Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Cucian Beras untuk Pembuatan Makanan Berserat Tinggi Menggunakan Bakteri Acetobacter xylinum Zulkoni, Akhsin
Biota Biota Volume 13 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : PBI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.983 KB)

Abstract

AbstractThis research aimed to utilize water used for washing rice as raw material to make high-fiber foods (nata de leri), and to search the optimum sugar levels that can produce the best nata. Laboratory scale experiments were prepared using a factorial design with three repetitions. The treatments tested were four types of rice, such as white rice, brown rice, white and black sticky rice consists of 0, 5, 10, and 15% sugar content. The parameters analyzed were color, thickness, wet weight, fiber content and protein content of nata formed. Observational data were analyzed statistically using analysis of variance with α 1% and 5% followed by DMRT 5% test. Fermentation of various types of rice by the bacterium Acetobacter xylinum took five to seven days. Based on the analysis of variance α 1%, there was significant difference between the type of rice and sugar content to the quality of nata formed. Optimum sugar content that produces the best nata was 5%, which occurs in all types of rice. Excessive sugar in the fermentation medium inhibits the process of medium density allegedly causing bacterial cell lysis. Fermentation derived from white sticky rice produce the thickest and hardest nata, and had the highest fiber content, with values 130 cm, 200 gr, and 75% respectively. This was because the starch content was much in white sticky rice than others. Carbohydrates were used by bacteria as a source of nutrients and energy, which has rich of starch from white sticky rice. While the highest protein content was by nata formed from white rice, which is 1.2%.Keywords: Sugar, Acetobacter xylinum, nata de leriAbstrakPenelitian ini bertujuan memanfaatkan air bekas cucian beras sebagai bahan baku pembuatan makanan berserat tinggi (nata de leri), dan mencari kadar gula optimum yang bisa menghasilkan nata terbaik. Percobaan dilakukan pada skala laboratorium yang disusun menggunakan rancangan faktorial dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis beras, meliputi beras putih, beras merah, ketan putih dan ketan hitam; serta kadar gula yang terdiri dari 0%, 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang dianalisis yakni warna, tebal, berat basah, kadar serat, dan kadar protein nata yang terbentuk. Data pengamatan dianalisis statistik memakai analisis keragaman dengan α 1% dan α 5%, dilanjutkan uji DMRT α 5% bila ada perbedaan yang nyata. Berdasarkan analisis keragaman α 1%, terbukti bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara jenis beras dan kadar gula dengan kualitas nata de leri yang terbentuk. Kadar gula optimum yang menghasilkan nata terbaik adalah 5% yang terjadi pada semua jenis beras. Gula yang berlebihan dalam medium justru menghambat proses fermentasi karena medium yang pekat menyebabkan sel bakteri lisis. Fermentasi leri yang berasal dari ketan putih menghasilkan nata paling tebal (130 cm), paling berat (200 g) serta mempunyai kadar serat tertinggi (7,5%). Hal ini disebabkan oleh kadar pati dalam leri ketan putih terbanyak dibandingkan dengan lainnya. Kadar protein tertinggi dikandung oleh nata yang dibentuk dari leri beras putih 1,2%.Kata kunci: Leri, gula, Acetobacter xylinum, nata
Pemanfaatan Limbah Cucian Beras untuk Pembuatan Makanan Berserat Tinggi Menggunakan Bakteri Acetobacter xylinum Zulkoni, Akhsin
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 18, No 2 (2013): June 2013
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.983 KB) | DOI: 10.24002/biota.v18i2.391

