Nuryanti Nuryanti
Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 96% AKAR KARIMUNTING (Melastoma malabathricum, L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli Nuryanti Nuryanti
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.107 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i1.829

Abstract

ABSTRAK Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia.Infeksi dapat disebabkan oleh virus, jamur, parasit dan bakteri.Bakteri patogen yang sering menyebabkan infeksi pada manusia salah satunya adalah Escherichia coli. Di Indonesia, akar karamunting dipercaya dapat digunakan untuk mengobati diare, luka bakar atau luka berdarah, bisul, disentri basiler dan menentukan racun singkong. Akar karamunting  mengandung saponin, flavonoid dan tanin yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan akar karamunting yang diekstraksi dengan etanol 96% terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli (ATCC 25922). Metode yang digunakan adalah metode difusi cakram tujuannya untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% akar karamunting. Kotrimoxazol 25μg digunakan sebagai pembanding aktivitas antibakteri.Ekstrak etanol 96% akar karamunting menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli.Aktivitas antibakeri yang paling tinggi adalah pada konsentrasi 75 % dengan rerata diameter adalah 13,96 mm. Kata Kunci: Melastoma malabathricum, L, antibakteri, difusi cakram ABSTRACT Infectious disease is one health problem with high prevalence in Indonesia. Infection can be caused by viruses, fungi, parasites and bacteria. One of pathogenic bacteria that commonly causes infections in humans is Escherichia coli. In Indonesia, the root of Karamunting is believed to be used to treat diarrhea, wounds or bleeding, ulcers, bacillary dysentery and determine toxic compound in cassava. Karamunting root (Melastoma malabathricum, L) contains saponins, flavonoids and tannins that can inhibit the growth of bacteria. The aim of this study is to determine the ability of Karamunting root (Melastoma malabathricum, L) which is extracted with 96% ethanol to the growth of Escherichia coli bacteria (ATCC 25922). The method used is disc diffusion method aimed at determining the antibacterial activity of 96% ethanol extract of the Karamunting root (Melastoma malabathricum, L). Cotrimoxazole 25μg is used as a comparison of antibacterial activity. 96% ethanol extract of Karamunting root (Melastoma malabathricum, L) showed antibacterial activity against Escherichia coli bacteria. The highest antibacterial activity is at a concentration of 75% with the average diameter of 13.96 mm. Keywords :Melastoma malabathricum, L, antibacterial, disc difussion
Studi Kelayakan Kadar Air, Abu, Protein, Dan Timbal (Pb) Pada Sayuran Di Pasar Sunter, Jakarta Utara, Sebagai Bahan Suplemen Makanan Nuryanti Nuryanti
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 2, No 2 (2017): Indonesia Natural research Pharmaceutical Journal
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.588 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v2i2.1910

Abstract

Sayuran merupakan sumber serat pangan, vitamin, dan mineral yang mudah ditemukan pada hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia. Untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh vitamin dan mineral dengan mudah, suplemen makanan merupakan jalan keluarnya. Studi kelayakan kadar air, abu, protein, dan timbal (Pb) pada sayuran di Pasar Sunter, Jakarta Utara, sebagai bahan suplemen makanan telah dilakukan. Dari penelitian yang telah dilakukan, kandungan air tertinggi terdapat pada sampel batang bayam hijau, yaitu 95,35%, dan terendah terdapat pada sampel daun bayam merah, yaitu sebesar 86,85%. Untuk kandungan abu tertinggi terdapat pada sampel batang bayam hijau, yaitu 20,44%, dan terendah pada sampel kol, yaitu sebesar 7,13%. Untuk kandungan protein tertinggi terdapat pada sampel sawi, yaitu sebesar 42,68%, dan terendah pada sampel daun bayam merah, yaitu sebesar 0,5%. Sedangkan untuk kandungan logam berat timbal (Pb) tertinggi terdapat pada daun bayam hijau, yaitu sebesar 2,8266 μg/g dan kandungan logam berat timbal (Pb) terendah terdapat pada kol, yaitu sebesar 0,0047 μg/g. Sehingga dari data yang didapat, dapat diambil kesimpulan bahwa semua sampel sayuran layak dijadikan bahan suplemen makanan bila ditinjau dari kadar air, protein, dan cemaran logam berat timbal (Pb), sedangkan bila ditinjau dari kadar abu belum memenuhi kelayakan untuk dijadikan bahan suplemen makanan.Kata kunci           : timbal, suplemen makanan, sayuran, analisa ICP-OES
STUDI KELAYAKAN KADAR AIR, ABU, PROTEIN DAN TEMBAGA (CU) PADA SAYURAN DI PASAR SUNTER JAKARTA UTARA SEBAGAI BAHAN SUPLEMEN MAKANAN Nuryanti Nuryanti
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.435 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i2.1938

