p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL PIONIR
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM MENDISAIN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN Wesli H Situmeang
JURNAL PIONIR Vol 6, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v6i1.2391

Abstract

Konsep desain kurikulum mengacu pada fokus bagaimana kurikulum diciptakan, terutamaberkaitan dengan penyusunan aktual bagian-bagian dalam perencanaan kurikulum.Batasan desain kurikulum kadang-kadng disebut Organisasi kurikulum mengacu padapenyusunan elemen-elemen kurikulum sebagai suatu entitas substantif. Bagian-bagianatau komponen dalam menyusun sebuah kurikulum ada 4 yaitu (1) aims, goals, objectives,(2) materi ajar, (3) pengalaman belajar, dan (4) pendekatan yang dipakai dalam evaluasi.Walaupun sebahagian besar desain kurikulum direncanakan dengan mengatur empat unsurpenting tersebut, namun sering kali unsur-unsur ini tidak diberi beban/bobot yang sama.Sering terjadi, isi atau bahan pelajaran menerima penekanan utama, atau kadang-kadangsekolah menciptakan desain yang menekan sasaran pelajaran dan pendekatan evaluasi.Beberapa desain kurikulum memberi penekanan utama pada pengalaman atau aktivitasbelajar. Perancang kurikulum dalam merancang kurikulum harus mengajukan pertanyaan:Apa yang menjadi sumber ide bagi pendidikan?. Dia harus menggali dan memahami, apayang menjadi orientasi filosofis dan orientasi sosial dari kurikulum. Bila tidak, akan terjadiketidakrasionalan dalam kurikulum yang disusun. Taba mencatat, bahwa banyak jarakantara teori dan praktek yang mungkin disebabkan oleh ketiadaan dasar pemikiran ataurasionalitas. Dalam kata lain bahwa ilmu pengetahuan dijadikan sebagai sumber idedengan alasan bahwa penyusunan kurikulum perlu didasari oleh sesuatu yang secara ilmahdapat dibuktikan dan dievaluasi. Desain kurikulum yang berfokus kepada materi ajarmerupakan desain yang bersumber dari ilmu pengetahuan ini. Dalam desain yangberorientasi pada disiplin, peserta didik dilibatkan untuk mengetahui logika dasar atasstruktur masing masing disiplin (keterkaitan, konsep konsep, dan prinsip prinsip) danmemahami bentuk bentuk disiplin melalui inkuiri. Joseph Schwab menyebutkan hal itustruktur sintaksis (aturan-¬aturan masing masing struktur).Kritik terhadap desainkurikulum ini adalah bahwa disiplin keilmuan itu tidak sama, atau tidak berhubungandengan kenyataan hidup peserta didik. Peserta didik cenderung didorong untukmenyesuaikan dengan kurikulum, bukan kurikulum yang menyesuaikan diri denganpeserta didik. Banyak hal hal yang terdapat di luar kurikulum seperti: estefika, humanisme,kehidupan pribadi/sosial, dan pendidikan kejuruan yang tidak dapat dimasukkan ke dalamsuatu disiplin.Kata Kunci: Faktor penting, Disain kurikulum, Satuan pendidikan
KONTEKS PENDIDIKAN INDONESIA DAN PERBANDINGANYA DENGAN KONDISI PENDIDIKAN BEBERAPA NEGARA DENGAN REPUTASI PENDIDIKAN BAIK Wesli H Situmeang
JURNAL PIONIR Vol 6, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/pionir.v7i3.2392

Abstract

Konteks pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan sedang mengalamiperkembangan yang terus menerus menghadapi rintangan seiring dengan perkembanganrevolusi industri. Dalam hal ini, penulis hendak memperbandingkan konteks pendidikanIndonesia dengan 4 negara lainya yang mengalami peningkatan kwalitas pendidikan dariwaktu ke waktu yang hampir sama dengan yang dialami oleh Bangsa Indonesia. Finlandiamemiliki begitu banyak kelebihan dalam hal pendidikan. Tingkat buta huruf adalah 0%,sekolah-sekolah pada umumnya gratis. Teknologi tinggi juga telah lama hadir di negaratersebut, sebut saja pabrik komputer dan telekomunikasi, termasuk handphone terkenal“Nokia” yang berada di negara itu sejak 1871. Prestasi Finlandia juga cukup tinggi dalamolah raga, misalnya sepakbola, balap motor, dan balap mobil. Berbeda halnya dengan,Palestina dilanda perang atau sekurang-kurangnya kerusuhan yang terjadi antara Palestinadan Israel. Saat ini, ternyata pendidikan di Palestina seperti tidak terpengaruh. Tingkatmelek huruf di sana termasuk tinggi, yakni 91,2% lebih tinggi daripada Indonesia (90%)dan Arab Saudi (85%), serta jauh lebih tinggi daripada India (66%) namun seiringberjalanya waktu kondisi pendidikan di Palestina terus diperjuangkan peningkatanya.Selanjutnya, Vietnam termasuk negara yang “tua” karena telah berbentuk kerajaanberdaulat pada tahun 938 Masehi. Kerajaan itu kemudian berubah bentuk menjadi republikdi tahun 1054. Namun perjalanan Vietnam sebagai negara tidaklah mulus adanya.Penjajahan Prancis, perang saudara, dan rejim militer menjadi sejarah kelam bagi Vietnam.Akan tetapi, kemajuan ekonomi itu tidak sebanding dengan kualitas pendidikan,ketercapaian pendidikan oleh rakyat, dan pendapatan guru. Kemajuan Vietnam, terutamadalam bidang ekonomi meningkat sangat pesat. Pertumbuhan ekonomi Vietnammerupakan salah satu yang tertinggi di dunia dalam dekade terakhir. Selanjutnya,perbandingan dengan India, banyak warga India menduduki posisi bagus di organisasiinternasional. Selain itu, kemajuan India dalam ilmu pengetahuan dan teknologi telahdiakui dunia. Negara itu telah melahirkan sejumlah pemenang Nobel: Amartya Sen(ekonomi), Subrawanian Chandrashekar dan Chandrashekar Venkataraman (fisika),Hargobind Khorana (kedokteran), Bunda Theresa (perdamaian) dan Rabindranath Tagore(sastra).Kata Kunci: Konteks pendidikan Indonesia, Kondisi pendidikan, Bereputasi baik, Negaralain,