Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBEDAAN EKSPRESI VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR DAN EKSPRESI TISSUE FACTOR BERDASARKAN RESPONS TERAPI KEMORADIASI CISPLATIN PADA PENDERITA KARSINOMA NASOFARING STADIUM LANJUT Hendarsih, Een; Oehadian, Amaylia; Sumantri, Rachmat; Supandiman, Iman; Hernowo, Bethy S.
Majalah Kedokteran Bandung Vol 47, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.89 KB)

Abstract

Vascular endothelial growth factor (VEGF) merupakan faktor angiogenik yang berperan dalam angiogenesis tumor. Tissue factor (TF) merupakan inisiator utama pembekuan darah dan merangsang protein yang mengatur angiogenesis. Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan ekspresi VEGF dengan ekspresi TF pada penderita KNF stadium lanjut berdasarkan respons terapi kemoradiasi. Dilakukan penelitian kohort prospektif pada penderita KNF stadium III, IVa, dan IVb berdasarkan AJCC edisi ke-7 tahun 2010. Ekspresi TF dan VEGF diperiksa dengan imunohistokimia dan respons kemoradioterapi dievaluasi dengan memakai Response Evaluation Criteria in Solid Tumours (RECIST) revisi versi 1.1 tahun 2009. Analisis statistik yang digunakan adalah Uji eksak Fisher. Selama penelitian Oktober 2012?Oktober 2013 didapatkan 35 penderita KNF yang memenuhi kriteria inklusi dan 5 orang dikeluarkan dari penelitian. Pada kelompok respons didapatkan 17 dari 23 penderita ekspresi VEGF ? 25%; 6 dari 23 penderita ekspresi VEGF <25%; 16 dari 23 penderita ekspresi TF ? 33%; 7 dari 23 penderita ekspresi TF <33% (p=1,000) serta pada kelompok tidak respons 5 dari 27 penderita ekspresi VEGF ?25%; 2 dari 7 penderita ekspresi VEGF <25%; 4 dari 7 penderita ekspresi TF ? 33%; 3 dari 7 penderita ekspresi TF <33% (p=0,657). Simpulan, tidak terdapat perbedaan ekspresi VEGF dengan ekspresi TF pada penderita KNF stadium lanjut berdasarkan respons terapi kemoradiasi. [MKB. 2015;47(1):49?54]Kata kunci: Karsinoma nasofaring, respons kemoradiasi, tissue factor, vascular endothelial growth factorDifferences between Vascular Endothelial Growth Factor Expression and Tissue Factor Expression Based on Cisplatin Chemoradiation Therapy Response in Advanced Stage Nasopharyngeal CancerVascular endothelial growth factor (VEGF) is a proangiogenic factor involved in the angiogenesis of NPC. Tissue factor (TF), the main initiator of blood coagulation, also signals protein that regulates angiogenesis. This study  analyzed the differences between VEGF expression and TF expression in tumor tissue based on chemoradiation therapy response. Prospective cohort study was performed in NPC patients stage III, IVa and IVb according to the AJCC VII staging system. TF expression and VEGF expression were measured by immunohistochemistry, and chemoradiotherapy responses was evaluated by RECIST version 1.1 2009. Statistical analysis was performed using Fisher Exact test. From October 2012 to October 2013, 35 NPC patients were eligible for this study and 5 patients were excluded. In response group, there were 73.9% patients with VEGF expression ?25%, 26.1% patients with VEGF expression <25%; 69.6% patients with TF expression ?33%, 30.4% patients with TF expression <33% (p=1,000) and in no response group, there were 71,4% patients with VEGF expression ? 25%; 28.6% patients with VEGF expression <25%, 57.1% patients with TF expression  ?33%, 42.9% patients with TF expression <33% (p=0.657). In conclusion, there are differences between VEGF expression and TF expression based on the chemoradiation therapy response, but they are not significantly different. [MKB. 2015;47(1):49?54]Key words: Nasopharyngeal carcinoma, chemoradiation response, tissue factor, vascular endothelial growth factor DOI: 10.15395/mkb.v47n1.397   
Analisis Faktor Risiko Kematian Jemaah Haji Embarkasi Surabaya Tahun 2023 Widodo, Gunawan; Hendarsih, Een; Ornadi, Annisa Brilian; Dyah, Swatika
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jawa timur menempati urutan pertama di Indonesia untuk jumlah jemaah haji yang memiliki resiko tinggi kematian. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kematian jemaah haji, terutama faktor usia, jenis kelamin, dan komorbid atau penyakit penyerta. Penelitian ini dikhususkan pada embarkasi Surabaya karena merupakan penyumbang terbesar kejadian kematian jemaah haji. Mengetahui profil kesehatan jemaah haji embarkasi Surabaya yang meninggal saat ibadah haji tahun 2023, faktor resiko yang berhubungan dengan kematian jemaah haji embarkasi Surabaya 2023, serta mengetahui evaluasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan calon jemaah haji. Metode penelitian berupa observasional analitik dengan desain crossectional. Kasus adalah jemaah yang wafat saat ibadah haji sedangkan kontrol merupakan jemaah yang hidup. Dianalisis secara univariat, bivariat dengan chi square. Analisis penelitian ini menggunakan analisis bivariat chi square dimana hasil analisis menunjukkan bahwa pemeriksaan kesehatan awal merupakan salah satu faktor risiko yang mempengaruhi tingginya mortalitas jemaah haji embarkasi Surabaya. Jemaah haji embarkasi Surabaya yang meninggal mayoritas laki-laki berjumlah 103 jemaah dan berusia ≥ 65 tahun dengan 129 jemaah. Penyebab kematian jemaah haji terbanyak yaitu penyakit cardiovaskuler sebanyak 72 jemaah (42,1%). Pemeriksaan kesehatan awal merupakan salah satu faktor risiko yang mempengaruhi tinggi rendahnya mortalitas jemaah haji embarkasi Surabaya tahun 2023
Breast Cancer Early Detection Training Through Correct Sadari and Sadanis to Midwifes and Nurses Arianto, Bambang; Hendarsih, Een; Arumasari, Pravica Juti
Journal of Community Medicine and Public Health Research Vol. 4 No. 2 (2023): Journal Community Medicine and Public Health Research
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jcmphr.v4i2.44516

Abstract

Breast cancer ranks first in terms of the number of cancers in Indonesia and is among the first contributors to cancer deaths. This is because 70% of the cases are detected at an advanced stage. After finding a lump in her breast, a patient does not necessarily see a doctor immediately. The cause of the problem is the lack of public knowledge about breast cancer. Therefore, prompt efforts are needed to solve this problem. Training for health workers, including midwives and nurses, in direct contact with the community regarding early detection and breast cancer therapy is essential. The hope is that midwives and nurses will become breast cancer health cadres through counseling, early detection, and treatment in the community. The results of this activity are increased knowledge among midwives and nurses about breast cancer, its early detection, and early treatment, which correlates with decreased delays in treatment