<![CDATA[Pada kenyataannya di berbagai sekolah masih sering dijumpai adanya siswa yang kesulitan belajar Bahasa Indonesia terutama dalam bermain peran, bahkan sebagian siswa membencinya karena malu untuk mengimplementasikan di depan sehingga banyak dijumpai siswa yang hasil belajarnya rendah, dalam proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia sendiri sering megalami hambatan dan permasalahan yang muncul baik dari pihak guru, siswa, atau dari materi yang harus dikuasai siswa permasalahan yang muncul pada setiap pokok permasalahan berbeda sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai dalam setiap materi pokok tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan bersosiodrama dengan menggunakan Metode Sosiodrama pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas V Semester II SDN 1 Alasmalang Kecamatan Panarukan. Desain penelitian ini adalah model skema Kemmis dan Mc. Taggart dengan menggunakan 4 fase yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa mengalami peningkatan pada kemampuan bersosiodrama dalam aspek berbicara. Peningkatan persentase kemampuan siswa dari Pra siklus ke siklus I sebesar 22,59%, dan dari siklus I ke siklus II sebesar 18, 62%. Oleh karena itu penelitian di SDN 1 Alasmalang Kecamatan Panarukan tuntas. Beberapa saran berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode pembelajaran sosiodrama, sebaiknya guru terus berupaya mencari alternatif terbaik bagi siswanya dalam menyampaikan pelajaran Bahasa Indonesia]]>
