Erwin Sutono
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penggunaan overdenture sebagai alternatif perawatan pada pasien edentulus parsialis Erwin Sutono; Mardi S. Arief; Adriana Djuhais; Edy Machmud
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 2 (2012): Vol 1 No 2, April 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.975 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i2.48

Abstract

Seiring bertambahnya usia semakin besar pula kerentanan seseorang untuk kehilangan gigi. Hal itu berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan gigitiruan. Jika seseorang kehilangan satu atau lebih giginya, maka ia akan mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas tertentu, seperti mengunyah, berbicara serta dapat pula mempengaruhi penampilannya. Pasien yang mengalami kehilangan gigi sebagian membutuhkan suatu perawatan rehabilitasi prostetik meliputi pembuatan gigitiruan. Namun pemakai gigitiruan, utamanya jenis gigitiruan akrilik konvensional, sering melaporkan ketidaknyamanan, kurangnya retensi dan stabilitas sehingga sulit menggunakan gigitiruan, utamanya gigitiruan sebagian rahang bawah. Oleh karena itu saat ini berkembang suatu jenis gigitiruan overdenture sebagai alternatif perawatan kehilangan gigi. Saat ini penggunaan overdenture telah banyak digunakan oleh dokter gigi dan memiliki banyak pilihan jenis alat bantu retensi yang dapat diaplikasikan pada overdenture, antara lain menggunakan clip yang dipasang pada gigitiruan dengan interconecting bar, penggunaan O-ring yang dilekatkan pada gigitiruan overdenture yang menggunakan retensi ball attachment, dan alat bantu retensi terbaru yang saat ini sering digunakan yaitu dengan penggunaan magnit. Overdenture didesain untuk mendistribusikan beban pengunyahan diantara lingir edentulus dan gigi penyangga. Overdenture dapat meneruskan gaya oklusal menuju tulang alveolar dengan melewati ligamen periodontal ke otot mastikasi, dapat mencegah kelebihan beban oklusal sehingga dapat mengurangi resorpsi tulang akibat kelebihan gaya. Gigitiruan overdenture secara bermakna dapat memberikan kepuasan, kenyamanan, stabilitas dan kemampuan mengunyah yang lebih baik dibandingkan dengan gigitiruan konvensional. Rehabilitasi den gan penggunaan gigitiruan overdenture pada rahang bawah yang tak bergigi menghasilkan perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan gigitiruan konvensional.
Perawatan gangguan sendi temporomandibular: pertimbangan dalam bidang prostodontik Erwin Sutono; Edy Machmud
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 4 (2013): Vol 2 No 4 Agustus 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.724 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i4.133

Abstract

Sendi temporomandibular merupakan sendi yang menghubungkan tulang temporal dan mandibula serta menghasilkan pergerakan seperti engsel. Otot mastikasi yang menghubungkan rahang bawah dengan tulang tengkorak dapat menggerakkan rahang ke depan, samping, membuka dan menutup. Sendi ini bekerja dengan baik jika rahang bawah dan sendi bergerak bersamaan. TMJ merupakan salah satu sendi paling kompleks dalam tubuh. Sendi ini dapat melakukan gerakan menggantung dalam satu bidang sehingga dapat digolongkan sebagai sendi ginglymoid. Akan tetapi, sendi ini dapat pula melakukan gerakan meluncur sehingga dapat pula diklasifikasikan sebagai sendi arthrodial. Oleh karena itu, secara teknis, sendi ini dapat disebut sebagai sendi ginglymoarthrodial. Pergerakan mandibular terjadi sebagai suatu kesatuan yang kompleks dari keterhubungan tiga dimensi aktivitas rotasi dan translasi. Gangguan sendi temporomandibular dapat terjadi ketika rahang berputar sewaktu melakukan gerakan membuka, menutup, atau gerakan ke samping. Pergerakan ini mempengaruhi sendi rahang dan otot pengunyahan. Istilah gangguan sendi temporomandibular seringkali diartikan sebagai kumpulan beberapa gangguan klinis yang mempengaruhi sistem mastikasi dan stomatognatik. Sejumlah cara dapat digunakan untuk membantu dalam penanganan gangguan sendi temporomandibular. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pertimbangan pemilihan perawatan yang dapat dipakai pada kasus gangguan sendi temporomandibular khususnya dari segi prostodontik.