Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EVALUASI KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR DI ERA OTONOMI DAERAH Ujang Cahyono; Jopie Jehosua; Dani Hardianto; Ricko Yudhanta; Herdi Santoso
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 2 (2016): December 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.658 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengujian kendaraan bermotor (PKB) di berbagai daerah pada saat sebelum dan di era otonomi daerah. Kinerja tersebut adalah bagaimana tingkat pelayanan pengujian kendaraan bermotor kepada masyarakat di berbagai daerah dikaitkan dengan ketersediaan dan kesiapan alat uji, SDM, dan prosedur yang berlaku. Tujuan berikutnya adalah untuk mengetahui kondisi peralatan uji yang digunakan, jumlah SDM yang terlibat dalam pengujian, kondisi prasarana uji yang tersedia serta prosedur yang digunakan. Penelitian menggunakan dua data yaitu data sekunder dan data primer, data sekunder dibutuhkan sebagai bahan analisis sedangkan data primer digunakan untuk observasi, survei dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peralatan atau alat uji yang mengalami kerusakan, sumber daya manusia yang terbatas dan belum kompeten, prosedur kerja yang tidak tersosialisasi dengan baik dan prasarana yang tidak standar. Hal tersebut jelas berpengaruh pada mutu pelayanan dankualitas hasil ujinya. Adanya desakan pemenuhan pendapatan daerah juga berpengaruh pada pola pelayanan uji di daerah.
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PEMILIHAN RUTE JALAN TOL BALI MANDARA Adi Susanto; Dewa Putu Punia; Santausa Purnama Salim; Juliaman Pangaribuan; Fery Subekti; Ricko Yudhanta
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.101 KB)

Abstract

Sebelum adanya jalan tol Bali Mandara ,By-passNgurah Rai merupakan satu-satunya jalan arteri primer yang menghubungkan arus lalu lintas orang dan barang dari Bandara Ngurah Rai menuju Nusa Dua. Lalu lintas pada jalan ini masih tercampur dan banyak hambatan samping berupa kawasan komersial yang menurunkan tingkat pelayanan, kenyamanan dan keamanan lalu lintas yang melewati rute tersebut. Kondisi lalu lintas pada jalan tersebut bisa dikatakan buruk dengan tingkat pelayanan jalannya antara D sampai dengan F baik pada ruas-ruas jalan By-passNgurah Rai dari/ke arah kawasan Nusa Dua maupun dari/ke arah kota Denpasar (Darmendra, 2014), pada kondisi seperti itu akan memerlukan waktu lebih lama untuk melintasinya. Keadaan tersebut jelas menjadi penghambat perkembangan aktivitas ekonomi dan sosial seperti pendistribusian orang dan barang di wilayah Bali Selatan.Dibangunnya jalan tol Bali Mandara bertujuan untukmemberikan alternatif pelayanan dan dapat meningkatkan tingkat pelayanan (level of service) jalan By-passNgurah Rai atau setidaknya mengembalikan fungsi serta kedudukan semula pada ruas jalan tersebut. Dengan análisis pemilihan rute diharapkan dapat menjadi referensi untuk mengurangi beban lalu lintas pada jalan By-passNgurah Rai.
PENGARUH CAMPURAN BIOETANOL PADA PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA (PERFORMA) MESIN OTTO 4 SILINDER Ricko Yudhanta; Sumantri W. Praja; Juliaman P; Djajadi Djajadi
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.315 KB)

Abstract

Dilatar belakangi oleh pemakaian motor bensin dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini mengakibatkan pemakaian bahan bakar minyak bumi semakin meningkat dan tentu sangat mengkhawatirkan, karena dengan peningkatan pemakaian bahan bakar minyak bumi, maka cadangan minyak bumi akan semakin berkurang sedangkan kebutuhan akan minyak terus bertambah. Keadaan diatas juga tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang energi, yang mengusahakan pemakaian bahan bakar minyak bumi yang sehemat-hematnya, mengingat minyak bumi merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui. Krisis energi ini menyebabkan manusia beralih pola pikir untuk lebih mengintensifkan penelitian dan penggunaan dari energi yang tidak terbarukan ke energi yang terbarukan. Etanol merupakan bahan bakar beroktan tinggi yang dapat digunakan sebagai peningkat nilai oktan dalam bensin. Etanol mengandung oksigen, sehingga menyempurnakan pembakaran bahan bakar dengan efek positif meminimalkan pencemaran udara. Bahan bakar yang digunakan untuk penelitian ini adalah pertalite murni (E0), campuran bioetanol 5% + pertalite 95% (E5), campuran bioetanol 10% + pertalite 90% (E10), campuran bioetanol 15% + pertalite 85% (E15), dan campuran bioetanol 20% + pertalite 80% (E20). Pencampuran bioetanol pada bahan bakar pertalite dapat meningkatkan performa mesin mencapai titik maksimal pada campuran bahan bakar E15, tetapi pencampuran bioetanol diatas 15% performa cenderung akan menurun. Untuk mendapatkan performa mesin yang baik, campuran yang paling baik adalah dengan mencampurkan bioetanol 15% ke dalam pertalite untuk mobil dengan usia diatas 15 tahun. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata torsi dan daya yang dihasilkan oleh masing-masing campuran bahan bakar bioetanol.
ANALISA PENGARUH CAMPURAN BIOETANOL DALAM PREMIUM PADA SEPEDA MOTOR Sumantri W. Praja; Ricko Yudhanta; Juliaman P; Djajadi Djajadi
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.427 KB)

