Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Teknologi Alat Pengasapan Ikan dan Mutu Ikan Asap Jantri Sirait; Suroto Hadi Saputra
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.14 No.2 Desember 2020
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v14i2.6356

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya perairan dan hayati yang dapat dikembangkan, salah satu sumber daya perairan yang dapat dikembangkan adalah olahan ikan asap. Pengasapan ikan pada tingkat masyarakat masih sangat sederhana yaitu dengan menggunakan potongan drum dan proses pengasapannya diruangan terbuka. Untuk meningkatkan mutu ikan asap dan mengefisiensikan waktu pengasapan ikan telah diciptakan alat pengasapan ikan dengan tipe Kabinet, tipe EFHILINK, tipe Cakalang Grilled R3 Polnam, tipe OFC – 40H dan tipe Lemari Perokok.Waktu pengasapan ikan rata – rata 3 jam dengan suhu ruang pengasapan terkontrol antara 600C – 800Cdan penyebaran asap lebih merata didalam ruang pengasapan sehingga ikan asap yang dihasilkan lebih bermutu. Proses pengasapan ikan dengan menggunakan teknologi pengasapan, menghasilkan ikan asap lebih higenis dari debu dan lalat yang beterbangan disekitar pengasapan ikan dan mutu ikan asap sesuai dengan SNI IKan Asap Baru SNI 2725 : 2013 dengan parameter kadar air, kadar lemak, kadar abu, pH, protein dan untuk uji organoleptik hasil ikan asap terhadap aroma, teksturdan rasa masih disukai oleh para panelis.
MODIFIKASI ALAT PENGASAPAN IKAN UNTUK MENGEFISIENSIKAN WAKTU PENGASAPAN Jantri Sirait
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.12 No.2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.335 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v12i2.3928

Abstract

Modifikasi alat pengasapan ikan untuk mengefisiensikan waktu pengasapan fokus terhadap tungku pemanas dan alat pemutar rotary. Tungku pemanas dari bahan plat besi 5 mm dengan ukuran P,L,T (50,50,50) cm dilengkapi dengan penutup tungku pada bagian atas. Untuk menyalurkan uap panas dan asap dari tungku ke ruang pengasapan digunakan pipa penyalur dengan ukuran 2” (inchi) dengan panjang 100 cm, dan untuk mendorong uap panas dan asap masuk kedalam ruang pengasapan mengunakan exhaust fan. Motor listrik dengan daya 125 watt, putaran 1250 rpm digunakan untuk memutar rotary, dan untuk mereduksi putaran motor listrik dipergunakan gearbox dengan rasio putaran 1 : 40 rpm. Untuk menghindari selip pada saat pengasapan ikan digunakan bevel gear  sebagai penghubung putaran dari gearbox terhadap rotary. Efisiensi waktu pengasapan ikan lebih cepat dengan mengunakan alat pengasapan ikan yang dimodifikasi.  Dimana pada percobaan pertama waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan ikan patin seberat 33 kg atau berjumlah 60 ekor dibutuhkan waktu 10 jam, sedangkan percobaan kedua untuk mengasapkan ikan lele seberat 36 kg atau berjumlah 58 ekor dibutuhkan waktu 4 jam. Kemudian percobaan ketiga pengasapan ikan lele yang diolesi bumbu perasa yaitu kunyit dan garam seberat 25 kg berjumlah 38 ekor dibutuhkan waktu pengasapan selama 6 jam.  Dan pada percobaan ke empat, ikan yang diasapkan adalah ikan patin sebeart 21 kg berjumlah 34 ekor, yang diberi bumbu perasa kunyit dan garam. Waktu yang dibutuhkan untuk mengasapkan selama 8 jam. Dari hasil uji kadar air ikan asap di laboratorium, ikan yang diasapkan selama 10 jam, 6 jam dan 8 jam kadar airnya sesuai dengan SNI 2725 : 2013,  Maks kadar air 60%. Sedangkan pengasapan ikan dengan waktu 4 jam, kadar air ikan asap belum susai dengan SNI ikan asap dengan pengasapan panas. Modification tool for fish smoking to efficiency smoking time focus on furnace heating and Rotator of rotary. The heater furnace of the iron plates with a size of 5 mm P, L, T (50, 50, 50) cm are fitted with a cover on top of the stove. To channel hot steam and smoke from the furnace to the space station used a pipe distributor with size 2 "(inch) with a length of 100 cm, and to push the hot steam and smoke into the space station using exhaust fans. Electric motor with power 125 watt, round 1250 rpm is used to rotate the rotary, and to reduce the rounds used electric motor gearbox with ratio 1:40 rpm spin. To avoid any slippage at the moment of bevel gear used fish station as a liaison from the gearbox against round rotary. The efficiency of the time smoking fish more quickly by using the modified fish smoking tool.  Where the first experiments on the time it takes to smoking fish catfish weighing 33 kg or totaled 60 tail it takes 10 hours, while the second trial for the smoking catfish weighing 36 kg or numbered 58 tail it takes 4 hours. Then the third experiment fogging catfish taste the seasoning smeared with turmeric and salt weighing 25 kg and totaled 38 tail takes fogging for 6 hours.  And in the fourth experiment, fish smoked fish is catfish weighing 21 kg, totaling 34 tail, the spices turmeric and salt taste. The time it takes to smoking for 8 hours. The test results of the water content in the laboratory of smoked fish, smoked fish for 10 hours, 6 hours and 8 hours of water levels in accordance with the SNI 2725:2013, max 60% moisture content. While fogging fish with a time of 4 hours, water levels have not smoked fish with SNI smoked fish with fogging.
Teknologi Mengering Hasil Pertanian Guna Mempertahankan Masa Simpan Jantri Sirait; Sulistyo Prabowo; Miftakhu Rohmah; Anton Rahmadi
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.2 Desember 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i2.7221

