Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Jiwa Wirausaha Berbasis Budaya Lokal Bagi Siswa Sekolah Dasar Di Wilayah Klaten Jawa Tengah Umi Yuliati; Nanang Rizali
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.269 KB)

Abstract

Kegiatan Pengabdian dilandasi oleh UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 13 dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang peningkatan daya saing nasional melalui Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Mitra dari pengabdian ini adalah SDIT Ibnu Shina dan SDN 1 Balak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Tujuan dari pengabdian ini adalah membangkitkan semangat kemandirian sejak dini melalui program kewirausahaan; melestarikan budaya lokal yaitu gerabah dan batik tulis; dan memperluas peluang usaha dalam bidang kerajinan tradisional. Lembaga pendidikan dan pemerintah memiliki peran untuk mendorong terwujudnya pendidikan yang berorientasi wirausaha berbasis budaya lokal sebagai sebuah solusi bagi kemakmuran bangsa. Mitra pertama yaitu SDIT Ibnu Shina memiliki program unggulan “Ibnu Shina Berkarya dan Mandiri”. Mitra kedua adalah SDN Balak yang merupakan sekolah dengan keperdulian terhadap kemadirian siswa yang diwujudkan dengan adanya ekstra kulikuler tata boga dan pengenalan berwirausaha dengan koperasi sekolah. Metode yang digunakan dalam pengabdian yaitu metode observasi, diskusi, operasional kerja, dan pendampingan secara langsung. Metode diskusi, operasional kerja dan pendampingan diterapkan dalam pembuatan desain gerabah dan batik untuk produk souvenir, kegiatan pemasaran produk meliputi pembuatan mini showroom, bazar, dan pameran. Target khusus yang ingin dicapai dalam pengabdian ini adalah SDM yang memiliki semangat berwirausaha, dan mumpuni dalam bidang gerabah dan batik tulis, buku ajar tentang “Berwirausaha dengan Gerabah dan Batik Tulis bagi Siswa Sekolah Dasar”dan publikasi ilmiah.
IDENTITAS LOKAL DALAM BATIK PARANG SUKOWATI Nanang Rizali; Bani Sudardi
Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) Prosiding Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni (Sesanti) 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sragen merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, memiliki banyak potensi daerah dan sumber daya alamnya. Salah satu potensi wisata unggulan berupa Museum sangiran yang menjadi identitas utama dengan tagline city branding nya “The Land of Java Man”. Di samping Museum Purbakala Sangiran, terdapat juga waduk kedung Ombo, kawasan pemandian air panas Bayanan, dan wisata makam Pangeran Samudro di gunung Kemukus. Di sektor perindusterian dan perdagangan Pemerintah daerah Sragen mengembangkan zona industri mebel dan kawasan industri batik. Sebagai benda budaya, batik merupakan bagian melekat dari kebudayaan nasional dan menjadi identitas bangsa Indonesia. Batik telah tumbuh dan berkembang dalam berbagai dimensi melalui lintasan ruang dan waktu dalam kehidupan masyarakatnya. Sejak awal abad ke 20 an, penggunaan batik tradisional tampak semakin berkurang dan kini batik berada dalam semangat zaman dimana aspek kreativitas menjadi faktor yang dominan. Selain terdapat kemungkinan yang meliputi bahan baku, zat warna dan prosesnya hingga pengembangan fungsinya. Berbagai fihak telah berupaya untuk mengeksplorasi batik yang dapat diaplikasikan dab dimanfaatkan dalam beragam kepentingan, di antaranya sebagai ekspresi menyampaikan identitas lokal. Batik dengan motif bentuk gading gajah purba yang terdapat di museum Sangiran digunakan sebagai identitas pencitraan kota yang didasarkan pada ikon utama dari Kabupaten Sragen. Dalam perkembangannya jenis batik ini dikenal dengan Batik sangiran yang memiliki ciri khas tersendiri, yang kemudian sekarang dikenal dengan batik Parang Sukowati. Adanya dukungan dab kebijaksanaan Pemda dalam mengembangkan potensi wisata dan kerajinan batik adalah sebagai upaya pencitraan identitas kota Sragen. Dengan demikian diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga masyarakat terhadap keberadaan potensi wisata Situs Museum Sangiran, sekaligus mengembangkan kerajinan batik sebagai daya bangsa Indonesia.