This Author published in this journals
All Journal Agroteksos
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN KONSTRUKTIF LINGKUNGAN SOSIAL IBU HAMIL DALAM MEMBANGUN PERILAKU KONSUMSI PANGAN DI PERDESAAN LOMBOK BARAT Budiman Aliansyah
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 25 No 1 (2015): jurnal agroteksos 1 April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.034 KB)

Abstract

ABSTRAK Ibu hamil merupakan salah satu kelompok masyarakat yang sangat sensitif dan beresiko tinggi (high risk) terhadap dampak negatif kurang konsumsi pangan, yang salah satunya disebabkan oleh lingkungan sosialnya yang kurang mendukung.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peran konstruktif lingkungan sosial ibu hamil dalam membangun perilaku konsumsi pangan, (2) perilaku konsumsi pangan di kalangan ibu hamil, (3) keragaan pola konsumsi pangan di kalangan ibu hamil, dan (4) ketahanan konsumsi pangan ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabuapten Lombok Barat, yaitu di desa Tanaq Beaq Kecamatan Narmada, desa Dasan Geres Kecamatan Gerung, dan di desa Sesela Kecamatan Gunungsari.Seluruh responden berjumlah 60oang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif-deskriptif (explorative-deskriptive research), sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) di lingkungan keluarga, suami, ibu kandung, dan ibu mertua dinilai sebagai individu yang cukup berperan dalam membangun perilaku konsumsi pangan di kalangan ibu hamil. Sementara, di lingkungan luar keluarga, yang dinilai cukup berperan adalah kader posyandu, bidan desa, dan penyuluh gizi/kesehatan, (2) umumnya ibu hamil memiliki pengetahuan tentang gizi dan kesehatan tergolong baik, sikap yang positif, dan tindakan yang juga relatif baik, (3) pada umumnya jumlah asupan zat gizi ibu hamil di perdesaan masih belum mencukupi kebutuhan, dan (4) ibu hamil umumnya tahan konsumsi pangan, khususnya untuk pangan pokok beras sebagai sumber energi utama dan pangan sumber protein terutama protein nabati. ABSTARCT THE CONSTRUCTIVE ROLES OF THE SOCIAL ENVIRONMENT OF PREGNANT MOTHERS IN DEVELOPING FOOD CONSUMPTION BEHAVIORS IN WEST LOMBOK RURAL AREAS (By: Ridwan, M. Rasyidi, and Syarifuddin) Pregnant mothers are one of the community groups who are very sensitive and highly risky to the negative impacts of lack of food consumption, which is among others caused by unsupportive social environment. This study aims to identify: (1) the constructive roles of the social environment of pregnant mothers in developing food consumption behaviors, (2) food consumption behaviors among pregnant mothers, (3) performanceof food consumption behaviors among pregnant mothers, and (4) pregnant mothers’ food security. The study was conducted in West Lombok Regency area, namely TanaqBeaqvillage of Narmada sub-district, DasanGeresvillage of Gerungsubdistrict, and Seselavillage of Gunungsarisubdistrict. The total number of respondents was 60. The research employed explorative-descriptive method, and data was collected through interviews. Findings of the study show that: (1) within family environment, husbands, mothers, and mothers-in-law played significant roles in developing food consumption behaviors among pregnant mothers. Outside of family environment, posyandu (health service unit) cadres, village midwives, and nutrition/health staff were viewed to have quite significant role; (2) pregnant mothers generally have good knowledge on nutrition and health, have good attitude, and relatively good behaviors; (3) the amount of nutrition intake of pregnant mothers in rural areas was not sufficient yet; and (4) pregnant mothers generally had food consumption security, especially rice being the staple food as the main source of energy and vegetables as the source of proteins.
POTENSI BERBAGAI SPESIES TANAMAN LEGUM PENUTUP TANAH TROPIKA SEBAGAI SUMBER BAHAN ORGANIK UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK, KIMIA DAN BIOLOGI TANAH Herman Suheri; I Komang Damar Jaya; Karwati Zawani; Rukmini Kusmarwiyah; Nur rachman; Budiman Aliansyah
AGROTEKSOS, Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian Vol 25 No 1 (2015): jurnal agroteksos 1 April 2015
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.025 KB)

Abstract

ABSTRAK Bahan organik merupakan komponen yang sangat penting untuk menunjang kehidupan di dalam tanah dan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pemberian bahan organik sering tidak dilakukan karena terkendala oleh sifat bahan organik yang rengkah (bulky), sehingga upaya mendatangkan bahan organik dari luar usaha tani menjadi sesuatu yang relatif mahal karena diperlukan ruang penyimpanan yang besar, diperlukan alat pengangkutan untuk membawanya ke lokasi tempat dibutuhkan, dan dibutuhkan banyak tenaga kerja ketika diaplikasikan. Untuk mengatasi kendala tersebut, salah satu cara peningkatan bahan organik tanah adalah dengan mengintegrasikan penambahan organik tanah tersebut dalam proses budidaya tanaman, di antaranya dengan menggunakan tanaman penutup tanah (covercrops). Dalam penelitian ini diuji enam spesies tanaman legum tropis yang berpotensi dijadikan sebagai tanaman penutup tanah, yaitu: Centrosema pubescens, Clitoria ternatea, Crotalaria juncea, Crotalaria spectabilis, Calopogonium muconoides dan Vigna unguiculata. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pengembalian biomasa semua species yang diuji memberikan manfaat dalam memperbaiki sifat- sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kemampuan tanah untuk menahan air menjadi sekitar dua kali lebih baik pada tanah-tanah yang mendapatkan penambahan biomasa tanaman penutup dibandingkan dengan tanah-tanah yang tidak diberikan tanaman penutup. Selanjutnya, tanah yang diberi biomasa tanaman penutup lebih gembur dibandingkan dengan tanah yang tanpa biomasa. Dalam hak sifat kimia, kadar hara N, P, K dan bahan C-organik tanah lebih tinggi pada tanah-tanah yang mendapatkan penambahan biomasa tanaman penutup dibandingkan dengan tanah-tanah yang tidak diberikan tanaman penutup. Pemberian biomasa tanaman penutup tanah juga meningkatkan jumlah total mikrobia di dalam tanah. Perbaikan-perbaikan yang terjadi pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah tersebut diharapkan akan memberikan pengaruh positif terhadap produktifitas tanah dalam menopang pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan di atasnya ABSTRACT Soil organic matter is one of the most important components in soil provide suitable environment for crop production. In practice, however, attempts to incorporate organic matter from off-farm sources into soil have become very rare due the bulky nature of organic matter. Therefore, to make it efficient, the organic matter must be readily available on-farm. One of the strategy to provide on-farm organic matter is by growing cover crops as an integrated practice the overall farming system. This paper reports the results of study which explores the potential of six tropical legume species as the sources of organic matter to improve the physical, chemical and biological properties of soil. The species include Centrosema pubescens, Clitoria ternatea, Crotalaria juncea, Crotalaria spectabilis, Calopogonium muconoides dan Vigna unguiculata. The results of experiments found that of the six cover crop species under study, Calopogonium muconoides was found to produce the most biomass, although there was no significant different among the six in improving the physical, chemical and biological properties of the soil. This is shown by the similarities among the species in affecting the soil water holding capacity, nutrient status, soil structure, and the soil total microbes. Nevertheless, regardless of the amount of biomass produced by each species, all showed significant contribution to the improvement soil properties when compared with the soils without amendment of the biomass. These results provide us with selections of potential tropical legume cover crops to be used as sources of organic matter in an integrated farming system to improve soil quality.