Leksmono Suryo Putranto
Universitas Tarumanagara

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH LAYANAN PESAN MAKANAN ONLINE TERHADAP PERJALANAN BERBASIS RUMAH DAN BERBASIS TEMPAT AKTIVITAS Vincentius Vincentius; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8391

Abstract

Transportation is the movement of people or goods using equipment or vehicles to and from geographically separated places. The development of technology in Indonesia affects daily lifestyles, such as the existence of the internet, so that Indonesian people can now access various information quickly and easily. With the existence of an online food ordering service, it is easier for people to order food without having to go out or travel. This can affect the number of people who travel out to buy food. This study was conducted to determine what factors play a role in a person's decision to order online and find out whether online food ordering has a direct effect on trips to buy food directly by the public, and to find out the comparison of online food order services. The data for this research is collected through online questionnaires. This research will use the One-Sample T-test Test Method. From the results of the study found that service and trust are two influential factors in determining someone's decision to order food online, and respondents choose GrabFood application better in service. ABSTRAKTransportasi adalah perpindahan orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat yang terpisah secara geografis. Perkembangan teknologi yang ada di Indonesia mempengaruhi gaya hidup sehari hari seperti dengan adanya internet, sehingga masyarakat Indonesia kini dapat mengakses berbagai informasi dengan cepat dan mudah. Dengan adanya layanan pesan makanan online masyarakat lebih mudah memesan makanan tanpa harus keluar atau berpergian. Hal ini dapat mempengaruhi jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan keluar untuk membeli makanan. Penelitian ini dilakukan mengetahui faktor apa saja yang berperan dalam keputusan seseorang melakukan pesan online dan mengetahui apakah pesan makanan online berpengaruh secara langsung terhadap perjalanan membeli makanan langsung yang dilakukan masyarakat, dan untuk mengetahui perbandingan layanan pesanan makanan online. Data untuk penelitian didapatkan melalui kuesioner online. Penelitian ini akan menggunakan Metode Uji One Sample T-test. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pelayanan dan kepercayaan adalah dua faktor yang kuat dalam penentuan keputusan seseorang melakukan pesan makanan online dan responden memilih aplikasi GrabFood lebih baik dalam pelayanan.
ANALISIS PENGARUH PENCARIAN SENSASI DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PILIHAN KECEPATAN SAAT MENGEMUDI DI JABODETABEK Alfredo Samuel; Widodo Kushartomo; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 1, Februari 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.10381

Abstract

Speed is the amount that indicates the distance traveled by the vehicle divided by the time traveled. Sensation-seeking and locus of control play an important role when humans choose speed options while driving. Sensation seeking is a personality tra feature expressed in search of new, varied, complex experiences and intense accompanied by a willingness to take risks in order to feel the experience. Meanwhile, the locus of control is the belief that the individual has about the causes that occur in the life of the individual. This study was conducted to find out how much influence sensation seeking as well as locus of control on a person's driving speed choices and know how much locus of control affects a person when looking for sensation. Data for the study was obtained through an online questionnaire. This research will use Structural Equation Modeling Method or SEM. The results of the study found that sensation seeking is a factor that greatly influences a person's speed choice of 65.61%, while the locus of control is a factor that slightly affects a person's speed choice of 1.64%. In addition, the locus of control is quite affecting a person when looking for sensations which is 23.04%.ABSTRAKKecepatan adalah besaran yang menunjukan jarak yang ditempuh kendaraan dibagi waktu yang ditempuh. Pencarian sensasi dan locus of control mempunyai peran penting ketika manusia memilih pilihan kecepatan saat mengemudi. Pencarian sensasi adalah ciri kepribadian yang diekspresikan dalam hal untuk mencari pengalaman baru, bervariasi, kompleks dan intens yang disertai kemauan untuk mengambil risiko agar merasakan pengalaman tersebut. Sedangkan, locus of control adalah keyakinan yang dimiliki individu mengenai penyebab yang terjadi di kehidupan individu tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pencarian sensasi serta locus of control terhadap pilihan kecepatan mengemudi seseorang dan mengetahui seberapa besar locus of control mempengaruhi seseorang ketika mencari sensasi. Data untuk penelitian didapatkan melalui kuesioner online. Penelitian ini akan menggunakan Metode Structural Equation Modeling atau SEM. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pencarian sensasi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pilihan kecepataan seseorang yaitu sebesar 65,61%, sedangkan locus of control merupakan faktor yang sedikit mempengaruhi pilihan kecepatan seseorang yaitu sebesar 1,64%. Selain itu, locus of control cukup mempengaruhi seseorang ketika ingin mencari sensasi yaitu sebesar 23,04%.
KARAKTERISTIK PERILAKU BEKERJA DARI RUMAH SELAMA PANDEMI COVID-19 TERHADAP FREKUENSI PERJALANAN SEHARI-HARI Rudy Suko Haryanto; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 1, Februari 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.10510

