Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

CHARACTERISTICS AND CHANGES IN PATTERNS OF SETTLEMENT FISHERMEN KARANG PANAS ENVIRONMENT, SOUTH AMPENAN MATARAM CITY Wardi, Liza Hani Saroya; Rahmawati Sushanti, Ima; Widayanti, Baiq Harly
Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Mataram Vol 18, No 2 (2014): Jurnal Penelitian
Publisher : Jurnal Lembaga Penelitian Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to look at the characteristics of the fishing settlement patterns formed in the Karang Panas before and after relocation, and identify the factors that influence what changes occur in the new fishing settlement. This study uses a qualitative method with rationalistic approach. The data collection was done by field observations by directly collecting data in the field and interviews are useful to obtain additional information that can complement and support the data obtained from field observations. The results of this study are the characteristics of the fishing settlement patterns in the environment before it relocated Karang Panas linear shape, face to face follow Ampenan shoreline. Those that shaped spread pattern while forming a linear pattern oriented toward the coast . In the new settlement the two sides are patterned parallel gradial. This pattern was deliberately drafted by the City of Mataram for residential land mengefesiensi reef fishing hot new environment and facilitate accessibility between residential one another. Disadvantages of this pattern is the absence of a common room which comes as naturally as shared space repair fishing nets and drying chamber as a means of socialization in the morning and afternoon. Togetherness which is the hallmark of the previous settlement patterns do not appear in the new settlements. While the factors that affect settlement patterns of changes in the characteristics of the fishing environment Karang Panas namely : 1) internal factors (endogeen), which is caused by the desire of the people want to relocate themselves in order to avoid the danger of seawater abrasion and personal social movement of the public to hold changes based on life choices adjust the times, 2) external factors (exogeen), which is the policy of the City of Mataram on relocation settlements and encouragement of the development environment that supports the demands of the times of economic activity
Efektivitas Pembangunan Rumah Risha, Rika dan Riko (3R) Bagi Masyarakat Terdampak Gempa kama suta; Ekky Irawanto; Holifia vania Rahmawati; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.085 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v5i1.2178

Abstract

Bencana gempa bumi yang terjadi di berbagai macam kerusakan dan salah satu wilayah yang paling memiliki dampak besar adalah Kabupaten Lombok Utara. Kecamatan Tanjung merupakan salah satu kecampatan yang paling terdampak di Lombok Utara dimana 85% ba Pemerintah daerah dan pusat beserta beberapa lembaga sosial lainnya saling bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan tempat tinggal masyarakat agar mereka cepat kembali memiliki hunian tempat tinggal yang layak. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat efektivitas dari model bangunan rumah yang direkomendasikan oleh pemerintah yaitu Rumah Instan Sehat Sederhana Kayu (RIKA). Metode penel menggunakan 6 variabel dan 14 pertanyaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah Risha memiliki nilai efektifitas 3,16, Rika memiliki nilai efektifitas 2,97 dan Riko memiliki nilai 2,99. Dari ketiga model rumah ters masyarakat model Risha memiliki tingkat efektifitas yang paling baik diantara ketiga model rumah yang dibiayai oleh pemerintah namun masih masuk dalam kategori cukup efektif. Sama halnya dengan Rika dan Riko masuk dalam kategori nilai cukup efektif menurut pendapat masyarakat.Abstract: The earthquake that occurred on the island of Lombok has caused various types  of damage and one of the areas that has the greatest impact is North Lombok Regency. Tanjung Subdistrict is one of the most affected sub-districts in North Lombok Regency where 85% of its residential buildings are leveled with land.Regional and central governments along with several other social institutions  work together  to  solve  community  housing  problems  so  that  they  quickly  return  to having   decent   dwellings.   So   the   purpose   of   this   study   is   to   look   at the effectiveness  of  the  house  building models recommended  by  the government, namely Simple Healthy Instant Houses (RISHA), Convetional Instant Houses (RIKO) and Wood Instant Houses (RIKA). The research method uses linkert analysis using 6 variables   and  14   questions.  The   results   of   the  study   are   that  Risha  has an effectiveness value of 3.16, Rika has an effectiveness    alue of 2.97 and Rico has  a value of 2.99. Of the three house models, the community opinion of the Risha model shows the best level of effectiveness among the three models of houses that are funded by the government but still fall into the fairly effective category. Similarly, Rika  and Riko fall into the  value category quite effectively in the  opinion of the community.
KAJIAN LOKASI POS INDUK PEMADAM KEBAKARAN TERHADAP BENCANA KEBAKARAN DI KOTA MATARAM Fariz Primadi Hirsan; Baiq Harly Widayanti; Agus Kurniawan; Ardi Yuniarman; Sri Apriani Puji Lestari
Jurnal Planoearth Vol 3, No 2: Agustus 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.542 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i2.617

