Asma adalah penyakit saluran pernapasan yang ditandai adanya inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus, dan sumbatan saluran napas yang bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan yang sesuai. Prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditujukan untuk mengontrol gejala agar tidak terjadi serangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya asma berupa riwayat keturunan, riwayat merokok, riwayat terpapar asap rokok dan alergi serta penggunaan terapi kontroler dan tingkat kontrol asma dengan menggunaan kuisioner Asthma Control Test (ACT). Jenis penelitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode prospektif dengan pemaparan hasil secara deskriptif. Sampel penelitian ialah pasien dengan usia > 18 tahun dan diagnosis utama asma di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda sebanyak 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik berupa jenis kelamin perempuan (57,69%), usia 45-59 tahun (42,30%). Faktor risiko yang mempengaruhi asma berupa riwayat keturunan (53,84%), riwayat merokok (34,63%), riwayat terapar asap rokok (70,07%) dan alergi (57,69%). Penggunaan terapi kontroler symbicort® yang berisi Budesonid dan Formoterol fumarate dihydrate (15,38%) dengan frekuensi penggunan rutin (23,08%). Terapi yang diberikan dari Rumah Sakit yaitu Symbicort® dan N-Asetilsistein (46,16%). Tingkat kontrol asma berdasarkan skor ACT yang memiliki proporsi tertinggi yaitu pasien dengan asma tidak terkontrol sebanyak (84,62%).