Abstract

AbstractThis research aimed to utilize water used for washing rice as raw material to make high-fiber foods (nata de leri), and to search the optimum sugar levels that can produce the best nata. Laboratory scale experiments were prepared using a factorial design with three repetitions. The treatments tested were four types of rice, such as white rice, brown rice, white and black sticky rice consists of 0, 5, 10, and 15% sugar content. The parameters analyzed were color, thickness, wet weight, fiber content and protein content of nata formed. Observational data were analyzed statistically using analysis of variance with α 1% and 5% followed by DMRT 5% test. Fermentation of various types of rice by the bacterium Acetobacter xylinum took five to seven days. Based on the analysis of variance α 1%, there was significant difference between the type of rice and sugar content to the quality of nata formed. Optimum sugar content that produces the best nata was 5%, which occurs in all types of rice. Excessive sugar in the fermentation medium inhibits the process of medium density allegedly causing bacterial cell lysis. Fermentation derived from white sticky rice produce the thickest and hardest nata, and had the highest fiber content, with values 130 cm, 200 gr, and 75% respectively. This was because the starch content was much in white sticky rice than others. Carbohydrates were used by bacteria as a source of nutrients and energy, which has rich of starch from white sticky rice. While the highest protein content was by nata formed from white rice, which is 1.2%.Keywords: Sugar, Acetobacter xylinum, nata de leriAbstrakPenelitian ini bertujuan memanfaatkan air bekas cucian beras sebagai bahan baku pembuatan makanan berserat tinggi (nata de leri), dan mencari kadar gula optimum yang bisa menghasilkan nata terbaik. Percobaan dilakukan pada skala laboratorium yang disusun menggunakan rancangan faktorial dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah jenis beras, meliputi beras putih, beras merah, ketan putih dan ketan hitam; serta kadar gula yang terdiri dari 0%, 5%, 10%, dan 15%. Parameter yang dianalisis yakni warna, tebal, berat basah, kadar serat, dan kadar protein nata yang terbentuk. Data pengamatan dianalisis statistik memakai analisis keragaman dengan α 1% dan α 5%, dilanjutkan uji DMRT α 5% bila ada perbedaan yang nyata. Berdasarkan analisis keragaman α 1%, terbukti bahwa ada pengaruh yang sangat signifikan antara jenis beras dan kadar gula dengan kualitas nata de leri yang terbentuk. Kadar gula optimum yang menghasilkan nata terbaik adalah 5% yang terjadi pada semua jenis beras. Gula yang berlebihan dalam medium justru menghambat proses fermentasi karena medium yang pekat menyebabkan sel bakteri lisis. Fermentasi leri yang berasal dari ketan putih menghasilkan nata paling tebal (130 cm), paling berat (200 g) serta mempunyai kadar serat tertinggi (7,5%). Hal ini disebabkan oleh kadar pati dalam leri ketan putih terbanyak dibandingkan dengan lainnya. Kadar protein tertinggi dikandung oleh nata yang dibentuk dari leri beras putih 1,2%.Kata kunci: Leri, gula, Acetobacter xylinum, nata
UPAYA PENINGKATAN FITOREMEDIASI TANAHTERCEMAR MERKURI DI KOKAP KULONPROGO YOGYAKARTA MENGGUNAKAN AKASIA (Acacia sieberiana DC) DENGAN PEMANGKASAN AKAR DAN INOKULASI MIKORIZA Zulkoni, Akhsin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.944 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i1.19

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya peningkatan fitoremediasi tanah tercemar merkuri di Kokap Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Akasia dengan pemangkasan akar (under ground root pruning/URP) dan inokulasi mikoriza.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan.Faktor pertama adalah URP, yaitu dengan dan tanpa URP (pemangkasan akar). Faktor kedua ialah takaran Jamur Mikoriza Arbuskula (JMA) , meliputi 0 ; 50; 100, dan 150 g/pot. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa pemangkasan akar serta inokulasi JMA ke dalam tanah sisa olahan penambangan emas telah berhasil memacu proses fitoremediasi melalui perluasan rizosfer. Serapan merkuri oleh tanaman Akasia (Acacia sieberiana DC) yang menjalani pemangkasan akar serta inokulasi JMA sebanyak 100 g paling tinggi dibanding perlakuan lain maupun kontrol. Pada perlakuan ini, efisiensi penurunan merkuri di dalam tanah oleh tanaman Akasia sebesar 71,83 %, sedangka kontrol hanya mencapai 35,33%.
Upaya peningkatan kadar lengas dan permeabilitas tanah alfisol menggunakan bahan organik dan jamur mikoriza arbuskula sebagai medium tanaman jagung Zulkoni, Akhsin
Jurnal Agrivet Vol 18, No 1 (2014): (Juni 2014)
Publisher : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/agrivet.v18i1.676

