Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ZIONISME YAHUDI DAN TANTANGAN DAKWAH ISLAM Muhammad Syarif Hasyim
Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi Vol 8 No 2 (2012)
Publisher : Komunitas Dosen Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.597 KB)

Abstract

Before the birth of the state of Isreael, the Jewish nation was scattered in several countries, particularly in Europe and America. They are in a state of being suppressed, deprivated of political rights, suffering from expulsion and massacre. This condition encourages them to seek a unity. They communicate throuh promoting the issues of nationality and human rights. Thet communicate with the leaders of western countries. For internal consolidation, the Jews utilize religious slogans which they believe. From this emerge a movement called "Zionism", an international religioi-political movement that is successful in gathering the Jews who are scattered in teh world for the sake of the establishment of Jews state in Palestine which is believe as "the promised land of God". Finally, the Jews struggled to carry out diplomatic and political lobbying to officially become a member of the United Nations in 1949. This realitiy requires the Islamic preaching shoul formulate models and methods in orde that the mission which is based on the principle of "mercy to all mankinds" can be really realized and is able to determine the mocdel of world civilization.
KONTROVERSI BUNGA BANK DALAM ISLAM: TELAAH KOMPARATIF YUSUF AL-QARDHAWI DAN MUHAMMAD SAYYID AL-THANTAWI Raguwan; Muhammad Syarif Hasyim; Muhammad Syarif Hidayatullah
El-Iqthisadi Vol 7 No 1 (2025): Juni
Publisher : Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/el-iqthisady.v7i1.58038

Abstract

Abstrak Perbankan konvensional di Indonesia masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam transaksi keuangan, meskipun terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai status hukum bunga bank. Yusuf Al-Qardhawi secara tegas mengharamkan bunga bank karena dianggap sebagai riba, sementara Muhammad Sayyid Al-Thantawi memperbolehkannya dalam kondisi yang adil dan transparan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pandangan kedua ulama serta mengkaji relevansinya terhadap praktik perbankan di Indonesia. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan komparatif terhadap kitab-kitab karya kedua ulama serta regulasi perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem bunga dalam perbankan konvensional lebih sejalan dengan pandangan Muhammad Sayyid Al-Thantawi, karena diterapkan secara terbuka dan sesuai kesepakatan. Namun, sistem ini tetap bertentangan dengan prinsip yang dipegang oleh Yusuf Al-Qardhawi. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan literasi keuangan syariah agar masyarakat memahami perbedaan antara sistem perbankan konvensional dan syariah serta dapat memilih layanan keuangan sesuai dengan keyakinannya. Selain itu, masyarakat diharapkan bersikap adil dalam menghadapi perbedaan pendapat ulama dengan tetap berpegang pada prinsip hukum Islam. Kata Kunci: Bunga Bank, Muhammad Sayyid Al-Thantawi, Perbankan Konvensional, Riba, Yusuf Al-Qardhawi. Abstract Conventional banking in Indonesia remains the primary choice for financial transactions, despite differing views among Islamic scholars regarding the legal status of bank interest. Yusuf Al-Qardhawi firmly prohibits bank interest, considering it a form of riba, while Muhammad Sayyid Al-Thantawi permits it under fair and transparent conditions. This study aims to analyze the differing perspectives of these two scholars and assess their relevance to Indonesia’s banking practices. The research employs a normative legal approach with a comparative analysis of the scholars' works and Indonesia's banking regulations. The findings indicate that the interest system in conventional banking aligns more closely with Muhammad Sayyid Al-Thantawi’s perspective, as it is implemented transparently and based on mutual agreement. However, it remains inconsistent with Yusuf Al-Qardhawi’s principles. Therefore, increasing financial literacy in Islamic banking is essential to help the public understand the differences between conventional and Islamic banking systems and make informed financial decisions. Additionally, society is encouraged to approach scholarly differences with fairness and objectivity while adhering to Islamic legal principles. Keywords: Bank Interest, Conventional Banking, Muhammad Sayyid Al-Thantawi, Riba, Yusuf Al-Qardhawi.
PERAN LEMBAGA ADAT KAILI DALAM MEMPERTAHANKAN HARMONISASI SOSIAL PERSPEKTIF FIKIH SIYASAH Muhammad Sukiman; Muhammad Syarif Hasyim; Ahmad Syafi'i; M. Taufik
Qaumiyyah: Jurnal Hukum Tata Negara Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : Program Studi Hukum Tata Negara Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24239/qaumiyyah.v6i1.296

