Darusman Darusman
Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Aceh

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH POLA KONSUMSI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI TERHADAP MENSTRUASI PERTAMA (Studi Kasus Pada Remaja Putri Kelas 1 SMP) Darusman Darusman; T M Rafsanjani
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 1 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v1i1.632

Abstract

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa yang penting pada pubertas anak gadis yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual. Pengamatan awal pada 10 orang remaja putri di SMP Negeri 1 Sinabang diketahui status gizinya baik, dengan postur tubuh ideal. Beberapa diantaranya telah mengalami menstruasi pada umur 12 tahun, namun masih ditemukan remaja yang mengalami mentruasi itu dengan tidak normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas fisik dan status gizi terhadap Menarche. Penelitian ini bersifat deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMPN 1 Simeulue Timur, sebanyak 67 siswi, dan sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, penelitian dilakukan pada tanggal 27 Januari s/d 03 Februari 2016. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat pengaruh pola konsumsi makanan dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,041 ≤ α= 0,05, tidak ada pengaruh kebiasaan aktivitas fisik dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,563 ≥ α = 0,05 dan terdapat pengaruh status gizi dengan menstruasi pertama, dengan P-value = 0,039 ≤ α= 0,05. Diharapkan kepada remaja putri SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue agar memperhatikan gaya hidup, pola makan dan peningkatan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi menstruasi pertama.Kata Kunci: Menstruasi, Remaja, Perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENYAKIT SCABIES PADA NELAYAN DI DESA RHEUM BAROH KABUPATEN BIREUEN Masyudi Masyudi; Darusman Darusman
Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA) Vol 1, No 2 (2018): Majalah Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA)
Publisher : Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/makma.v1i2.816

Abstract

Berdasarkan data yang didapatkan di Puskesmas, daf tar 10 penyaki t terbesar di Puskesmas Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen Tahun 2016 sampai Maret Tahun 2017 peny aki t kulit skabies merupakan salah satu dari 10 penyaki t terbanyak. Menurut survei awal peneliti di Desa Rheum Baroh kabupaten Bireuen Tahun 2017 saat melakukan wawancara, didapatkan 10 dari 15 orang nelayan tidak memperdulikan penyakit kulit apa yang sedang dialami, dan 5 orang nelayan lainnya mereka mereka mengatakan penyakit skabies itu adalah penyakit biasa dan tidak perlu dikhawatirkan. Penelitian ini bersifat Survei Analitik dengan desain cross sectional studi. Dengan jumlah Sampel yang diambil yaitu 51 responden. Analisis yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Dari hasil uji statistik chi-square dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Lama Bekerja terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,029 0,05), antara Hubungan Personal Hygiene terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,001 0,05), dan antara Sanitasi Lingkungan terhadap terjadinya Penyakit Scabies Pada Nelayan (P-value 0,008 0,05), di Desa Rheum Baroh Kabupaten Bireuen Tahun 2017. Diharapkan kepada nelayan untuk meningkatkan pengetahuan tentang personal hygienenya dalam bekerja maupun di rumah tangga masing-masingKata Kunci: Penyakit Scabies. Pekerjaan.