Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELAKSANAAN MANUSA YADNYA DALAM UPACARA MELASTI PADA BAYI KEMBAR DI DESA PAKRAMAN BANYUSERI, KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG, BALI I Putu Ari Sudiada
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.639 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v4i1.209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan Manusa Yadnya dalam Upacara Melasti pada bayi lahir kembar di Desa Pakraman Banyuseri tentang tahapan, proses dan nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen. Observasi dilaksanakan dengan cara melihat data-data dan terjun langsung di lokasi penelitian. Wawancara dilakukan secara mendalam terhadap informan yang paling mengetahui data yang dibutuhkan dalam hal ini PHDI, Pemangku, Penyuluh Agama Hindu serta tokoh masyarakat di Desa Pakraman Banyuseri yang dianggap mengetahui tentang masalah yang dikaji. Dan studi dokumen dilaksanakan dengan cara mempelajari pustaka-pustaka yang ada di Desa Pakraman Banyuseri. Hasil penelitian ini adalah tahapan yang ada dalam upacara Melasti pada bayi kembar ini, yaitu: Mekeet, Munpunin, Ngebug Kulkul Lan Metanding, Mapelawa, Nyiramang Due di Pura Taman, Ngunggahang Aci, Ngayah Nampah, Mapiuning Lan Memargi, Nyiramang Due Lan Sang Reged (Bayi Kembar dan Orang Tuanya), Ngayut Busana Sang Reged (Bayi Kembar dan Orang Tuanya) dan Ngaturang Bakti. Proses upacara Melasti pada bayi lahir kembar di Desa Pakraman Banyuseri merupakan tradisi sesuai Dresta yang dilaksanakan secara turun temurun. Upacara Melastidilaksanakan dalam dua kategori yaitu apabila bayi lahir kembar biasa (kembar perempuan/laki-laki) Melasti dilaksanakan di Soan Alit. Sedangkan bayi yang lahir kembar Buncing, Melasti dilaksanakan di Soan Agung dan Soan Alit. Sarana yang digunakan yaitu menggunakan Banten Pengayatan pada saat nyiramang Duen Ida Bhatara, dan Banten Pejatian digunakan pada saat ngelukat bayi kembar dan kedua orang tuanya. Upacara Melasti pada bayi lahir kembar, yaitu: sebagai media pensucian Niasa (linggih) Ida Bhatara yang berstana di Desa Pakraman Banyuseri. Dan secara keseluruhan nilai pendidikan yangterkandung disetiap tahapan Manusa Yadnya dalam Upacara Melasti pada bayi lahir kembar ini adalah nilai kebersamaan, toleransi, tatakrama dan kesadaran diri (self awareness).
PELAKSANAAN PUJA TRI SANDYA DI DESA PAKRAMAN BANYUSERI I Putu Ari Sudiada
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.993 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v4i2.287