Abstract

During this pandemic, the government enforced PSBB so that the majority of office workers were required to do work from home (work from home). However, there are still many problems with people who can do their work from home and people who have to come to their place of work. Therefore this study aims to determine the frequency of trips of the Jabodetabek community based on the trips they took during PSBB period which was enforced by the government. This research was conducted online by distributing online questionnaires to people who live in Jabodetabek and who are already working. Processing data analysis using the help of the Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) application. Based on the processed data, the results are, there is no significant difference between respondents who do work from home and not. Based on the characteristics table during PSBB, respondents who work from home tend to meet clients via video call compared to respondents who do not work from. home. Based on the characteristics table before PSBB, respondents who work from home tend to be stuck in traffic when leaving or coming home from work compared to respondents who do not work from home.ABSTRAKDimasa pandemi ini, pemerintah memberlakukan PSBB sehingga mayoritas pekerja kantoran diwajibkan untuk melakukan pekerjaan dari rumah (work from home). Akan tetapi masih terdapat banyak masalah pada orang-orang yang bisa melakukan pekerjaannya dari rumah dan orang yang harus datang ke tempat mereka bekerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi perjalanan masyarak jabodetabek berdasarkan perjalanan yang mereka lakukan saat masa PSBB yang diberlakukan oleh Pemerintah. Penelitian ini dilakukan secara online dengan menyebarkan kuesioner online kepada orang-orang yang berdomisili di jabodetabek dan yang sudah bekerja. Pengolahan analisis data menggunakan bantuan aplikasi Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Berdasarkan data yang sudah diolah didapatkan hasil yaitu, Berdasarkan tabel karakteristik saat PSBB,responden yang melakukan work from home cenderung bertemu client via video call di banding responden yang tidak melakukan work from home. Berdasarkan tabel karakteristik sebelum PSBB responden yang melakukan work from home cenderung terjebak kemacetan saat berangkat atau pulang kerja di bandingkan responden yang tidak melakukan work from home.
KARAKTERISTIK TRANSPORTASI SAAT LIBURAN HARI RAYA IDUL FITRI PADA RESPONDEN DI JABODETABEK YANG MASIH MEMILIKI ORANG TUA Michael Lyseptiano; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3419

Abstract

Sebagai negara dengan presentase penduduk Muslim yang tinggi, di Indonesia liburan panjang Idul Fitri melibatkan jutaan perjalanan yang dilakukan. Beberapa tahun belakangan ini, mudik menjadi satu fenomena sosial keagamaan yang menarik untuk diperbincangkan, karena telah menjadi fenomenal di lingkungan masyarakat Indonesia. Mudik umumnya dikenal sebagai salah satu tradisi di Idul Fitri yang merupakan kegiatan pulang kampung dari suatu tempat ke kota kelahiran mereka. Fenomena ini dipahami sebagai hari libur masal masyarakat. Tidak hanya Muslim yang pulang kampung pada hari liburan Idul Fitri namun juga digunakan oleh non-Muslim untuk berlibur bersama keluarga. Oleh karena itu, besarnya orang yang bepergian pada masa ini biasanya sangat luar biasa. Suasana mudik dapat dilihat dari tingginya volume lalu lintas kendaraan, bus antarkota, dll pada jalan raya. Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik transportasi saat liburan hari raya Idul Fitri pada responden di Jabodetabek yang masih memiliki orang tua. Sebagai alasan utama untuk jumlah besar orang-orang yang bepergian untuk melakukan perjalanan kepada mereka yang kedua orang tuanya masih hidup. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis selisih rataan (T-Test) dan tabel silang untuk melihat perbedaan signifikan pada karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, agama, pekerjaan, tempat tinggal, tempat tujuan, waktu tempuh, waktu berangkat, waktu balik, lama pulang kampung, dan pemilihan moda transportasi.
PEMAHAMAN MASYARAKAT DAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT Leonard Henry; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.7016

