ABSTRAK Kecenderungan back to nature masyarakat Indonesia maupun manca negara, merupakan suatu peluang yang cukup besar bagi obat bahan alam untuk dikembangkan. Untuk mengetahui keamanan formula jamu penurun gula darah perlu dilakukan uji pengaruh penggunaanya terhadap fungsi hati (SGOT dan SGPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formula jamu penurun gula darah terhadap fungsi hati (SGOT dan SGPT) sebagai dasar pemanfaatan dalam masyarakat dan pelayanan kesehatan formal. Studi klinik dilakukan dengan desain penelitian pre-post test desaign pada 40 subjek penelitian laki laki dan perempuan usia 20 sampai dengan 60 tahun. Subjek penelitian minum ramuan jamu penurun gula darah selama delapan minggu dengan periksa ulang seminggu sekali dan dilakukan observasi kinik serta pemeriksaan SGOT dan SGPT pada awal penelitian, hari ke-28 dan hari ke-56. Hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT dianalisis dengan uji t berpasangan. Hasil uji t berpasangan didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT (t = -2,05, p = 0,048 (p<0,05)) dan terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGPT (t = -2,02, p = 0,051 (p>0,05)) sebelum dan sesudah pemberian ramuan jamu hiperglikemia hari ke-28, dan terdapat perbedaan yang bermakna kadar SGOT (t = -1,66, p = 0,038 (p<0,05)) dan SGPT ( t = -1,63, p = 0,023 (<0,05)) sebelum dan sesudah pemberian ramuan jamu hiperglikemia hari ke-56. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan jamu hiperglikemia sampai hari ke-56 mengganggu fungsi hati subjek penelitian. Kata kunci: studi klinik fungsi hati, formula jamu penurun gula darah