Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI (AIR SUSU IBU) TERHADAP PERTUMBUHANANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I kadek ayu suarmini; Indrie Lutfiana; Semi .; Desi Fitriani; Sri Suryati
MIDWINERSLION : Jurnal Kesehatan STIKes Buleleng Vol. 5 No. 1 (2020): Midwinerslion Jurnal Kesehatan STIKES Buleleng
Publisher : STIKes Buleleng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52073/midwinerslion.v5i1.138

Abstract

The growth and development of children of Todler's age is largely determined by the amount of breast milk obtained, including energy and other nutrients contained in the milk. ASI has various benefits that are good for the growth and development of children and can also reduce the risk of acute and chronic diseases (Chris Suhud, 2013). Where mother's milk (ASI) is the best food that is needed by children to grow and develop. (MOH, 2010). The purpose of this study is to determine the relationship of giving breastmilk ASI to the growth of children aged 1-3 years in the work area of ​​Sukasada I health center.The design of this study uses the research design used in this study is observational with a case control approach. The sample in this study were 38 respondents. The independent variable is the provision of breastfeeding and the dependent variable is the growth of children aged 1-3 years. The data in this study was taken by filling out the questionnaire.Judging from the results of the bivariate analysis using chi square it was found that the value of p 0,000. This result is significant with a p value of less than 0.05, so the hypothesis is answered that there is a relationship between the duration of breastfeeding and the growth of children aged 1-3 years in the Puskesmas Sukasada I. Giving ASI is an important factor for the growth of children. ASI is a nutritional intake that is in accordance with the needs that will help the growth and development of children. Infants who get enough breast milk means they have good nutrition.
Analysis of the Relationship Between Resilience and Stress Levels Among University Employees Febrianti, Dwinara; Lia Fitriyanti; Sri Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i2.2889

Abstract

Stres di tempat kerja merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh karyawan, termasuk di sektor pendidikan. Sedangkan Resiliensi, yang didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk bangkit kembali dan beradaptasi dalam menghadapi situasi stres atau krisis, telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam mengelola stres kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Resiliensi Terhadap Tingkat Stress Kerja Pada Karyawan Universitas Mohammad Husni Thamrin. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian yaitu karyawan Universitas Mohammad Husni Thamrin, sebanyak 104 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan responden yang terlibat mayoritas berumur 46-55 tahun sebanyak 38 orang (36,5%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 67 orang (64,4%), berasal dari Fakultas Kesehatan sebanyak 51 orang (49%), mayoritas dari luar program studi sebanyak 32 orang (30,8%) dan sebagai karyawan tetap sebesar 84 orang (80,8%), memiliki resiliensi tinggi sebesar 60 orang (57,7%), tingkat stress nya berada ada rentang normal sebesar 61 orang (58,7%). Hasil Analisis menunjukan dengan korelasi Spearman Rank, diperoleh nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar –0,243 dengan nilai signifikansi p = 0,013 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara resiliensi dengan tingkat stres karyawan.Arah hubungan negatif berarti bahwa semakin tinggi resiliensi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah tingkat stres yang dialaminya, dengan nilai ρ = –0,243, kekuatan hubungan termasuk dalam kategori lemah. Rekomendasi perlunya edukasi untuk pencegahan dampak lebih lanjut dari tingkat stress karyawan.
Analysis of the Relationship Between Resilience and Stress Levels Among University Employees Febrianti, Dwinara; Lia Fitriyanti; Sri Suryati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i2.2889

Abstract

Stres di tempat kerja merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh karyawan, termasuk di sektor pendidikan. Sedangkan Resiliensi, yang didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk bangkit kembali dan beradaptasi dalam menghadapi situasi stres atau krisis, telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam mengelola stres kerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Resiliensi Terhadap Tingkat Stress Kerja Pada Karyawan Universitas Mohammad Husni Thamrin. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian yaitu karyawan Universitas Mohammad Husni Thamrin, sebanyak 104 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan responden yang terlibat mayoritas berumur 46-55 tahun sebanyak 38 orang (36,5%), berjenis kelamin perempuan sebanyak 67 orang (64,4%), berasal dari Fakultas Kesehatan sebanyak 51 orang (49%), mayoritas dari luar program studi sebanyak 32 orang (30,8%) dan sebagai karyawan tetap sebesar 84 orang (80,8%), memiliki resiliensi tinggi sebesar 60 orang (57,7%), tingkat stress nya berada ada rentang normal sebesar 61 orang (58,7%). Hasil Analisis menunjukan dengan korelasi Spearman Rank, diperoleh nilai koefisien korelasi (ρ) sebesar –0,243 dengan nilai signifikansi p = 0,013 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara resiliensi dengan tingkat stres karyawan.Arah hubungan negatif berarti bahwa semakin tinggi resiliensi yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah tingkat stres yang dialaminya, dengan nilai ρ = –0,243, kekuatan hubungan termasuk dalam kategori lemah. Rekomendasi perlunya edukasi untuk pencegahan dampak lebih lanjut dari tingkat stress karyawan.