Abstract

Untuk menghindari kerusakan hasil pertanian pasca panen dianggap perlu penangan hasil pertanian dengan cara pengeringan. Waktu dan suhu pengeringan olahan pangan sangat berpengaruh terhadap mutu olahan pangan, guna meningkatkan nilai tambah dan memperpanjang daya simpan hasil pertanian komoditas hortikultura yang bersifat musiman dan tergolong perishable (mudah rusak). Adapun tipe – tipe pengeringan hasil pertanian seperti  tipe cabinet, tray berputar, tipe putaran drum bervariasi dan tipe rak model teta’17. Rata – rata Suhu ruang pengeringan 400C - 600C dan waktu pengeringan rata – rata 8 – 12 jam sesuai dengan produk yang dikeringkan. Sumber panas yang dapat dipergunakan untuk mengeringkan hasil pertanian antara lain energi matahari, panas bumi, limbah kayu dan lampu inframerah. Biji kakao dikeringkan selama 20 jam dengan berat awal 30 kg dan berat akhir 12,6 kg, cengkeh dengan berat awal 15 kg dan berat akhir 8,04 kg dikeringkan selama 4 jam 20 menit. Lada dikeringkan selama 8 jam pada suhu 400C dengan kadar air akhir 11,99%. Buah pala memiliki kadar air awal sebesar 38,75%, setelah dikeringkan selama 12 jam pada suhu 520C  kadar air akhir 9,70%. Dan kadar air chips mocaf semi kering setelah dikeringkan dengan menggunakan cabinet dryer pada suhu 700C sesuai dengan SNI tepung mocaf No 7622-2011 yaitu ≤ 13%.
Pengering dan Mutu Ikan Kering Jantri Sirait
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.616 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5735

Abstract

Ikan asin kering merupakan komoditas yang mudah mengalami proses kemunduran mutu dan pembusukan. Untuk menjaga mutu ikan tetap baik maka dilakukan pengawetan dengan cara penggaraman dan pengeringan. Proses pengeringan ikan terdiri dari dua cara yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami mempunyai kelemahan yaitu ketergantungan pada kondisi cuaca dan butuh waktu pengeringan yang lama. sedangkan pengeringan buatan tidak tergantung dengan kondisi cuaca dan waktu yang dibutuhkan pada saat proses pengeringan lebih sedikit. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan sangat berfariasi sesuai dengan jenis dan bentuk ikan yang dikeringkan. Rata-rata suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan adalah 45oc – 80oc dan waktu yang dibutuhkan antara 6 jam hingga 12 jam. Semakin lama waktu pengeringan dan semakin tinggi suhu yang digunakan akan semakin tinggi hasil uji kadar abu, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak hal ini berbanding terbalik dengan pengujian kadar air. Temperatur dan waktu pengeringan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan kering. Mutu ikan kering dinilai dari kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, kenampakan, tekstur, rasa dan aroma. Dari hasil uji mutu hedonik untuk parameter kenampakan, tekstur, rasa dan aroma dapat diterima oleh panelis dan sesuai dengan SNI 01-2721-1992.