Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMASYARAKATAN PANGAN NON BERAS PADA MASYARAKAT LINGKAR KAMPUS DI KELURAHAN PASIR KUDA DAN PASIR JAYA KECAMATAN BOGOR BARAT Wida Pradiana; Ida Nuraeni; Ait Maryani
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 3 No 1 (2008)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.466 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v3i1.242

Abstract

Di Indonesia, padi merupakan bahan makanan pokok yang mewarnai perekonomian diPedesaan. Kenaikan permintaan akan beras, dipacu oleh pertumbuhan penduduk tanpadiimbangi oleh perluasan areal yang memadai, telah mendorong dicanangkannya berbagaiprogram penganekaragaman pangan non beras sebagai pengganti bahan makanan pokok.Jagung dan ubi kayu merupakan tanaman pangan yang dapat menggantikan beras sebagaibahan makanan pokok. Jagung yang baru panen dalam bentuk butiran mengandung 307 kal per100 gr bahan, sedangkan yang sudah disimpan 355 kal, sementara ubi kayu yang berwarnaputih mengandung 146 kalori dan 157 kal untuk setiap 100 gr bahan, maka kedua jenis bahantersebut dapat menjadi subtitusi/pengganti beras yang mengandung energi 360 kal per 100 grbahannya. Hanya untuk penggunaan ubi kayu diperlukan ± 2 kali lipat.Tujuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana proseskomunikasi inovasi tersebut berlangsung dan bagaimana respon masyarakat terhadap inovasiyang disebarluaskan, sehingga dapat menimbulkan beberapa kecendrungan dalam melakukanpenerimaan terhadap inovasi, melalui penelusuran beberapa komponen komunikasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Respon masyarakat teradap penyebar-luasan(diseminasi) informasi pangan non beras cukup baik, hal ini dibuktikan dari perhatianmasyarakat terhadap kegiatan ini yaitu tingkat kehadiran (100%), antusias bertanya (76,92%),dan mencicipi pangan yang disajikan (100%). Namun jika ditinjau dari minat dan keinginanmasyarakat untuk menggantikan nasi sebagai bahan makanan pokok, kebanyakan masyarakat(86.66%) belum bisa menerimanya, 2) Saluran yang sangat efektif dalam penyebarluasaninformasi ini adalah saluran interpersonal baik dengan kunjungan rumah (87%) maupunmelalui media (70%), 3). efek komunikasi yang ditimbulkan dari pemasyarakatan pangan nonberas adalah sebanyak 4 orang responden mau menerima dan melaksanakan, namun sebanyak26 orang menolak menggantikan makanan pokoknya dengan pangan non beras. sedangkan 28orang responden mau menerima informasi mengenai hal ini tetapi tidak untukmelaksanakannya.
MODEL KOMUNIKASI EFEKTIF PADA PEMASYARAKATAN PANGAN NON BERAS DI KELURAHAN PASIR KUDA DAN KELURAHAN PASIR JAYA KECAMATAN BOGOR BARAT Wida Pradiana
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 4 No 1 (2009)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.957 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v4i1.279

Abstract

Kenaikan permintaan akan beras, dipacu oleh pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi oleh perluasan areal yang memadai, telah mendorong dicanangkannya berbagai program penganekaragaman pangan non beras sebagai pengganti bahan makanan pokok. Dalam proses penyebarannya diperlukan teknik-teknik berkomunikasi yang efektif agar inovasi yang didiseminasikan dapat diterima oleh sasaran. Komunikasi merupakan suatu proses yang dinamis dan melibatkan banyak unsur atau faktor, kaitan antara unsur/faktor dengan unsur/faktor lainnya dapat bersifat struktural atau fungsional. Struktur menunjuk pada tatanan kedudukan dan garis hubungan antara satu unsur/faktor dengan unsur/faktor lainnya, sedangkan fungsional menunjuk pada tugas dan peran dari setiap unsur/faktor dalam sebuah sistem. Melalui model, kita akan dapat memahami secara mudah dan komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari unsur-unsur/faktor yang terlibat dalam proses komunikasi. Tujuan penelitian ini adalah merancang model komunikasi yang efektif dalam pemasyarakatan pangan non beras, melalui penelusuran beberapa komponen komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model komunikasi yang paling efektif dalam pemasyarakatan pangan non beras di Kelurahan Pasir Kuda dan Kelurahan Pasir Jaya adalah kombinasi Model Komunikasi S-R (Stimulus-Response) dan Model Komunikasi bertahap dua (Two step flow model of communication) dari Katz dan Lazarsfeld. Hal ini disesuaikan dengan jenis inovasinya yang sulit mereka terima karena faktor kebiasaan menjadi penentu. Respon masyarakat teradap penyebarluasan (diseminasi) informasi pangan non beras cukup baik, hal ini dibuktikan dari perhatian masyarakat terhadap kegiatan ini yaitu tingkat kehadiran (100%), antusias bertanya (76,92%), dan mencicipi pangan yang disajikan (100%).