Remaja awal merupakan salah satu kelompok yang memiliki risiko melakukan perilaku pornografi karena memiliki dorongan seksual yang sangat kuat, sedangkan risiko akibat kegiatan seksual yang menjurus pada hubungan seks belum sepenuhnya mereka ketahui. Remaja juga mengalami ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi teman. Remaja perlu dibekali dengan kemampuan diri yang dapat melindungi dirinya dari pengaruh pergaulan yang merugikan kesehatan dan masa depannya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan komunikasi assertif terhadap peningkatan intensi pencegahan perilaku pornografi pada remaja awal di Kota Makassar Kegiatan ini dikemas dalam bentuk pelatihan dengan metode interaktif melalui ceramah, diskusi, permainan (game) dan role play. Kegiatan dilaksanakan selama 2 hari dengan materi berdasarkan panduan dari UNESCO (2009) tentang intensi pencegahan perilaku pornografi serta materi tentang komunikasi assertif. Peserta kegiatan adalah siswa kelas VII SMPN Muhammadiyah Makassar sebanyak 25 orang. Pemilihan peserta berdasarkan skor perilaku asertif yang berkategori rendah. Hasil kegiatan menunjukkan adanya ada peningkatan intensi pencegahan perilaku pornografi antara sebelum dan sesudah pelatihan (Sig = 0,000<0,01). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan komunikasi assertif dapat meningkatkan intensi perilaku pornografi pada remaja awal.