Abstract

Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah yang sering terjadi dan umum di Negara Indonesia. Masalah ini adalah salah satu masalah yang sangat berdampak pada masyarakat, terutama masyarakat yang menggunakan sepeda motor, karena bahan bakar minyak adalah salah satu hal yang perlu digunakan bagi kendaraan. Konsumsi energi di Indonesia hampir setengahnya membutuhan bahan bakar fosil, seperti sektor industri, sektor transportasi, sektor rumah tangga dan sektor komersial. Indonesia memerlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi alternatif campuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak. Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah, sepeti biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun kedelai untuk mesin diesel. Atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu, jagung, yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin. Fungsi penambahan bioetanol pada bahan bakar adalah sebagai octane booster, artinya mampu menaikkan angka oktan dengan dampak positif pada efisiensi bahan bakar dan menyempurnakan pembakaran dan meminimalkan pencemaran udara. Penambahan bioetanol pada premium mampu menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik (kandungan CO dan HC yang lebih rendah) daripada emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium murni (E0). Hal ini ditunjukkan oleh data penelitian tentang hasil pengujian kandungan emisi CO dalam % vol, dan hasil pengujian kandungan emisi HC dalam ppm vol. Kandungan CO yang lebih rendah dari penggunaan bahan bakar premium murni (E0) dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar E5 hingga E20. Kandungan HC yang lebih rendah dari penggunaan bahan bakar premium murni (E0) dihasilkan oleh penggunaan bahan bakar E5 hingga E10. Penambahan bioetanol juga berdampak pada nilai lambda. Pada putaran mesin yang sama, nilai lambda mengalami peningkatan seiring jumlah konsentrasi bioetanol dalam bahan bakar, namun semakin mendekati ideal pada putaran mesin yang semakin tinggi. Hal tersebut terjadi pada setiap variasi bahan bakar. Setelah melakukan serangkaian uji penelitian, maka komposisi penambahan bioetanol yang paling efektif menghasilkan emisi yang lebih baik (CO dan HC rendah) adalah pada komposisi 10%. Hal ini dikarenakan bahan bakar E10 menghasilkan CO yang lebih rendah dari E5 dan menghasilkan kadar HC yang paling rendah dari bahan bakar yang lain. Nilai lambda pada bahan bakar E10 masih cenderung mendekati ideal dari pada bahan bakar E15.
PENGARUH MODIFIKASI WAKTU PENGAPIAN TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI GAS BUANG MESIN BENSIN DENGAN VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN BIOETANOL Ricko Yudhanta; Sumantri W. Praja; Ujang Cahyono; Tonny C. Korah; Arief Apriyanto
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 10 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.181 KB)

Abstract

Dengan adanya energi kalor sebagai suatu penghasil tenaga maka sudah semestinya memerlukan bahan bakar dan sistem pembakaran yang terjadi sebagai sumber kalor tersebut. Berkaitan dengan kenaikan jumlah kendaraan yang sebagian besar menggunakan bahan bakar minyak, sehingga memicu jumlah kenaikan permintaan serta penggunaan bahan bakar yang semakin meningkat, hal ini bertolak belakang dengan ketersediaan minyak di dalam perut bumi yang semakin menipis. Oleh karena itu perlu adanya pemikiran dalam mendisain suatu engine dengan efisiensi yang tinggi. Penambahan bioetanol pada premium mampu menghasilkan emisi gas buang yang lebih baik (kandungan CO dan HC yang lebih rendah) daripada emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar premium murni. Hasil dari uji emisi gas buang mesin bensin salah satunya dipengaruhi oleh pembacaaan dari sensor CO (Carbon Monoksida) dan HC (Hidro Carbon). Pada putaran mesin 8000 rpm di semua variasi waktu pengapian, konsentrasi CO menunjukkan angka tertinggi. Dalam variasi waktu pengapian 100 dan 120 sebelum TMA nilai CO yang dihasilkan yaitu 4,56 % vol dan 6,44 %vol, melebihi ambang batas yang ditentukan sebesar 4,5 %vol. Kadar CO semakin menurun di bawah ambang batas pada range putaran mesin 3000 sampai 7500 rpm. Kadar HC terendah sebesar 62,45 ppm vol terjadi pada waktu pengapian 80 sebelum TMA di putaran mesin 6500 rpm. Pada putaran mesin menengah (5000 s/d 6500 rpm), emisi HC mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena campuran udara dan bahan bakar mendekati stoichiometric dengan adanya penggunaan variasi bahan bakar E10. Sehingga, bahan bakar berubah fasenya menjadi gas, maka mudah untuk terbakar di ruang bakar. Nilai torsi tertinggi sebesar 0,83 kgf.m terjadi pada waktu pengapian 120 sebelum TMA di putaran mesin 5000 rpm. Pada range putaran mesin 5000 s/d 6000 rpm di semua variasi pengapian terdapat peningkatan torsi. Hal ini dikarenakan temperatur campuran udara dan bahan bakar yang tercapai pada masing-masing waktu pengapian ideal pada putaran 5000 s/d 6000 rpm, sehingga torsi yang dihasilkan maksimal. Nilai daya tertinggi sebesar 7,63 PS terjadi pada waktu pengapian 120 sebelum TMA di putaran mesin 7500 rpm. Penggunaan variasi bahan bakar E10 berpengaruh terhadap kinerja mesin dengan meningkatkan temperatur bahan bakar pada intake manifold, sehingga campuran udara dan bahan bakar dapat berubah menjadi gas, agar bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi optimal dan menghasilkan daya P (ledakan) yang besar.