Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI PENYULUHAN PERTANIAN DI STPP BOGOR Yoyon Haryanto; Soesilo Wibowo; Lukman Effendy
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 8 No 2 (2013)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.029 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v8i2.306

Abstract

Professional certification of agricultural extension workers than can be done through assessment. Competency assessment test can also be carried out through the professional education program. Professional education for agricultural extension officers was possible organized by STPP remember three things: (a) STPP is a college official, who can organize professional education in accordance with law number 20 of 2003 on national education system; (b) Agricultural extension college as the government regulation number 14 of 2010 can be transferred as a extension college official with professional education program after the Bachelor program or Diploma; and (c) Profession agricultural extension, made possible after the issuance of law number 16 of 2006 on agricultural extension system fisheries and forestry. The research goal is to identify the weaknesses, strengths, opportunities and challenges faced in the implementation of STPP and professional education counseling and determine appropriate strategies in agricultural extension education profession by STPP. This study used SWOT analysis approach. Number of samples for alumni and policy makers in the area as many as 152 people and 17 persons from the faculty so that the total number of respondents was 169 people. Based on the results of this research is that the operational activities that will be implemented should optimally utilize the entire power of the STPP and transformation process to achieve a distinctive competence and operational objectives STPP. A very useful indicator ideate operational strategy are: (a) Commitment to existing activities within the scope of STPP; (b) Conditions STPP current and planned ; (c) Transformation of the activities of the organization that is able to transform inputs into value-added output; and (d) Distinctive competence is owned STPP specific capabilities to generate added value through a transformational process and support the overall goals of STPP. Conclusion This is a strategy for organizing fieldwork education Professional Studies Program Strategy Agricultural Extension is SO (StrengthOpportunities).
Pemetaan Pengaliran Presipitasi Daerah Aliran Sungai Cisadane di Kabupaten Bogor Berdasarkan Topografi Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Gina Muthia Pasya; Intan Kusuma Wardani; Soesilo Wibowo; Mulyanto Darmawan
JURNAL TRITON Vol 16 No 2 (2025): JURNAL TRITON (Issue in Progress)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i2.1367

Abstract

Air merupakan kebutuhan utama dalam budidaya pertanian, sehingga diperlukan perencanaan dan pengelolaan yang optimal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah pemetaan arah aliran sungai sebagai dasar perancangan jaringan irigasi. Penelitian dilaksanakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane melingkupi Sub DAS Cianten, Cisadane Hulu, dan Cisadane Tengah yang terletak di Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian adalah memetakan kondisi topografi, kontur curah hujan, penggunaan lahan, dan analisis arah aliran sungai. Data sekunder penelitian meliputi data topografi, curah hujan, dan penggunaan lahan yang masing-masing berasal dari Digital Elevation Model (DEM), Shuttle Radar Topography Mission (SRTM), BMKG, dan ESRI. DAS Cisadane membentang dari pegunungan di bagian Selatan ke arah Utara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemiringan lereng didominasi oleh kemiringan lereng 8-15%, seluas 31,695 ha dengan persentase 29,37%. Curah hujan tahunan sebesar 2.500-3.000 mm/tahun yang termasuk klasifikasi sedang dengan persentase 85,38%. Berdasarkan penggunaan lahan, pada bagian utara dan timur yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Tajurhalang, dan Kemang didominasi oleh daerah pembangunan dan perkebunan, sedangkan bagian selatan dan barat yaitu Kecamatan Pamijahan, Nanggung, Suka Jaya, dan Leuwisadeng didominasi hutan dengan persentase 48,41%. Hasil analisis arah aliran air menunjukkan bahwa air mengalir dari selatan ke utara. Oleh karena itu, dapat ditentukan arah aliran DAS Cisadane sebagai dasar pendugaan awal lokasi embung dan rancangan jaringan irigasi.