Wulan Ardhana Iswari
Dokter Umum Intern Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto,

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia Berat Tidak Tergantung Proteinuria Ganot Sumulyo; Wulan Ardhana Iswari; Tiarma Uli Pardede; Febriansyah Darus; Bintari Puspitasari; Sanny Santana; Finekri Abidin; Judi J Endjun
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 8 (2017): Obstetri-Ginekologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v44i8.742

Abstract

Preeklampsia merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal terbesar, yang terjadi pada 2-3% kehamilan. Preeklampsia didefinisikan sebagai suatu sindrom yang berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer, dan penurunan perfusi organ yang ditandai adanya hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Mengingat pentingnya penanganan dini, diagnosis dan penentuan beratnya preeklampsia tidak lagi bergantung kepada adanya proteinuria. Tatalaksana terminasi pada preeklampsia tanpa perburukan disarankan saat usia kehamilan mencapai 37 minggu.Preeclampsia is one of the largest causes of maternal mortality and morbidity, occurring in approximately 2-3% of pregnancies. It is defined as a range of symptoms related to vasospasm, an increase in peripheral vascular resistance, and a decrease in organ perfusion, as evidenced by hypertension, edema, and proteinuria, related to pregnancy. Considering the significance of early management, an absence of proteinuria in new onset hypertension no longer rules out the diagnosis of preeclampsia. Termination in stable preeclampsia is recommended only at a gestational age of 37 weeks or older.
Membedakan Acute Fatty Liver of Pregnancy dan HELLP Syndrome Nicholas Marco AH Hutauruk; Wulan Ardhana Iswari; Tiarma Uli Pardede; Febriansyah Darus; Bintari Puspitasari; Sanny Santana; Finekri Abidin; Judi J Endjun
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 8 (2017): Obstetri-Ginekologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v44i8.739

Abstract

Sindrom HELLP dan Acute Fatty Liver of Pregnancy (AFLP) merupakan komplikasi berat kehamilan. Kedua kondisi ini dapat mengancam jiwa dan diagnosis awal amat penting untuk mencegah kematian. Gejala sindrom HELLP dan AFLP sekilas nampak sama, namun etio-patogenesis serta penanganan keduanya berbeda. Pembahasan kasus ini bermaksud mengingatkan klinisi agar mempertajam diagnosis dan penanganan untuk hasil yang lebih baik. Penanganan yang cepat dan tepat menjadi tantangan bagi dokter umum dan spesialis kebidanan di negara-negara berkembang, di mana kehamilan dengan komplikasi sering kurang tertangani.HELLP syndrome and Acute Fatty Liver of Pregnancy (AFLP) are very serious complications in pregnancy. These conditions are life threatening and early diagnosis is the most important step to prevent mortality. HELLP syndrome and AFLP have similarities in symptoms and clinical appearance but different in etio-pathogenesis and treatment. Even though AFLP is rare, it is associated with high maternal and neonatal mortality. This case serves as a reminder to early diagnosis and treatment for a better outcome. This will be a challenge for general practitioners and obstetrician in developing countries, where pregnancies with complications often remain undersupervised.