Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Sistem Integrasi Padi-Sapi Potong di Lahan Sawah Ruli Basuni; Muladno Muladno; Cecep Kusmana; Suryahadi Suryahadi
Iptek Tanaman Pangan Vol 5, No 1 (2010): Juli 2010
Publisher : Puslitbang Tanaman Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem integrasi padi-ternak merupakan salah satu upaya meningkatkan pendapatan petani, melalui peningkatan produksi padi yang diintegrasikan secara sinergis dengan pemeliharaan ternak sapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan usahatani sapi yang diintegrasikan dengan tanaman padi berbasis inovasi teknologi terhadap pendapatan petani. Pola integrasinya adalah memanfaatkan jerami padi untuk pakan sapi dan kotoran sapi untuk pupuk tanaman. Paket teknologi yang diintroduksikan yaitu: budi daya padi anjuran, penggemukan sapi, pengolahan kotoran ternak untuk pupuk organik, dan jerami fermentasi untuk pakan. Materi yang digunakan yaitu sapi dan luasan padi sawah 5 ha. Petani dibedakan atas 2 kelompok yaitu 20 petani peserta pola integrasi dan 10 petani reguler (tradisional). Dari penelitian dihasilkan kenaikkan produksi menjadi 5,34 t/ha GKG, meningkat 16% dibandingkan pola petani tradisional, yang hanya 4,60 t/ha GKG. Penggunaan pupuk urea menurun menjadi 100 kg/ha (71%), pupuk SP36 menurun 50 kg/ha (50%) dan KCl menjadi 50 kg/ha (50%). Tambahan bobot hidup sapi rata-rata 0,89 kg/ekor/hari dan C/N ratio jerami yang dikomposkan 19%. Pendapatan usahatani integrasi padi per hektar dan 2 ekor sapi mencapai Rp 9.417.907 dengan R/C ratio 1,61. Pupuk organik yang dihasilkan rata-rata 5 kg/ekor/hari serta jerami padi 13 t/ha/musim, C/N ratio pupuk organik 19%. Kontribusi tambahan penerimaan dari fine compost selama setahun sebesar 9,7% dari total pendapatan usahatani. Pendapatan dari usahatani padi (5 ha) dan sapi (20 ekor) dengan cara integrasi masing-masing sebesar Rp 24.867.500 dan Rp 60.675.333 per musim. Nilai R/C yang dihasilkan sistem integrasi sebesar 1,44 sedang dari petani tradisional 1,33. Sistem usahatani integrasi dengan skala padi seluas 5 ha dan sapi 20 ekor meningkatkan pendapatan sebesar 69% per musim, dibanding usahatani tradisional. Sistem usahatani integrasi-padi-ternak perlu dikembangkan pada usahatani skala kecil untuk meningkatkan pendapatan petani.
Determinants of Small Medium Micro Business Empowerment: Systemic Literature Review Aidil Amin Effendy; Muhamad Apep Mustofa; Raden Ruli Basuni; N Nurjaya; Denok Sunarsi
International Journal of Artificial Intelligence Research Vol 6, No 1.1 (2022)
Publisher : STMIK Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.008 KB) | DOI: 10.29099/ijair.v6i1.329

Abstract

The purpose of this study is to determine the determinants of MSME Empowerment and what factors determine MSME Empowerment in the Globalization Era. This study uses a descriptive exploratory approach by using an approach to literature review or literature study, which refers to various literatures, such as books, dissertations, scientific journals and the internet. All the descriptions of existing ideas are combined in a single framework of thought. The results of the study can be concluded, From the discussion that has been described, it can be concluded that the determinants of MSME Empowerment are the role of the government in empowering MSMEs in Indonesia which is the driving force for the success of MSMEs in an effort to rise during the pandemic, with one of the main policies being to encourage lending to MSMEs. , such as People's Business Loans, Independent Business Loans, Productive Business Loans and other credit financing. The role of banking in financing Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) has a very important contribution because MSMEs will be able to develop if they have sufficient capital to run their business. In addition, the factor that determines the empowerment of MSMEs is that the government needs to establish policies for MSMEs that receive credit financing according to a priority scale, then provide guidance and assistance as long as MSMEs use their business loans, facilitate relationships between MSMEs and other parties and provide access to marketing information and ease of marketing. for MSMEs to offer their products or services to be easily sold in the market.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PENGGEMUKAN TERNAK SAPI POTONG DI CV MEKAR BARU DESA MEKAR JAYA CIANJUR Adang Suryana; Ridwan ,; Fauzan Zikri; Siti Yiyis Rahmah; Raden Ruli Basuni
JURNAL AGRITA Vol 5, No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/agri.v5i1.3328

