Fransiske Tatengkeng
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kombinasi perancah silk-fibroin dari kepompong ulat sutera (Bombyx mori) dan konsentrat platelet sebagai inovasi terapi regenerasi tulang alveolar Silk-fibroin scaffold from silkworm cocoon (Bombyx mori) and platelet concentrate-based mineralized plasmati Adrian Rustam; Fransiske Tatengkeng; Andi Muh. Fahruddin; Arni Irawaty Djais
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 3 (2017): Vol 6 No 3 Desember 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.024 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i3.32

Abstract

Latar belakang: Destruksi tulang alveolar secara progresif akan berdampak buruk pada aspek fungsional, estetik, dan prognosis perawatan prostetik. Upaya regenerasi diperlukan untuk mengembalikan fungsi tulang alveolar. Dewasa ini, penggunaan konsentrat platelet seperti platelet-rich fibrin (PRF) dan platelet-rich plasma (PRP) terbukti mampu memicu pembentukan tulang alveolar. Namun, proses penyembuhan tulang memakan waktu lama. Selain itu, volume tulang yang terbentuk sulit dipertahankan sehingga konsentrat platelet perlu dimodifikasi. Penambahan scaffold bone-graft terbukti dapat meningkatkan efektivitas konsentrat platelet. Kandungan silk-fibroin dalam kepompong ulat sutera (Bombyx mori) berpotensi sebagai material scaffold yang ideal karena memiliki sifat mekanis dan biokompatibilitas yang unggul. Tujuan: Mengkaji potensi scaffold silk-fibroin kepompong ulat sutera yang dikombinasikan dengan konsentrat platelet sebagai inovasi terapi regenerasi tulang alveolar. Pembahasan: Mineralized plasmatic matrix (MPM) merupakan terobosan terbaru yang mengkombinasikan scaffold bone-graft dengan PRP dan PRF. Konsentrat platelet dalam MPM kaya akan growth factor (PDGF, TGF-β, VEGF, IGF), monosit, dan serabut fibrin yang berperan dalam menstimulasi proliferasi, diferensiasi, dan migrasi sel-sel osteoprgenitor, dan osteogenik pada area kerusakan. Penggunaan scaffold silk-fibroin yang disintesis dari kepompong ulat sutera mampu meningkatkan efektivitas konsentrat platelet dengan cara mempercepat proses osteogenesis dan menyediakan matriks ekstraseluler yang akan memandu migrasi sel osteogenik saat proses pematangan tulang. Selain itu, silk-fibroin mampu menginduksi angiogenesis, memfasilitasi osteokonduksi, dan mengoptimalkan proses osteoinduksi. Dengan sifat mekanisnya yang unggul, silk-fibroin mampu mempertahankan volume tulang. Simpulan: Perpaduan scaffold silk-fibroin kepompong ulat sutera dengan konsentrat platelet berpotensi dalam menstimulasi dan mempercepat proses pembentukan serta mempertahankan volume tulang alveolar.
Efektivitas antibakteri ekstrak buah patikala (Etlingeraelatior (Jack) R.M. S.m) terhadap bakteri Enterococcus faecalis Andi Muhammad Fahruddin; Fransiske Tatengkeng; Risnanda Thamrin; Irene Edith Riewpassa
Makassar Dental Journal Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.204 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v5i3.101

Abstract

Pendahuluan: Enterococcus faecalis merupakan bakteri penyebab infeksi sekunder terbesar pada perawatan saluran akar. Selain itu, terdapat 57% bakteri Enterococcus faecalis pada subgingiva penderita periodontitis. Saat ini, bahan irigasi untuk membunuh Enterococcus faecalis masih sangat terbatas. Sehingga diperlukan bahan irigasi alternatif yang mudah didapatkan, ekonomis, biokompatibel, dan mampu mengurangi mikrobiota patogen.Tumbuhan patikala (Etlingeraelatior (Jack) R.M. S.m) merupakan rempah lokal kota Palopo, Sulawesi Selatan. Tumbuhan ini mengandung polifenol, flavonoid, dan saponin yang memiliki potensi sebagai antibakteri. Tujuan: Mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak buah patikala terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Metodologi: Penelitian ini menggunakan eksperimental laboratorium dengan post-test only group design. Setelah pembuatan ekstrak buah patikala, dilakukan pengujian konsentrasi hambat minimal dengan konsentrasi 10%, 15%, 20%, 25%, 30% dan 35%. Uji efek antibakteri menggunakan metode difusi untuk membandingkan zona inhibisi ekstrak buah patikala pada berbagai konsentrasi dengan kontrol. Setiap kelompok dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Data dianalisis menggunakan uii one way Anova dan uji LSD. Hasil: Terdapat daya antibakteri ekstrak buah patikala pada berbagai konsentrasi terhadap Enterococcus faecalis. Uji one way Anova didapatkan nilai yang signifikan (P<0,05). Simpulan: Berbagai konsentrasi ekstrak buah patikala memiliki daya antibakteri terhadap Enterococcus faecalis dan berpotensi sebagai bahan irigasi alternatif.