Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REALISASI APPRAISAL DALAM ASPEK ATTITUDE PADA MEDIA ONLINE INSTAGRAM Adam Muhammad Nur; Armando Satriani Hadi
Jurnal Sasindo UNPAM Vol 3, No 2 (2016): SASINDO UNPAM
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.582 KB) | DOI: 10.32493/sasindo.v3i2.15-24

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifkasikan serta memaparkan bentuk-bentuk Attitude sebagai salah satu aspek dari teori Appraisal. Landasan teoritis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) Analisis Wacana, (2) Appraisal Theory dan (3) Attitude. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Objek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah teks berbasis elektronik pada media sosial Instagram. Data penelitian berupa ujaran/ungkapan atau komentar yang dituliskan oleh para pengguna Instagram pada akun produk lipstik @kailijumei yang didalamnya terdapat bentuk-bentuk Attitude berdasarkan karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komentar-komentar yang disampaikan tersebut memiliki bentuk-bentuk Attitude, seperti Affect, Judgement dan Appreciation. Komentar-komentar yang disampaikan memiliki kecenderungan menggunakan bentuk Affect sebagai Attitude terhadap produk lipstik Kailijumei. Kata Kunci: Appraisal, Attitude, Instagram, Kailijumei
Pelatihan Penulisan Puisi dan Cerpen di Kalangan Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) Daerah Kota Tangerang Selatan Washadi Washadi; Adam Muhammad Nur; Muhammad Wildan; Sabri Koebanu
Pekodimas : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2021): Pekodimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.97 KB)

Abstract

Menulis merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengekspresikan diri dan menuangkan ide-ide yang ada di dalam pikiran secara mendalam dan empiris. Mengapa dikatakan empiris? Karena tulisan memiliki sifat fisik yang terlihat dan dapat dibuktikan eksistensinya. Untuk mengungkapkan perasaan dan ekspresi diri, menulis puisi dan menulis cerpen dapat dijadikan sebuah alat untuk menggambarkan perasaaan seseorang bahkan lebih jauh lagi puisi dan juga cerpen dapat membantu seseorang untuk menggambarkan kondisi sosial, budaya religi tertentu. kemudian, dengan menuliskan puisi ataupun cerpen seseorang dapat memberikan pesan-pesan terkait fenomena yang muncul di masyarakat meskipun tidak tersampaikan secara langsung karena untuk memahami sebuah puisi ataupun karya sastra berbentuk prosa seperti cerpen terkadang memerlukan analisa dan pemahaman mendalam sehingga pesan yang disampaikan dalam karya sastra tersebut dapat dipahami dengan sangat jelas dan baik. Perkembangan puisi juga karyas sastra lainnya seperti cerpen saat ini jika dilihat sudah sedikit mengalami perubahan. Karya sastra mutakhir yang muncul di era sekarang ini lebih banyak berfokus pada karya sastra-karta sastra yang popular  sehingga perlu adanya sosialisasi-sosialisasi terkait dengan karya sastra puisi atau cerpen yang berisi pesan-pesan yang spesifik dalam penulisan-penulisan karya sastra tersebut. Hal ini agar nantinya karya sastra puisi maupun cerpen ini terus mengalami perkembangan-perkembangan yang baik. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa menulis puisi ataupun cerpen sebagai suatu karya sastra tentu saja dapat memberikan jalan bagi para penulisnya untuk menyampaikan isu-isu sosial, budaya bahkan isu-isu terkait dengan agama dimana karya sastra ini dapat menjadi alat penyampai pendapat dan ide bagi setiap orang. Anak-anak muda dan kaum milenials saat ini perlu diberikan sedikit motivasi dan petunjuk untuk menyalurkan ide dan mengekspresikan pemikirannya terhadap sesuatu dengan menulis karya sastra khususnya agar segala sesuatu yang disampaikan tidak hanya mengena pada khalayak tetapi secara estetis dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Dengan latar belakang di atas target Pengabdian yang akan dilaksanakan kali ini adalah Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama cabang Tangerang selatan (IPNU Tangsel). IPNU Tangerang Selatan merupakan sebuah oraganisasi badan otonomi Nahdlatul Ulama, yang merupakan organisasi islam terbesar di Indonesia, yang terkenal dengan konsep moderat dan tolerannya. Salah satu Program IPNU adalah meningkatkan budaya literasi pelajar dalam menyambut bonus demografi. Artinya hal ini merupakan salah satu perjuangan bersama dengan IPNU dan dapat dijadikan program bersama dalam literasi khususnya literasi sastra di bidang penulisan kreatif seperti puisi dan juga cerpen.Kata Kunci: Menulis, Puisi, Agama, Anak Muda
Taste Metaphors for Food Description as a Creative Effort by Indonesian Food Vloggers Adam Muhammad Nur; R. Dian Dia-an Muniroh; Rusdiansyah
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 13 No. 1 (2025): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v13i1.5919