Abstract

CV. Mekar Baru merupakan perusahaan penggemukan sapi potong dari umur satu sampai dua setengah tahun dan di gemukan selama empat sampai sepuluh bulan untuk siap dijual. Permintaan pasar yang terus meningkat menjadi peluang besar untuk berbisnis di bidang perternakan. Cianjur adalah salah satu kabupaten penghasil daging Sapi Potong di Jawa Barat tepatnya di Desa Mekar Jaya Kecamatan Sukaluyu karena, memiliki lahan yang sangat luas dan strategis untuk berternak sapi potong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan bisnis penggemukan ternak Sapi Potong di CV. Mekar Baru Desa Mekar Jaya Cianjur. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode campuran (mixed method) kualitatif dan kuantitatif untuk mengumpulkan data primer dari responden dan data sekunder dari sumber-sumber pustaka atau referensi yang digunakan dan hasil penelitian yang relevan, selain itu untuk mengetahui alternative strategi pengembangan CV. Mekar Baru. Pengolahan dan analisis data yang dilakukan secara deskriptif, dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Streangths, Weakness, Opprtunity, dan Threats), dan QSPM (Quantitative Strategy Planning Matriks). Hasil penilitian CV. Mekar Baru memiliki lima kekuatan, lima kelemahan, tiga peluang dan dua ancaman. Hasil dari SWOT  terdapat satu alternative strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh CV. Mekar Baru. Melalui analisis QSPM strategi di urutkan berdasarkan prioritas strategi.
Evaluasi Efektivitas Undang-Undang No. 1 Tahun 2024 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam Pencegahan Cyberterrorism Bastian, Muhammad Arkhan Maulana; Sutanto, Rudy; Basuni, Raden Ruli
Jurnal Hukum Mimbar Justitia Vol 10, No 2 (2024): Published 30 Desember 2024
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jhmj.v10i2.4997

Abstract

AbstrakPenelitian ini mengevaluasi efektivitas Undang-Undang No. 1 Tahun 2024 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dalam pencegahan terorisme siber di Indonesia. Studi ini menyoroti perlunya kerangka hukum yang kuat untuk mengatasi terorisme siber, yang dapat merusak stabilitas nasional dalam hal politik, ekonomi, dan sosial. UU ITE bertujuan untuk meningkatkan langkah-langkah hukum terhadap kejahatan siber, implementasinya menghadapi tantangan seperti tumpang tindih kewenangan lembaga, infrastruktur teknologi yang terbatas, dan literasi digital publik yang rendah. Menggunakan metode kualitatif, termasuk wawancara dan analisis hukum, penelitian ini mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam hukum, menekankan pentingnya mengintegrasikan asuransi siber sebagai strategi pelengkap untuk meningkatkan keamanan digital. Temuan menunjukkan bahwa meningkatkan koordinasi antar-lembaga, meningkatkan kesadaran publik, dan memanfaatkan teknologi pemantauan canggih sangat penting untuk mengoptimalkan efektivitas undang-undang. Pada akhirnya, studi ini memberikan rekomendasi strategis untuk menyempurnakan kebijakan hukum dan mendorong pendekatan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk memerangi terorisme siber secara efektif.AbstractThis research evaluates the effectiveness of Law No. 1 of 2024 on Information and Electronic Transactions (ITE Law) in preventing cyber terrorism in Indonesia. This study highlights the need for a strong legal framework to address cyber terrorism, which can undermine national stability in political, economic, and social aspects. The ITE Law aims to enhance legal measures against cybercrime, but its implementation faces challenges such as overlapping institutional authorities, limited technological infrastructure, and low public digital literacy. Using qualitative methods, including interviews and legal analysis, this research identifies the strengths and weaknesses in the law, emphasizing the importance of integrating cyber insurance as a complementary strategy to enhance digital security. The findings indicate that enhancing inter-agency coordination, increasing public awareness, and leveraging advanced monitoring technology are crucial for optimizing the effectiveness of the law. Ultimately, this study provides strategic recommendations to refine legal policies and encourage a collaborative approach between the government, the private sector, and civil society to effectively combat cyber terrorism.