Abstract

Sayur merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat. Sayur mempunyai fungsi yaitu sebagai penyedia vitamin dan mineral. Namun banyak masyarakat yang kurang mengkonsumsi sayuran karena tidak suka dengan rasa atau sajian sayuran pada umumnya. Sebagai gantinya sayuran dapat disajikan dalam bentuk suplemen makanan untuk meningkatkan minat masyarakat. Mengolah sayuran menjadi suplemen diperlukan sebuah pengujian untuk melihat apakah sayuran tersebut layak, sehingga dilakukan penelitian tentang kualitas sayur di Pasar Sunter Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar air, abu, protein dan tembaga pada sayuran di Pasar Sunter Jakarta Utara. Hasilnya telah diperoleh kadar air tertinggi pada sampel batang bayam hijau yaitu 95,35 % dan terendah sampel daun bayam merah yaitu 86,85 %, kadar abu tertinggi pada sampel batang bayam hijau yaitu 20,44 % dan terendah sampel kol yaitu 7,13 %, kadar protein tertinggi pada sampel sawi yaitu 42,68 % dan terendah sampel daun bayam merah yaitu 0,5 %, kadar tembaga tertinggi pada sampel daun kangkung yaitu 0,52 μg/g dan terendah terdapat sampel batang bayam merah yaitu 0,09 μg/g. Syarat kadar tembaga yang diperbolehkan yaitu sebesar 5,0 μg/g. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka sayuran di Pasar Sunter Jakarta Utara layak dijadikan sebagai bahan suplemen makanan.Kata kunci           : sayuran, supelemen makanan, pasar sunter, ICP-OES
Studi Kelayakan Kadar Air, Abu, Protein, dan Arsen (As) Pada Sayuran Di Pasar Sunter, Jakarta Utara, Sebagai Bahan Suplemen Makanan Nuryanti Nuryanti
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.736 KB) | DOI: 10.52447/inspj.v3i1.1935

Abstract

Telah dilakukan studi mengenai uji kelayakan bahan baku pembuatan suplemen makanan pada daun dan batang kangkung (Ipomoeae reptans), sawi hijau (Brasscica juncea), daun dan batang bayam hijau (Amaranthus tricolor L), daun dan batang bayam merah (Alternanthera amoena voss), selada (Lactuca sativa L), dan kol (Brassica oleraceae L. var. Capitala L)  yang diperoleh dari Pasar Sunter dengan menggunakan beberapa parameter yaitu uji kadar air dengan menggunakan metode gravimetri, kadar abu dengan metode oven, kadar protein menggunakan metode kjeldahl dan kadar cemaran logam berat arsen denggan menggunakan menggunakan alat instrumentasi Inductively Coupled Plasma – Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Dari hasil penelitian didapat hasil berupa sayuran layak untuk dijadikan bahan baku suplemen makanan yang ditinjau dari kadar air, kadar protein dan kadar cemaran logam berat arsen (As), namun tidak layak untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan suplemen makanan apabila ditinjau dari segi kadar abunya. Kata kunci      : arsenic, sayuran, ICP-OES