Inayatul Hidayah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Standar Penilaian Pendidikan di Indonesia (Telaah atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 201 Inayatul Hidayah
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Educational assessment standard discusses about assessment scope, assessment principles, assessment mechanism and procedure, assessment technical and instrument, and assessment implementation and report. The scope of assessment standard is used as an assessment basic of student learning result in primary school and secondary school. The discussion in this research is an analysis of Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. This research uses library research method and belonging descriptive-analitical research. The result of this research is: first, regulation of assessment standard is for improving the previous regulation. One of them can be seen in assessment scope in Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 which hasn’t been explained implicitly, and in the last two regulation have been explained clearly. Second, regulation of assessment standard is not only to sustain but also to develop the previous regulation. Such as assessment prinsiples in Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 have been innovated in Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, and have been everlasting in Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Third, regulation of assessment standard is very dynamic, and will be changed according to technology expansion and period change. So, the teacher has an obligation to develop and innovate regularly based on the change according to technology expansion and time change so that he can do the assessment according to regulation. Abstrak Standar penilaian pendidikan membahas mengenai ruang lingkup penilaian, prinsip-prinsip penilaian, mekanisme dan prosedur penilaian, teknik dan instrumen penilaian, serta pelaksanaan dan pelaporan penilaian. Cakupan di dalam standar penilaian tersebut digunakan sebagai dasar penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar maupun menengah. Pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan merupakan jenis penelitian deskriptif-analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, peraturan mengenai standar penilaian pendidikan berfungsi untuk menyempurnakan peraturan sebelumnya. Salah satunya bisa dilihat dalam ruang lingkup penilaian yang ada pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 belum disebutkan secara implisit, sedangkan di dalam dua peraturan setelahnya telah disebutkan dengan jelas. Kedua, peraturan mengenai standar penilaian pendidikan bersifat mempertahankan peraturan yang sebelumnya dan juga pengembangan dari peraturan sebelumnya. Seperti pada prinsip-prinsip penilaian yang disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 dikembangkan atau lebih tepatnya adalah diinovasi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013, dan kemudian dipertahankan lagi peraturan tersebut di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Ketiga, peraturan mengenai standar penilaian bersifat sangat dinamis dan akan selalu berubah mengikuti perkembangan teknologi dan perubahan zaman. Oleh karenanya, tugas para pendidik adalah terus berkembang, berinovasi mengikuti dengan pekembangan zaman serta teknologi yang ada pada saat itu supaya bisa melaksanakan tugas penilaian sesuai dengan aturan yang berlaku.
Metode Akupresure untuk Mengurangi Dismenorea Remaja Nafi’ah; Retno Ginanjar; Anggraeni Indri Hapsari; Inayatul Hidayah; Kurniawati Tri Utami; Reni Mustikaningrum; Rizky Febria Suseno; Vistra Veftisia
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dysmenorrhea, or menstrual pain, is a common complaint experienced by adolescent girls and can interfere with their daily activities, both at school and in social settings. This issue is often not addressed optimally due to the limited knowledge adolescents have about non-pharmacological approaches to managing menstrual pain. Acupressure is known as an effective and safe non-pharmacological method for pain management. This community service program aimed to increase adolescents’ knowledge about dysmenorrhea and to teach acupressure techniques as an alternative approach. The activity was conducted simultaneously on May 31, 2025, in three locations: Loragung Village (Pekalongan), Girimukti Village (Penajam Paser Utara), and Tanjung Redeb Sub-district (Berau), involving 29 female adolescents. The methods used included health education, small group discussions, hands-on acupressure practice, and evaluation through pre-test and post-test assessments. The results showed a significant improvement in participants’ knowledge, with a statistical significance value of < 0.001. This program proved to be effective and is recommended for sustainable replication in other communities.   Abstrak Dismenore atau nyeri haid merupakan keluhan umum yang dialami oleh remaja perempuan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial. Masalah ini seringkali tidak ditangani secara optimal karena minimnya pengetahuan remaja tentang penanganan nyeri haid yang non-farmakologis. Metode akupresur dikenal sebagai salah satu penanganan non-farmakologis yang efektif dan aman. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang dismenore dan keterampilan akupresur sebagai alternatif pengelolaannya. Kegiatan dilaksanakan serempak pada 31 Mei 2025 di tiga lokasi: Desa Loragung (Pekalongan), Desa Girimukti (Penajam Paser Utara), dan Kelurahan Tanjung Redeb (Berau), melibatkan 29 remaja perempuan. Metode yang digunakan mencakup edukasi, diskusi kelompok kecil, praktik akupresur, serta evaluasi menggunakan pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pengetahuan peserta dengan nilai signifikansi < 0,001.