This Author published in this journals
All Journal SOLUSI
Rahoyo Rahoyo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BANK KELILING PEMBURU RENTE DAN INVOLUSI USAHA PEDAGANG PASAR Rahoyo Rahoyo; Rr. Lulus Prapti NSS
Solusi Vol 17, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.315 KB) | DOI: 10.26623/slsi.v17i4.1778

Abstract

AbstrakBank keliling pemburu rente (jamak dikenal sebagai bank plecit, bank thithil, mbatak, bank emok) dikenal masyarakat sebagai lembaga permodalan dan atau pembiayaan dengan mengenakan bunga amat tinggi. Faktanya memang demikian. Tak berlebihan bila bank ini kemudian dipersepsikan oleh masyarakat sebagai bank yang bukan membantu para pedagang pasar atau nasabah yang menggunakan jasa bank keliling pemburu rente, tetapi justru menggerogoti usaha para pedagang. Masyarakat pada umumnya menjulukinya dengan istilah rentenir.Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa dalam konteks pedagang pasar, dalam situasi dan kondisi tertentu, pilihan alternatif permodalan atau pembiayaan bank keliling pemburu rente adalah pilihan yang rasional. Tidak ada alasan tunggal para pedagang pasar menggunakan jasa bank keliling pemburu rente. Terpepet, misalnya, adalah salah satu alasan; tetapi bukan satu-satunya alasan.Hal menarik lain dari penelitian ini adalah tidak ditemukan informasi dan fakta empiris dan teoretis bahwa bunga bank keliling pemburu rente yang sangat tinggi tersebut mengakibatkan involusi atau pemerosotan usaha. Kata kunci: bank plecit, bank keliling pemburu rente, involusi usaha, pedagang pasar, alternatif permodalan dan pembiayaan, lembaga keuangan informal, laba, tindakan ekonomis.
PENDEKATAN HOLISTIK (HOLISTIC APPROACH) SEBAGAI UPAYA EFEKTIF PENGENTASAN KEMISKINAN: STUDI KASUS PADA TIGA KELUARGA MISKIN RR. Lulus Prapti NSS; Rahoyo Rahoyo; Dian Triyani
Solusi Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.017 KB) | DOI: 10.26623/.v17i2.1455

Abstract

AbstrakBerbagai program dan upaya pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan memang pernah digulirkan, antara lain Kredit Usaha Tani (1998) yang mencapai Rp8,4 triliun; Kredit Ketahanan Pangan (2000) yang mencapai 2,3 triliun; juga Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dan Jaring Pengaman Sosial.  Namun, berbagai upaya itu pun toh tak cukup signifikan mengurangi angka kemiskinan. Setidaknya, data di atas menunjukkan bahwa sejak 2002 sampai dengan 2007 angka kemiskinan tetap bertengger pada angka 16 – 18% sekalipun memang tinggal satu digit pada 2018.Tentu saja kita tidak boleh pesimis bahwa kemiskinan pada dasarnya memang bisa ditekan bahkan bisa dihapuskan. Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian 2006 telah membuktikannya di Bangladesh. Tetapi, melihat pengalaman selama 5 tahun terakhir, semua usaha yang dilakukan pemerintah belum memberikan hasil yang berarti.Pertanyaan lain yang muncul, mengapa semua program yang telah menyedot triliunan biaya tersebut tidak mampu membawa dampak signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan? Apakah program-program tanggap darurat (emergent) semacam beras miskin (raskin) dan bantuan langsung tunai (BLT) memang merupakan pendekatan strategis untuk pengentasan kemiskinan?Makalah ini berusaha memotret apa adanya kehidupan tiga keluarga miskin masing-masing Suji (65 tahun), Harni (55 tahun) dan Subadi (61 tahun) sebagai studi kasus. Dari deskripsi apa adanya mengenai kehidupan mereka akan dilakukan analisis untuk mengetahui aspek-aspek yang terkait dengan kemiskinan mereka. Kata kunci: pendekatan holistik, keluarga miskin