motivation to concume vegetables and fruits in children. The increasing motivation could happen because CBT changes the irrational thinking or negative thinking about vegetables and fruit to rational thinking or positive thinking. CBT could be an alternative method to motivate children to consume vegetables and fruits. Banyak anak-anak tidak suka mengkonsumsi sayur dan buah sehingga menunjukkan angka dibawah standar WHO. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang peningkatan motivasi konsumsi sayur dan buah melalui Cognitive Behaviour Therapy (CBT). Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experiment dengan kelompok kontrol pre-post. Variabel yang diteliti adalah motivasi dalam mengkonsumsi sayur dan buah. Sampel yang digunakan terdapat 27 responden untuk kelompok perlakuan dan 28 reponden untuk kelompok kontrol dengan menggunakan purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner demografi dan motivasi. Berdasarkan hasil tes Mann Whitney U dengan signifikansi p=0,05 didapatkan nilai p=0,495 pada pretest antara kelompok kontrol dan perlakuan, sehingga tidak terdapat perbedaan motivasi sedangkan pada hasil posttest kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan p= 0,029 sehingga terdapat perbedaan dan dan terdapat peningkatan mean value pada kelompok kontrol dari 29,30 menjadi 31,91. Hal tersebut membuktikan bahwa CBT mempengaruhi motivasi anak-anak dalam mengkonsumsi sayur dan buah. Peningkatan motivasi terjadi karena CBT dapat mengubah pemikiran irasional dan negatif terhadap sayur dan buah menjadi lebih rasional dan positif. CBT dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam meningkatkan motivasi anak untuk mengkonsumsi sayur dan buah. DOWNLOAD FULL TEXT PDF >>