Kamasuta Kamasuta
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MITIGASI BENCANA LONGSOR DAN BANJIR BANDANG BERBASIS KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA BENTEK KECAMATAN GANGGA KABUPATEN LOMBOK UTARA Kamasuta Kamasuta; Baiq Harly Widayanti; Sri Apriani Puji Lestari
CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol 2, No 1 (2021): CIVENG VOLUME 2 NO.1 JANUARI 2021
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.132 KB) | DOI: 10.30595/civeng.v2i1.9881

Abstract

Desa Bentek terbagi menjadi dua diantaranya Wet Bebekeq dan Wet Pemaru yang memiliki potensi cukup tinggi terjadi bencana longsor dan banjir bandang. Adapun tujuan penelitian, mengkaji kearifan lokal masyarakat sebagai upaya mitigasi bencana longsor dan banjir bandang. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif melalui analisis deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukan, terdapat bentuk upaya penanggulangan bencana wilayah Pemaru dan Bebekeq dalam upaya kesiapsiagaan dini menghadapi bencana. Upaya penaggulangan mitigasi bencana terbagi menjadi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Saat pra bencana mitigasi masyarakat wilayah Pemaru dan Bebekeq diantaranya pembuatan tera siring, pembuatan kukul atau kentongan, melakukan kegiatan gawe gawah dan penentuan jalur evakuasi. Saat bencana terjadi terdapat tangap bencana melalui pembentukan komando siaga bencana maupun evakuasi dan saat pasca bencana dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi secara swadaya masyarakat melalui gotong royong. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi kearifan lokal masyarakat Bebekeq kini sudah mulai menghilang termasuk media kentongan atau kukul sebagai media informasi terjadinya bencana, berbeda dengan masyarakat Pemaru, masih melestarikan dan mengandalkan kearifan lokal sebagai mediasi kesiapsiagaan dini untuk mengurangi risiko bencana longsor dan banjir bandang sampai saat ini.