Abstract

Penelitian bertujuan mengidentifikasi kondisi eksisting pos induk pemadam kebakaran, tingkat kerawanan kebakaran dan penentuan alternatif solusi pemecahan masalah. Penelitian menggunakan metode deskriptif serta analisis deskriptif dan analisis jaringan. Hasil penelitian menunjukan kondisi Pos Induk Pemadam Kebakaran cukup memadai, baik dari aspek kelayakan fisik bangunan maupun kemampuan pelayanan. Frekuensi kejadian kebakaran tahun 2016, rata-rata terjadi 2 kasus setiap bulannya. Daerah rawan kebakaran secara umum didominasi oleh daerah yang memiliki tingkat resiko kebakaran sedang. Alternatif solusi masalah lokasi pos induk pemadam kebakaran yaitu penambahan jumlah infrastruktur pemadam kebakaran, seperti hidran, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Smoke Detector, Automatic Gurgoyle
Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung di Kabupaten Dompu Berbasis SIG Sri Apriani Puji Lestari; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.25 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v2i1.837

Abstract

Evaluasi tingkat kesesuain lahan untuk tanaman jagung diperlukan untuk meningkatkan produksi pertanian dan mengoptimalkan penggunaan lahan secara bekesinambungan. Tujuan penelitian ini adalah menyajikan data dan informasi terkait wilayah mana yang cocok untuk pengembanagan tanaman jagung berbasis sistem informasi geografis sehingga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Dompu. Variabel pengukuran yang digunakan terdiri dari:temperature, ketersediaan air,(curah hujan), ketersediaan oksigen (kondisi drainase tanah), media perakaran(tekstur tanah), bahaya erosi (kelerengan), bahaya banjir (genangan), dan penggunaan lahan. Dari tujuh variabel tersebut menghasilkan tujuh peta yang kemudian di-overlay. Berdasarkan hasil analisa kesesuain lahan tanaman jagung di kabupaten dompu sebesar 30,40% lahan sangat sesuai, 34,51% cukup sesuai, 2,15% sesuai marginal dan 31,94% tidak sesuai untuk ditanami jagung. Pengembangan budidaya jagung di wilayah Dompu yang paling baik adalah pada wilayah dengan kelas sangat sesuai
Analisis Pengaruh Produks Komoditas Jagung Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu Nur Hidayah; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 2, No 1: Februari 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.081 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v2i1.838

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk mengidentifiksi pengaruh komoditas jagung di Kecamata Manggelewa Kabupaten Dompu terhadap pengembangan wilayah Kecamatan Manggelewa serta memberikan arahan untuk pengembangan wilayah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Deskriptif – Kuantitatif, dengan menggunakan analisis regresi dan analisis SWOT (Efas-Ifas) sebagai acuan dalam menetapkan strategi pengembangan wilayah berbasis komoditas jagung di Kecamatan Manggelewa. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa benefit yang diperoleh petani jagung berdampak positif terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Manggelewa serta Kabupaten Dompu. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki  jaringan jalan, meningkatkan hasil produksi jagung dalam jangka 5 tahun berikutnya meningkat di atas 5,113%, meingkatkan sarana transportasi, meningkatkan sarana penunjang kegiatan perekonomian rakyat, meningkatkan hubungan kerja sama antara masyarakat, pemerintah dan swasta, meningkatkan kesiapan kemampuan tenaga kerja, meningkatkan pengelolaan lahan pertanian dengan baik
Kajian Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Bima Fariz Primadi Hirsan; Ima Rahmawati Sushanti; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 4, No 1: Februari 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.003 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v4i1.875

Abstract

Abstrak: Kawasan strategis cepat tumbuh merupakan kawasan yang ditandai dengan pertumbuhan disektor ekonomi yang relatif berkembang, terbangun infrastruktur pendukung yang memadai serta tingkat kesejahteraan masyarakat yang cenderung berkembang dan meningkat. Seiring perkembangan dan pertumbuhan wilayah, Kabupaten Bima merupakan kabupaten yang menunjukkan fenomena terjadinya pemanfaatan ruang yang tidak terkendali sehingga terbentuk pusat-pusat pertumbuhan baru yang tersebar diberbagai wilayah kabupaten. Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Bima, sehingga diperlukan identifikasi Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kabupaten Bima. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Kabupaten Bima, merumuskan rencana pusat-pusat pelayanan kawasan dalam wilayah Kabupaten Bima, dan merumuskan rencana pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Bima. Metode analisis yang digunakan adalah AHP (Analysis Hierarchy Process), analisis isu strategis, dan analisis tipologi klassen. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 15 kecamatan di Kabupaten Bima termasuk kawasan strategis cepat tumbuh yang dibagi ke dalam 1 embrio dan 6 klaster. Dalam rangka mendorong percepatan pengembangan kawasan tersebut, mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah, dan mendorong pertumbuhan daerah yang masih tertinggal dan perbatasan di Kabupaten Bima, sehingga diperlukan tindakan lebih lanjut setelah Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Kabupaten Bima yaitu, penyusunan Rencana Induk, Rencana Pengusahaan, dan Rencana Tindak sebagai upaya mendorong percepatan pengembangan kawasan yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan wilayah.Abstract: The rapidly growing strategic area is characterized by relatively growing economic sector growth, developing adequate supporting infrastructure and the level of Community welfare that tends to grow and increase. As the development and growth of the region, Bima District is a regency that shows the phenomenon of the use of uncontrolled space so that the new growth centers that are scattered in various regions of the district. In order to promote the accelerating development of the area, reducing the gap between regional development, and encouraging the growth of the areas still left and borders in Bima district, so the identification of the area Strategic fast growing in Bima district. The purpose of this research is to know the fast growing strategic area (KSCT) of Bima Regency, formulating the plan of regional service centers in Bima District, and formulating the development plan of fast growing strategic area Regency of Bima. The methods of analysis used were the AHP (Analysis Hierarchy Process), strategic issue analysis, and classical typology analysis. Based on the results of the analysis, there are 15 sub-districts in Bima district including a rapidly growing strategic area which is divided into 1 embryos and 6 clusters. In order to promote the acceleration of development of the area, reduce the development gap between regions, and promote the growth of the areas still left and borders in Bima District, so further action is required after The strategic area of fast growing in Bima district is the preparation of the master plan, the Administration plan, and the action plan as an effort to encourage accelerating development of potentially regional growth
Analisis Kerentanan Daerah Rawan Banjir Berbasis Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Kecamatan Sekarbela – Kota Mataram) Andi Syamsul Fajri; Baiq Harly Widayanti
Jurnal Planoearth Vol 3, No 1: February 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.702 KB) | DOI: 10.31764/jpe.v3i1.218