Abstract

In Indonesia, a country rich in cultural and customary diversity, customary institutions play a crucial role in maintaining relationships between individuals and groups. Social harmony is a key pillar in maintaining social stability and well-being. The Palu City Government, Central Sulawesi, enacted Regional Regulation Number 9 of 2016 concerning the Kaili Customary Institution. This study aims to elaborate on the concrete role of the Kaili Customary Institution in Kabonena Village in maintaining social harmony based on the perspective of Islamic jurisprudence. This study uses a qualitative approach with empirical legal research, which aims to understand the application and challenges faced in viewing law in a concrete sense and examining how law works in the community. A qualitative approach is a research method that focuses on collecting qualitative data through observation, interviews, and documentation. This research was conducted in Kabonena Village, Palu City. The results show that the Kaili customary institution in Kabonena Village plays a crucial role in maintaining social harmony in the community. The enforcement of customary rules is carried out wisely, including providing leniency to the sanctions imposed, so that the implementation of the rules does not only focus on punishment, but also on efforts to improve morality and strengthen social cohesion in society. One of the principles of Fiqh Siyasah is the principle of shura, which emphasizes the regulation of community affairs for the common good, in line with what the Kaili Traditional Institution of Kabonena Village does, namely not only enforcing customary law, but also acting as a mediator in resolving disputes. The role of the Kaili traditional institution in Kabonena Village, Palu City has not fully reflected the principle of justice or Al-Adalah in the context of enforcing rules and imposing sanctions for customary violations that have not been enforced evenly. Abstrak Di negara Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya dan adat, lembaga adat memiliki peranan penting dalam mempertahankan relasi antar individu serta antar kelompok. Harmonisasi sosial merupakan salah satu pilar utama dalam memelihara stabilitas dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Daerah Kota Palu Sulawesi Tengah mengesahkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Kelembagaan Adat Kaili. Penelitian ini untuk menguraikan secara mendalam peran konkret yang dilaksanakan oleh Lembaga Adat Kaili Kelurahan Kabonena dalam mempertahankan harmonisasi sosial berdasarkan perspektif fikih siyasah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian hukum empiris yang berfungsi untuk memahami penerapan dan tantangan yang dihadapi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Pendekatan kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berfokus pada pengumpulan data kualitatif observasi,wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kabonena Kota Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga adat Kaili di Kelurahan Kabonena memegang peranan penting dalam mempertahankan harmonisasi sosial di masyarakat. Penegakan aturan adat dilakukan dengan bijak termasuk dalam memberikan keringanan terhadap sanksi yang dijatuhkan, sehingga pelaksanaan aturan tidak hanya berfokus pada hukuman, tetapi juga pada upaya perbaikan moralitas dan penguatan kohesi sosial dalam masyarakat. Salah satu prinsip Fikih Siyasah yaitu prinsip syura, yang menekankan pada pengaturan urusan masyarakat untuk kebaikan bersama, selaras dengan yang dilakukan Lembaga Adat Kaili Kelurahan Kabonena yaitu tidak hanya menegakkan hukum adat, tetapi juga berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan perselisihan. Peranan lembaga adat Kaili di Kelurahan Kabonena Kota Palu belum sepenuhnya mencerminkan prinsip keadilan atau Al-Adalah pada konteks penegakan aturan dan pemberian sanksi terhadap pelanggaran adat yang belum ditegakkan secara merata.