Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendampingan Produksi Lembaran Nata De Coco Di UKM Nata Di Kabupaten Sragen Asri Nursiwi; Ardhea Mustika Sari; Adhitya Pitara Sanjaya
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.29 KB)

Abstract

Nata de Coco merupakan salah satu produk fermentasi air kelapa yang digemari masyarakat sehingga UKM nata de coco berkembang pesat. UKM CV Tiga Cahaya Sejahtera di Desa Bendungan, Kedawung Sragen dan UKM milik Bapak Novi Dwi Atmojo di Desa Gempol, Sambirejo,Sragen merupakan UKM yang memproduksi lembaran nata de coco dan menjadi supplier dari beberapa industri minuman maupun makanan yang menggunakan nata de coco. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh mitra. Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh kedua UKM tersebut adalah produksi nata yang kurang stabil dan tingkat kegagalan produk yang masih cukup tinggi yang diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya sanitasi lingkungan, peralatan dan pekerja yang masih kurang baik, kurangnya pengetahuan pengelolaan starter nata dan proses fermentasi yang belum terkendali, terutama pengendalian kestabilan suhu selama fermentasi. Sanitasi selama proses pengolahan (sanitasi peralatan dan pekerja) maupun sanitasi ruang produksi yang kurang baik mengakibatkan seringkali terjadi kontaminasi seperti tumbuhnya jamur pada permukaan lembaran nata dan kontaminasi bakteri yang dapat menghambat pembentukan benang-benang selulosa penyusun lembaran nata. Solusi yang diberikan untuk meningkatkan rendemen dan hasil produksi nata de coco adalah dengan introduksi alat berupa rak fermentasi, pelatihan pengelolaan dan perbanyakan inokulum (Acetobacter xylinum) dan pelatihan penerapan Good Manufacturing Practices (GMP), serta pendampingan dalam pengurusan sertifikat PIRT. Dalam kegiatan pengabdian ini telah dilakukan introduksi alat yang berupa rak fermentasi, pelatihan pengelolaan dan perbanyakan inokulum dan pelatihan penerapan GMP. Dengan adanya kegiatan ini terjadi peningkatan rendemen nata yang dihasilkan karena berkurangnya kontaminasi dan telah diperoleh sertifikat P-IRT dengan Nomor 09.05.3314.02.01.0136.19
Pendampingan Ukm Tempe Mlanding Di Desa Pesido, Kecamatan Jatiroto, Wonogiri Dwi Ishartani; Ardhea Mustika Sari; Asri Nursiwi; M. Zukhrufuz Zaman
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.354 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.449

Abstract

Tempe mlanding merupakan makanan fermentasi tradisional dari biji lamtoro atau sering disebut mlanding oleh masyarakat Jawa Tengah. Produk pangan berbahan baku lokal ini berpotensi sebagai sumber protein selain kedelai. Di Desa Pesido, Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, terdapat beberapa pengrajin tempe mlanding diantaranya adalah usaha tempe mlanding milik Ibu Lati Winarsih dan Ibu Tarti. Secara umum masalah yang terjadi pada proses pembuatan tempe mlanding adalah proses yang masih tradisional sehingga belum ada standar atau pengukuran parameter sehingga kualitas produk tidak konsisten. Sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut, tim pengabdian UNS telah menyelenggarakan tiga program yaitu introduksi teknologi tepat guna proses pengolahan tempe mlanding standar industri pangan, pelatihan dan penyususnan Cara Pengolahan Pangan yang Baik (CPPB). Penggunaan rak fermentasi sebagai pengganti fermentasi yang biasa dilakukan di lantai beralaskan kain terpal merupakan teknologi tepat guna yang diaplikasikan pada UKM tempe mlanding sehingga suhu fermentasi lebih stabil. Pelatihan dan penyusunan konsep CPPB dilakukan kepada pemilik UKM melalui praktik langsung. Dengan ketiga program tersebut, pemilik UKM menjadi lebih paham tentang teknik fermentasi dan produksi pangan yang sesuai standar sehingga meningkatkan konsistensi produk.