Abstract

There are still many people who prefer to use private vehicles than to use public transportation. One way to reduce people's dependence on the use of private motorized vehicles is by applying the concept of Transit Oriented Development (TOD). But the application of the existing TOD concept is still not accordance with the actual concept so that the benefits of the TOD concept cannot optimally gained. Therefore, this study tries to review the level of understanding of students (Civil Engineering, Architecture, and Regional and City Planning), academics (Civil Engineering, Architecture, and Regional and City Planning), and regulators of the TOD concept. This research was conducted using a questionnaire consisting of open questions and questions with a likert scale. Data were analyzed using the one-sample t test method on likert scale questions to find out respondents 'understanding of the TOD concept and paired sample test methods to determine the consistency of respondents' understanding of open questions and likert scale questions. Based on the results of the study, it was found that student respondents had the lowest understanding of the TOD concept. While the academic respondents and regulator respondents have a fairly good understanding of the TOD concept.AbstrakMasih banyak masyarakat yang lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan transportasi umum. Salah satu cara mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor pribadi dengan menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD). Tetapi penerapan konsep TOD yang ada saat ini masih ada yang kurang sesuai dengan konsep sesungguhnya sehingga manfaat dari konsep TOD tidak dapat dirasakan secara maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk meninjau tingkat pemahaman mahasiswa (Teknik Sipil, Arsitektur, dan Perencanaan Wilayah dan Kota), akademisi (Teknik Sipil, Arsitektur, dan Perencanaan Wilayah dan Kota), dan regulator terhadap konsep TOD. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan dengan skala likert. Data dianalisis menggunakan metode one-sample t test pada pertanyaan dengan skala likert untuk mengetahui pemahaman responden tentang konsep TOD dan metode paired sample test untuk mengetahui konsistensi pemahaman responden pada pertanyaan terbuka dan pertanyaan dengan skala likert. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa responden mahasiswa memiliki pemahaman tentang konsep TOD yang paling rendah. Sedangkan responden akademisi dan responden regulator memiliki pemahaman tentang konsep TOD yang cukup baik.
KAJIAN MANFAAT GERBONG KHUSUS WANITA DI KRL COMMUTER LINE JABODTABEK Jonathan Saliman; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8398

Abstract

Trains are one of the modes of public transportation that are widely used by the public. Travel by train has many advantages. To answer the needs of its users, PT Kereta Api Indonesia (KAI) develop Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line which is a commuter railway service that is operated by PT KAI. Since 1 October 2012, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Commuter Jabodetabek (Greater Jakarta) launched a special train carriage of women. The existence of this special train cariage is intended for women who use public transport to avoid criminal acts, sexual harassment etc. However, after the operation of women-only carriages in KRL complaints from female passengers using the carriage facilities reappeared. This article aims to analyze existing conditions and infrastructure of KRL Commuter Line with one sample T Test and analyze the efforts that can be done to improve the quality of women mobility using KRL with the Analytical Hierarchy Process. In general, except for train capacity, the resepondents were satisfied. For women mobility quality improvement using KRL, most of the respondents suggest additional train frequency. ABSTRAKKereta api adalah salah satu moda transportasi publik yang banyak digunakan oleh masyarakat. Perjalanan menggunakan kereta api memiliki banyak keuntungan. Untuk menjawab kebutuhan para pengguna nya PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengembangkan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang merupakan layanan kereta rel listrik komuter yang pengoperasiannya dilakukan oleh PT Kereta Commuter Indonesia. Sejak 1 Oktober 2012, PT KAI (Persero) Commuter Jabodetabek meluncurkan kereta khusus wanita. Keberadaan gerbong khusus wanita ini pada dasarnya dimaksudkan agar wanita yang menggunakan angkutan umum terhindar dari tindakan kriminal, pelecehan seksual dll. Namun setelah beroperasinya gerbong khusus wanita pada KRL, muncul kembali keluhan dari para penumpang wanita yang menggunakan fasilitas gerbong tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting sarana dan prasarana KRL Commuter Line dengan metode one sample T Test dan menganalisis upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan fasilitas gerbong khusus wanita dengan metode Analytical Hierarchy Process. Secara umum, kecuali terkait kapasitas kereta, responden merasa telah puas dengan layanan KRL. Untuk peningkatan kualitas mobilitas wanita yang menggunakan KRL, sebagian besar responden menyarankan penambahan frekuensi kedatangan kereta.
KEBUTUHAN LAYANAN TRANSPORTASI UMUM BAGI PENGGUNA KURSI RODA DI JABODETABEK Raymond Teng; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8399

Abstract

Public transportation is a service for transporting large quantities of passengers, managed with a specific schedule, having a fixed route, and charged a certain amount of cost on each trip. The most commonly used public transportation in Jabodetabek is KRL, MRT, and Transjakarta. Passengers using public transportation consist of disabled and non-handicapped. Wheelchair users use public transportation to support their daily activities. If there is a wheelchair users, public transportation company demanded to provide priority service. However, after a wheelchair-prioritized service is provided, a complaint from a wheelchair users appears. This article aims to anylize existing condition of public transportation service needs for wheelchair users with one sample T-Test method. The results defined the priority area and the presence of officers are less satisfy for wheelchair users. The Infrastructure such as lift, toilet, counter, corridor, access doos/exit, ramp, also gap for wheelchair users according to both respondents of wheelchair users are not satisfactory enough. Non-disability users are also not much provide assistance for wheelchair users.  ABSTRAKTransportasi umum adalah layanan untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, dikelola dengan jadwal tertentu, memiliki rute yang tetap, dan dikenakan sejumlah biaya pada setiap perjalanan. Transportasi umum yang paling sering digunakan di Jabodetabek adalah KRL, MRT, dan Transjakarta. Penumpang yang menggunakan transportasi umum terdiri dari penyandang disabilitas dan non-disabilitas. Penyandang disabilitas pengguna kursi roda menggunakan transportasi umum untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Terdapatnya pengguna kursi roda, membuat perusahaan transportasi umum dituntut untuk memiliki layanan priortias transportasi umum. Namun setelah diberikan layanan prioritas pengguna kursi roda, muncul keluhan dari pengguna kursi roda. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kondisi eksisting kebutuhan layanan transportasi umum bagi pengguna kursi roda dengan metode One Sample T-Test. Hasil yang didapat menyatakan area prioritas dan keberadaan petugas kurang memuaskan bagi pengguna kursi roda. Infrastruktur seperti lift, toilet, loket, koridor, pintu akses masuk/keluar, ramp, juga celah untuk pengguna kursi roda menurut kedua responden pengguna kursi roda tidak cukup memuaskan. Pengguna non-disabilitas juga belum banyak yang memberikan bantuan untuk pengguna kursi roda.
ANALISIS FAKTOR PERILAKU PEJALAN KAKI TERHADAP KESELAMATAN DI JALAN RAYA PADA WILAYAH JABODETABEK Farah Rizkia Ananda; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil VOLUME 4, NOMOR 3, AGUSTUS 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.12647

Abstract

Pedestrian behavior that is not predictable and cannot be controlled effectively results in pedestrians not complying with traffic rules and may be ending up in accidents. This study aims to determine the factors formed and determine the influence of demographics on pedestrian behavior in Indonesia. The questions on the Indonesian PBQ (Pedestrian Behavior Questionnaire) are adapted from an international questionnaire that has been tested in several countries and confirmed by factor analysis. The results of the analysis showed that from the 23 variables of pedestrian behavior, 5 (five) variables are reduced until the remaining 18 variables. The 18 pedestrian behavior variables form 6 factors, namely violations, errors, lapses, aggressive behavior, positive behavior, and traffic light violations. Violations and lapses in Indonesia are mostly committed by young adults, non-private employees, and those who have expenses of less than four million five hundred rupiah per month. Those who in the adult group show positve behavior more oftenly. Those who walk more than once a week show errors and positive behavior more oftenly. Those who have been involved in accidents show violations and aggressive behavior more oftenly.ABSTRAKPerilaku pejalan kaki yang tidak mudah diprediksi dan tidak dapat dikendalikan secara efektif mengakibatkan pejalan kaki tidak mematuhi aturan lalu lintas sehingga terjadi kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang terbentuk serta mengetahui pengaruh demografis terhadap perilaku pejalan kaki di Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan pada Indonesia PBQ (Pedestrian Behavior Questionnaire) diadaptasi dari kuesioner Internasional yang telah diuji di beberapa negara dan dikonfirmasi dengan analisis faktor. Hasil analisis menunjukkan dari ke-23 variabel perilaku pejalan kaki tereduksi sebanyak 5 (lima) variabel hingga tersisa 18 variabel. Ke-18 variabel perilaku pejalan kaki tersebut membentuk 6 faktor yaitu violations, errors, lapses, perilaku agresif, perilaku positif, dan pelanggaran lampu lalu lintas. Pelanggaran violations dan lapses di Indonesia paling banyak dilakukan oleh kelompok dewasa muda, pekerjaan bukan pegawai swasta, dan yang memiliki pengeluaran kurang dari empat juta lima ratus rupiah per bulan. Mereka yang termasuk kelompok dewasa madya lebih sering menunjukkan perilaku positif. Mereka yang berjalan kaki lebih dari sekali dalam seminggu lebih sering menunjukkan kesalahan errors dan perilaku positif. Mereka yang pernah terlibat kecelakaan lebih sering menunjukkan perilaku violations dan agresif.
ANALISIS KARAKTERISTIK TRANSPORTASI ANAK-ANAK PADA USIA 6 HINGGA 12 TAHUN DI JABODETABEK Ferline Fransisca; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3421

Abstract

Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Kita mengetahui kawasan Jabodetabek merupakan sebuah kawasan metropolitan yang masyarakatnya memiliki kesibukan yang cukup tinggi. Penelitian dilakukan di kawasan ini karena kepadatan penduduk yang tinggi dan membutuhkan prasarana atau sarana transportasi untuk bermobilitas. Berbagai jenis transportasi seperti transportasi umum (angkot, bus Transjakarta, bus Transjabodetabek, KRL Commuter Line dan lain-lain) dan transportasi pribadi (mobil dan sepeda motor) sudah tersedia, namun belum tentu sesuai dengan kebutuhan anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun. Bagi para orangtua, ini merupakan hal yang penting untuk memutuskan jenis tranportasi yang baik digunakan oleh anak mereka. Kuesioner dibagikan kepada 108 responden. Kuesioner terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berisi tentang data umum responden seperti jenis kelamin, umur, pengeluaran perbulan, jenis kelamin anak, dan usia anak. Bagian kedua adalah butir-butir pertanyaan untuk menilai karakteristik anak dan kesiapan anak untuk menggunakan berbagai jenis transportasi. 50 responden akan diminta untuk mengisi kuesioner langsung dan sisanya akan mengisi kuesioner online. Data akan dianalisis menggunakan analisis korelasi pearson untuk mengetahui korelasi antara karakteristik anak (kemandirian anak, keaktifan dan kemampuan fisik, emosional anak, kemampuan mengambil keputusan dan hubungan orang tua dengan anak) terhadap kesiapan anak untuk menggunakan berbagai jenis transpotasi. Berdasarkan hasil penelitian, para orang tua di Jabodetabek umumnya memberikan anaknya untuk menggunakan transportasi pribadi dan layanan antar-jemput.
HUBUNGAN ANTARA RAWAN BOSAN DAN KEMUDAHAN TERTIDUR DENGAN MICROSLEEP SAAT MENGEMUDI Arjun Indru Moorjani; Leksmono Suryo Putranto
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil VOLUME 4, NOMOR 3, AGUSTUS 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.12642

Abstract

One of the most common types of sleepiness experienced by drivers is microsleep. Microsleep causes the driver to lose control of his or her vehicle, resulting in accidents that could be fatal. This study aims to determine the effect of boredom proneness and the driver's level of ease of falling asleep on the frequency of occurrence of microsleep while driving. Boredom proneness and ease of falling asleep were measured using questions adopted from the Boredom proneness Scale and Epworth Sleepiness Scale, respectively, while microsleep was calculated using a questionnaire to determine the frequency of microsleep experienced by the driver. The research data were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) analysis method to calculate the correlation value between research variables. The results of the analysis show that boredom proneness and ease of falling asleep are significantly and positively correlated with the likelihood of someone experiencing microsleep while driving, where boredom proneness is also positively and significantly correlated with ease of falling asleep. There was no significant difference found in the Boredom proneness Scale scores, Epworth Sleepiness Scale scores, and frequency of experiencing microsleep whilst driving between the genders ABSTRAKSalah satu jenis kantuk yang paling sering dialami oleh pengemudi dalam berkendara adalah microsleep. Microsleep mengakibatkan pengemudi kehilangan kontrol akan kendaraannya, sehingga berakibat sangat fatal terhadap keselamatan berkendara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh boredom proneness (kecenderungan merasa bosan) dan tingkat kemudahan tertidur pengemudi terhadap frekuensi terjadinya microsleep pada saat berkendara. Boredom proneness dan kemudahan tertidur masing-masing diukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diadopsi dari Boredom proneness Scale dan Epworth Sleepiness Scale, sedangkan microsleep dihitung menggunakan kuesioner untuk menentukan frekuensi microsleep yang dialami pengemudi. Data penelitian dianalisa menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling (SEM) untuk menghitung nilai korelasi antar variabel penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa boredom proneness dan kemudahan tertidur berkorelasi secara signifikan dan positif terhadap kemungkinan seseorang mengalami microsleep saat mengemudi, dimana boredom proneness juga berkorelasi secara positif dan signifikan terhadap kemudahan tertidur. Tidak ditemukan perbedaan signifikan pada tingkat kecenderungan pengemudi merasa bosan (boredom proneness), mudah tertidur, dan mengalami microsleep di antara jenis kelamin. Mereka yang berusia di bawah 30 tahun ditemukan lebih mudah untuk merasa bosan, sehingga lebih rentan untuk mengalami microsleep pada saat mengemudi.