Abstract

This study aims to investigate the use of metaphors in the conventional language employed by Indonesian food vloggers when describing food, claiming it as a form of linguistic creativity influenced by their cognitive capabilities. Creativity in language is a gift that humans inherently possess, enabling them to freely communicate, share information, and convey intentions. This premise is grounded in the claim that humans cognitively possess mental faculties allowing for unrestricted language production (Saeed, 2003). Traditionally, metaphors are understood as a literary style often used in poetry, novels, or drama. However, in reality, humans are inseparable from metaphors (Lakoff in Lakoff and Johnson, 2003). Cognitively, humans use metaphors to facilitate understanding by associating one term with another in language (Lakoff in Jackendoff and Aaron, 1991). The data source for this research comprises several videos from Indonesian food vloggers, including 4 videos each from Anak Kuliner, Boengkoes Network, Mamank Kuliner, and Nex Carlos. These vloggers are well-known in Indonesia with a substantial number of subscribers. The research employs a qualitative descriptive method, which allows for a comprehensive explanation of phenomena observed in the data. The analysis reveals that in describing food, food vloggers tend to use structural metaphors more frequently than other types of metaphors, with 26 occurrences recorded. This finding indicates that equating the domain of food taste with another domain structurally makes it easier to convey and understand abstract taste experiences through the shared experiences of vloggers and their audiences
Taste Metaphors for Food Description as a Creative Effort by Indonesian Food Vloggers Adam Muhammad Nur; R. Dian Dia-an Muniroh; Rusdiansyah
IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Literature Vol. 13 No. 1 (2025): IDEAS: Journal on English Language Teaching and Learning, Linguistics and Lite
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24256/ideas.v13i1.5919

Abstract

This study aims to investigate the use of metaphors in the conventional language employed by Indonesian food vloggers when describing food, claiming it as a form of linguistic creativity influenced by their cognitive capabilities. Creativity in language is a gift that humans inherently possess, enabling them to freely communicate, share information, and convey intentions. This premise is grounded in the claim that humans cognitively possess mental faculties allowing for unrestricted language production (Saeed, 2003). Traditionally, metaphors are understood as a literary style often used in poetry, novels, or drama. However, in reality, humans are inseparable from metaphors (Lakoff in Lakoff and Johnson, 2003). Cognitively, humans use metaphors to facilitate understanding by associating one term with another in language (Lakoff in Jackendoff and Aaron, 1991). The data source for this research comprises several videos from Indonesian food vloggers, including 4 videos each from Anak Kuliner, Boengkoes Network, Mamank Kuliner, and Nex Carlos. These vloggers are well-known in Indonesia with a substantial number of subscribers. The research employs a qualitative descriptive method, which allows for a comprehensive explanation of phenomena observed in the data. The analysis reveals that in describing food, food vloggers tend to use structural metaphors more frequently than other types of metaphors, with 26 occurrences recorded. This finding indicates that equating the domain of food taste with another domain structurally makes it easier to convey and understand abstract taste experiences through the shared experiences of vloggers and their audiences