Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KAJIAN LINGUISTIK FORENSIK UJARAN BAU IKAN ASIN OLEH GALIH GINANJAR TERHADAP FAIRUZ A RAFIQ Casim Casim; Dinda Mega Suci P.; Pratomo Pratomo; Leti Sundawati
Metabasa: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : METABASA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.688 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk; 1) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin yang diucapkan oleh Galih Ginanjar untuk Fairuz Arafiq dari segi linguistik forensik yang berkaitan dengan Undang-Undang ITE; 2) mengkaji ujaran Bau Ikan Asin dari segi semantis; 3) ujaran Bau Ikan Asin dari segi pragmatik. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode litelatur, teknik pengumpulan data berupa dokumentasi dan pengamatan. Data dari pengamatan berupa rekaman video dan hasil tangkapan layar dari sosial media. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa; 1) ujaran Bau Ikan Asin bisa termasuk dalam beberapa pelanggaran undang-undang yang ada di Indonesia, UU ITE pasal 45 ayat 1, UU Pencemaran nama baik pasal 310 dan 311 KUHP; 2) segi semantis menunjukan bahwa ujaran Bau Ikan Asin memiliki konotasi yang kurang baik; 3) segi pragmatik Bau Ikan Asin akan menjadi tidak baik jika disandingkan dengan objeknya mahluk berupa perempuan.Kata kunci: Linguistik Forensik, Bau Ikan Asin, Undang-undang ITE. AbstractThis research aims to; 1) review the salted fish smell uttered by Galih Ginanjar for Fairuz Arafiq in terms of forensic linguistics related to the ITE Law; 2) examines the utterance of Smelly Salted Fish in terms of semantics; 3) the words of the smell of salted fish in terms of pragmatics. The method used in this research is the literature method, files collection techniques such as documentation and observation. Files from observations are in the form of video recordings and screenshots from social media. The results of this study indicate that; 1) Sayings of Smelly Salted Fish may be included in several violations of existing laws in Indonesia, ITE Law article 45 paragraph 1, Law on Defamation of article 310 and 311 of the Criminal Code; 2) the semantic aspect shows that the expression of the Smell of Salted Fish has a bad connotation; 3) the pragmatic aspect of the smell of salted fish will not be good if it is juxtaposed with the object of being a woman.Keywords: Forensic Linguistics, Smell of Salted Fish, ITE Law.
IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) TINGKAT SMP DI KABUPATEN TASIKMALAYA Agi Ahmad Ginanjar; Ridzky Firmansyah Fahmi; Casim Casim
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 3, No 2 (2019): JURNAL LITERASI OKTOBER 2019
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.847 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v3i2.2872

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 3 SMP di Kabupaten Tasikmalaya; 2) Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 3 SMP di Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian survei dan penelitian jenis survei ini melibatkan subjek dan responden untuk mendapatkan data. Data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di 3 SMP Kabupaten Tasikmalaya terbagi atas tiga tahap, di antaranya tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Subjek 1 dalam tahap pembiasaan memperoleh skor 106, tahap pengembangan memperoleh skor 48, dan tahap pembelajaran memperoleh skor 48. Skor akhir yaitu 202 dengan nilai 91,8, sangat baik. Subjek 2 dalam tahap pembiasaan memperoleh skor 61, tahap pengembangan memperoleh skor 26, dan tahap pembelajaran memperoleh skor 21. Skor akhir yaitu 108 dengan nilai 49,08, kurang. Subjek 3 dalam tahap pembiasaan memperoleh skor 87, tahap pengembangan memperoleh skor 37, dan tahap pembelajaran memperoleh skor 25. Skor akhir yaitu 149 dengan nilai 67,7, cukup. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di 3 SMP di Kabupaten Tasikmalaya di antaranya: 1) Kurangnya minat membaca siswa; 2) Buku perpustakaan yang tidak sesuai; 3) Kondisi perpustakaan yang belum memadai; 4) Kurangnya penggiat/motivator di bidang literasi; 5) Jumlah buku yang ada diperpustakaan tidak cukup untuk memenuhi tuntutan kebutuhan membaca sebagai basis proses pendidikan.