Abstract

Maize (Zea mays, L.) is one type of plant included in family Graminaceae. The fibrous roots require soil nests so that it becomes easier for root penetration. Benefits of organic material and Vesicular-Arbuscular-Mycorrhizae (VAM)on the growth of maize obtained through its influence on improvement of soil physical properties. The study of efforts to increase moisture levels and permeability of soil organic matter on Alfisol soil using VAM aims to find the best formula between the dose of organic material and the VAM inoculation to improve Alfisol physical properties. Experiment arranged in a randomized complete block design with three replications. The first factor was a dose of organic manures, including 0 tons ha-1 (B0), 20 tons ha-1 (B1), 40 t ha-1 (B2), and 60 tons ha-1 (B3). The second factor was inoculation VAM, which were no inoculation (J0) and with VAM inoculation (J1). Soil moisture level was analyzed using Gravimetri methods and soil permeability was analyzed using a permeameter. The data subjected to analysis of variance followed by LeastSignificant Difference (α: 5%).The results showed that the application of organic manures 40 tons ha-1 in combination with inoculation VAM is the best treatment for improving soil physical properties. Soil moisture levels reached 15.72%, increased 7.32% from the control levels of 8.40%. Similarly, permeability land rose from 0.51 cm s-1 to 1.38 cm s-1. Provision of organic matter and inoculation VAM cause for the better soil structure, increasing water holding capacity, and the ability of the soil to pass water easily.Jagung (Zea mays, L.) adalah salah satu jenis tanaman bii-bijian dari keluarga Graminaceae yang berakar serabut sehingga memerlukan tanah yang sarang agar penetrasi akar menjadi lebih mudah. Manfaat bahan organik dan Jamur Mikoriza Arbuskula (JMA) terhadap pertumbuhan jagung diperoleh melalui pengaruhnya terhadap perbaikan sifat fisika,tanah. Kajian mengenai upaya peningkatan kadar lengas dan permeabilitas tanah Alfisol menggunakan bahan organik dan JMA bertujuan untuk mencari formula terbaik antara takaran bahan organik dan inoklasi JMA terhadap perbaikan sifat fisika Alfisol. Percobaan disusun dalam rancangan faktorial secara acak kelompok lengkap, dengan tiga ulangan. Fakor pertama adalah takaran bahan organik, meliputi 0 ton ha-1 (B0), 20 ton ha-1 (B1), 40 ton ha-1 (B2), dan 60 ton ha-1 (B3). Faktor kedua adalah inokulasi JMA, yaitu tidak dilakukan inokulasi (J0) dan dilakukan inokulasi (J1). Parameter yang dianalisis yakni kadar lengas tanah keringangin menggunakan metoda Gravinetri dan permeabilitas tanah menggunakan alat permeameter
NOKULASI MIKORIZA DAN PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI BAHAN PEMBENAH TANAH PASIR UNTUK PENANAMAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) Zulkoni, Akhsin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v13i1.58

Abstract

-
PEMANFAATAN KEMBALI (REUSE) LIMBAH CAIR TAHU SEBAGAI BAHAN MAKANAN BERSERAT TINGGI (NATA DE SOYA) Zulkoni, Akhsin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v7i1.59

Abstract

-
PROSPEK PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PIYUNGAN YOGYAKARTA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Rahyuni, Dewi; Zulkoni, Akhsin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v7i1.60

Abstract

-
PERAN MULSA DAN JAMUR MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP PRODUKSI BAWANG MERAH DI TANAH PASIR PANTAI SAMAS YOGYAKARTA Zulkoni, Akhsin; Rahyuni, Dewi; Nasirudin, Nasirudin
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v14i2.72

Abstract

-