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kulitatif yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk, fungsi dan makna dari Pelaksanaan Puja Tri Sandya pada masyarakat di Desa Pakraman Banyuseri, apa saja hambatan yang ditemui umat dalam pelaksanaan persembahyangan Puja Tri Sandya, serta solusi apa saja yang dapat diambil agar pelaksanaan Puja Tri Sandya dapat dilaksanakan sesuai anjuran yang telah ditetapkan. Informan ditentukan berdasarkan Purposive Sampling. Data dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode observasi dan wawancara. Analisis data meliputi: proses reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil wawancara yang dikaji dengan Teori Religi, Teori Struktural Fungsionalisme, Teori Makna, Teori Fungsi, dan Teori Konflik bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Puja Tri Sandya pada masyarakat di Desa Pakraman Banyuseri. Bentuk pelaksanaan Puja Tri Sandya di Desa Pakraman Banyuseri secara bersama-sama dalam keseharian maupun upacara keagamaan sudah berjalan dengan baik. Namun untuk pelaksanaan secara pribadi-pribadi oleh umat setiap harinya masih perlu peningkatan. Pelaksanaan ditetapkan sebanyak tiga kali dalam sehari (pagi hari, siang hari dan sore hari). Terkadang umat melaksanakan persembahyangan Puja Tri Sandya ini tidak sesuai dengan waktu tersebut, mengingat perbedaan situasi dan kondisi pekerjaan yang beragam. Pelaksanaan Puja Tri Sandya merupakan salah satu bentuk pengamalan ajaran Bhakti Marga. Adapun pelaksanaannya memiliki beberapa fungsi, yaitu: fungsi spiritual, fungsi ritual, fungsi simbolik, fungsi harmonisasi dan fungsi sarana. Makna yang terkandung di dalamnya meliputi makna spiritual, makna religious, makna logis, makna sosial, dan makna simbolik. Solusi yang dapat diambil agar pelaksanaan persembahyangan Puja Tri sandya berjalan dengan baik sesuai dengan yang sudah ditetapkan adalah dengan memberikan pengarahan atau himbauan kepada umat, agar melaksanakan Puja Tri Sandya dengan sungguhsungguh dan mampu mengajak umat agar dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dimiliki.
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DECISION MAKING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Kadek Dwijana Putra; I Putu Ari Sudiada; I Putu Suarnaya
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Inquiry dan Decision Making dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja. Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas menggunakan sistem siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi-observasi dan analisis, serta refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan testing untuk data prestasi belajar, kuesioner untuk data sikap terhadap pembelajaran, wawancara dan observasi sebagai metode pelengkap. Metode analisis data digunakan analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis ditemukan sebagai berikut siklus rata-rata terhadap pembelajaran sebesar 69%, sedangkan prestasi belajar diperoleh rata-rata kelas 65,6 daya serap 65,5% dan ketuntasan belajar 59,26% secara keseluruhan siklus satu belum berhasil. Pada siklus II diperoleh sikap siswa terhadap pembelajaran rata-rata sebesar 84,3%, sedangkan prestasi belajar diperoleh rata-rata kelas 81,67 daya serap 81,67% dan ketuntasan belajar sebesar 100%. Hasil penelitian pada siklus II telah mencapai target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Jadi penerapan model pembelajaran Inquiry dan Decision Making ternyata dapat meningkatkan sikap dan prestasi belajar pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti siswa kelas XI Akuntansi SMK TI Bali Global Singaraja tahun pelajaran 2021/2022. Hasil penelitian yang direkomendasikan kepada para guru khususnya guru Agama Hindu untuk menerapkan model pembelajaran Inquiry dikombinasikan dengan Pengambilan Keputusan untuk dilaksanakan dengan tepat dan benar dalam upaya meningkatkan sikap dan prestasi belajar siswa.
NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM UPACARA PERKAWINAN DI DESA JINENGDALEM KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG Ni Nyoman Sariyani; I Putu Ari Sudiada
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 5 No 2 (2022)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: mengkaji tahapan proses upacara perkawinan di Desa Jinengdalem dan nilai-nilai Pendidikan Agama Hindu dalam upacara perkawinan di Desa Jinengdalem Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Beberapa teori yang digunakan untuk mengkaji masalah yang diteliti antara lain; materi yang berhubungan dengan nilai Pendidikan Agama Hindu, dan upacara perkawinan di Desa Jinengdalem Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dirancang dengan penelitian emperik jenis deskriptif kualitatif. Teknik penentuan informan (Sampel) yang digunakan adalah purposive sampling dengan Teknik snowball. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan pencatatan dokumen. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut. Perkawinan merupakan pertemuan seorang laki-laki dan perempuan untuk mengikat hubungan sebagai suami dan istri yang kelak membina sebuah keluarga. Upacara perkawinan merupakan pesaksian kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kepada masyarakat atau keluarga, bahwa kedua orang tersebut mengikat diri menjadi suami istri. Selain itu upacara perkawinan merupakan penyucian terhadap Kamajaya (sperma) dan Kamaratih (ovum) yang suci dan dijiwai oleh roh suci yang nantinya akan melahirkan putra yang suputra yaitu anak berbudi luhur. Perkawinan selain memiliki nilai religi juga memiliki nilai pendidikan agama Hindu yang sesuai dengan Tri Kerangka Dasar Agama yaitu tattwa, etika,dan upacara/ritual.
NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI BAYUH OTON DI TENGAH MODERNISASI DESA ADAT PADANGBULIA KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG I Putu Ari Sudiada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 3 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v13i3.520

Abstract

Agama Hindu dibangun dengan tiga konsep dasar atau lebih dikenal dengan tri Kerangka Dasar Agama Hindu. Tiga Kerangka Dasar tersebut meliputi: Tatwa/Filsafat, Etika/Susila dan Upacara/Ritual. Agama hindu sesuai dengan ajaran ketuhananya dalam pustaka suci weda menganut paham ketuhanan yang dapat dinamakan paham theisme atwaita yaitu kepercayaan kepada Tuhan yang tunggal dengan nama dan wujud yang banyak. Bali memiliki banyak tradisi yang unik dan sampai saat ini masih tetap berjalan ditengah modernisasi yang ada. Upacara Bayuh Oton yang ada di Desa Adat Padangbulia saat ini merupakan salah satu tradisi yang masih kental dilakukan oleh krama adat yang beragama Hindu. Bayuh Oton diyakini dapat menetralisir pengaruh pengaruh yang tidak baik yang ada pada diri manusia. Bayuh Oton dilaksanakan tepat pada hari kelahiran yajamana berdasarkan wuku dan wewaran kemudian upakara yang berbeda sehingga akan ada perbedaan tempat dalam pelaksanaanya. Bayuh Oton berfungsi sebagai penyucian diri baik jasmani maupun rohani karena setiap kelahiran kita membawa unsur unsur magis khususnya terhadap kejiwaaan manusia sendiri. Pelaksanaan upacara Bayuh Oton saat ini masih tetap eksis dilaksanakan di Desa Adat Padangbulia Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng.