Rizqika Arisendy
Universitas Negeri Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Pada Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor di SMK Krian 2 Sidoarjo Rizqika Arisendy; Durinta Puspasari
Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP) Vol 9 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1515.008 KB) | DOI: 10.26740/jpap.v9n1.p211-223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Memahami Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 3 siswa sebagai sumber wawancara, dan 2 siswa sebagai sumber triangulasi. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik uji validasi menggunakan triangulasi. Analisis mekanis data yang digunakan oleh peneliti dalam analisis model data Miles dan Huberman yang terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, tampilan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dalam Kompetensi Dasar Pemahaman Komunikasi Kantor kelas X OTKP 2 di SMK Krian 2 Sidoarjo mendapat respon positif dari siswa. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami. Hal ini disebabkan situasi yang terjadi pada aktivitas belajar yang optimal dan kreatif dan tidak motonous situasi tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan guru dan berinteraksi dengan siswa. Sehingga dalam proses pembelajaran bisa lebih cepat rasa nyaman dan senang dalam mengikuti proses belajar sehingga materi yang diberikan lebih mudah dipahami.