Bambang Suharnadi
Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis kerusakan engine high blow-by pressure pada mesin unit crawler dozer tipe straight tilt dozer Damar Jati Sribantolo; Bambang Suharnadi
Jurnal Material Teknologi Proses: Warta Kemajuan Bidang Material Teknik Teknologi Proses Vol 2, No 2 (2021): Jurnal Material dan Teknologi Proses Volume 2 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.695 KB) | DOI: 10.22146/jmtp.69458

Abstract

Bulldozer merupakan alat berat yang digunakan untuk mendorong material dan untuk pembukaan jalan. Dalam melakukan pekerjaannya, bulldozer banyak menggunakan tenaga mesin sehingga sering terjadi kerusakan pada komponen mesinnya. Kerusakan high blow-by pressure pada mesin bulldozer merupakan hal yang perlu diperhatikan karena dapat menyebabkan kerusakan pada komponen di dalam mesin dan mengakibatkan menurunnya performa mesin. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi data pada technical analysis report, program analisis pelumas, dan hasil overhaul. Technical analysis report dilakukan dengan cara mengukur blow-by pressure dan engine speed untuk mengetahui performa engine. Program analisis pelumas dilakukan dengan mengambil sampel oli pelumas lalu dianalisis di laboratorium untuk mengetahui keausan dan kontaminan pada oli pelumas engine. Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab dari kerusakan high blow-by pressure adalah masuknya kontaminan berupa debu kedalam ruang bakar dan menyebabkan gesekan abnormal pada piston, piston ring, dan cylinder liner. Gesekan abnormal ini mengakibatkan celah antara piston, piston ring, dan cylinder liner semakin besar sehingga tekanan hasil pembakaran bocor menuju crankcase melewati celah tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan high blow-by pressure adalah penurunan tenaga mesin, sehingga unit bulldozer harus dilakukan perbaikan dengan mengganti komponen yang rusak agar unit dapat bekerja dengan optimal.
Analisis Interface Bimetal Aluminium-Tembaga yang Dibuat dengan Pengecoran Sentrifugal Variasi Kecepatan Putar Nugroho Santoso; Bambang Suharnadi
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jeemm.v4i2.772

Abstract

Bimetallic is a combination of two metals that forms a metallurgical bond. Bimetallic made by centrifugal casting has not been developed much, so there is no recommendation for optimum mould rotational speed to produce products as needed. The research was conducted to determine the rotation of the mould in centrifugal casting, resulting in a unified interface with a strong metallurgical bond. The materials used for the manufacture of bimetallic are aluminum and copper. Aluminum is melted at a temperature of 700ºC, while copper is melted at a temperature of 1,150ºC. The metallic liquid was poured on a rotating mould with a filling speed of 0.20 kg/s. The variations in the rotational speed of the mould when pouring are 350, 400, and 450 rpm. The pouring of metal liquids is carried out alternately. First, aluminum is poured into the mould. Then after the aluminum temperature has dropped to 350ºC, copper is poured into the mould to form aluminum-copper bimetallic in the form of a bushing. The results showed that the width of the interface increases with the increased rotation of the mould during the pouring process. The hardness and wear resistance of interfaces are increased compared to base metals in aluminum and copper. The increase in hardness and wear resistance is due to the formation of AlCu, Al2Cu and Al4Cu9 compounds in the interface area.Bimetal adalah gabungan dua logam yang membentuk ikatan metalurgi. Bimetal yang dibuat dengan pengecoran sentrifugal belum banyak dikembangkan, sehingga belum ada rekomendasi kecepatan putar cetakan yang optimum untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan. Penelitian dilakukan untuk menentukan putaran cetakan pada pengecoran sentrifugal, sehingga dihasilkan penyatuan interface dengan ikatan metalurgi yang kuat. Bahan yang digunakan untuk pembuatan bimetal adalah aluminium dan tembaga. Aluminium dicairkan pada temperatur 700ºC, sedangkan tembaga dicairkan pada temperatur 1.150ºC. Cairan logam dituang pada cetakan yang berputar dengan kecepatan pengisian 0,20 kg/s. Variasi kecepatan putaran cetakan saat penuangan adalah 350, 400, dan 450 rpm. Penuangan cairan logam dilakukan secara bergantian. Pertama aluminium dituang pada cetakan, kemudian setelah temperatur aluminium turun hingga 350ºC, tembaga dituang ke dalam cetakan sehingga terbentuk bimetal aluminium-tembaga yang berbentuk bushing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar interface meningkat seiring peningkatan putaran cetakan saat proses penuangan. Kekerasan dan ketahanan aus interface meningkat dibanding logam dasar aluminium dan tembaga. Peningkatan kekerasan dan ketahanan aus disebabkan terbentuknya senyawa AlCu, Al2Cu dan Al4Cu9 pada daerah interface.