Abstract

Pada dasarnya Indonesia adalah negara yang memiliki 2 musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau yang terjadi antara bulan Maret hingga Bulan Agustus sedangkan musim hujan yang terjadi September sampai bulan Februari. Akibatnya dengan jumlah bulan hujan yang relatif lebih banyak dari musim kemarau menjadikan beberapa wilayah di Indonesia banyak mengalami bencana banjir. Berdasarkan data BPBD Kota Mataram tahun 2011-2015 Kota Mataram memiliki daerah langganan banjir tiap tahunnya yaitu salah satunya Kecamatan Sekarbela. Dengan kondisi fisik wilayah perkotaan yang datar serta kondisi drainase yang saat ini tidak berfungsi optimal. sejumlah ruas jalan dan kawasan perumahan yang ada di Kecamatan Sekarbela tergenang dan terjadi banjir. Sebagai salah satu upaya dalam mengatasi banjir yaitu memetakan kerentanan daerah rawan banjir melalui pemetaan kawasan yang terindikasi rawan bencana banjir melalui Pemetaan Digital Berbasis Sistem Informasi Geografis. pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu cara pengendalian secara non-struktural. Analisis Daerah Rawan Banjir pada penelitian ini menggunakan 3 varaibel penelitian yakni Kemiringan Lereng, Penggunaan Lahan, dan Infiltrasi Tanah dengan menggunakan 2 metode analisis yakni Analytic Hierarchy Process (AHP) Pairwise Comparison dan Overlay Intersection. Hasil analisa semua parameter dibandingkan dan diberi bobot menggunakan metode AHP matriks Pairwise Comparison. Diperoleh nilai bobot untuk Kemiringan Lereng adalah 0,89, Penggunaan Lahan 0,22 dan Infiltrasi Tanah 0,10. Seluruh hasil analisa digabung menggunakan metode Overlay Intersection pada ArcGIS10.3 untuk menghasilkan peta daerah rawan banjir. Diperoleh 95,11 % daerah di Kecamatan Sekarbela adalah Rentan Banjir, 4,89 daerah paling Sangat Rentan.
PENDAMPINGAN PEMETAAN KEMAMPUAN LAHAN DI KECAMATAN GUNUNG SARI Baiq Harly Widayanti; Febrita Susanti; Rasyid Ridha; Sri Rahmi Yunianti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v5i2.442-448

Abstract

Kecamatan Gunung Sari merupakan salah satu kecamatan yang berbatasan langsung atau hinterland Kota Mataram. Permasalahan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun cukup tinggi di Kecamatan Gunung Sari. Dokumen rencana tata ruang sangat dibutuhkan sebagai salah satu acuan atau instrumen untuk meminimalkan pelanggaran pemanfaatan ruang. Sehingga tujuan pengabdian ini untuk mendampingi pihak kecamatan Gunung Sari dalam melakukan pemetaan kemampuan lahan sehingga dapat diperoleh rekomendasi kawasan yang layak untuk dikembangkan sebagai lahan terbangun dan kawasan yang tidak dapat dikembangkan untuk kawasan terbangun. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan melakukan pendampingan dalam pengolahan data sekunder berupa data morfologi, erosi, bencana alam, curah hujan dan jenis tanah. Data sekunder tersebut divalidasi dengan survey primer dan informasi yang diperoleh dari masyarakat. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya Peta Fungsi Kawasan dan Peta Kemampuan Lahan. Luas lahan yang difungsikan sebagai kawasan budidaya 20,56%, kawasan penyangga 30,99% dan kawasan lindung 48,45%. Peta fungsi kawasan dan kemampuan lahan ini dapat digunakan sebagai acuan dan arahan dalam pemberian ijin pemanfaatan ruang serta dalam menentukan arah pengembangan Kecamatan Gunung Sari. Substansi dan isi peta yang telah dibuat disosialisasikan kepada masyarakat dan Pemerintah Kecamatan Gunung Sari sehingga mereka memahami fungsi dari peta tersebut.
CARRYING CAPACITY OF SATTLEMENT BASED ON DISASTER PRONE AREAS Baiq Harly Widayanti; Osy Insiani
JURNAL GEOGRAFI Vol 13, No 1 (2021): JURNAL GEOGRAFI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jg.v13i1.17679

Abstract

The research aims to assess potential locations that can be developed as settlement areas by observing the area's topographical factors as well as the potential for disaster-affected areas. This research used a quantitative qualitative descriptive method with overlay method between existing land use map, topography map with location map affected by flood disaster, volcano eruption, forest fire, avalanche and tsunami. The results of this study was 20,112 ha (24.93%) is a potential area of settlements. Carrying capacity value for the settlements for all districts is above 1 (one) so that all districts have a possibility to develop settlement areas. The development of the settlement area is preferred in the Gangga because the value of the carrying capacity reaches 71.63, while the development of settlements is limited in Bayan and Kayangan. For settlements that have been developed in hazardous areas, the handling is a restriction and prohibition for new developments in disaster-prone areas and relocation in settlement areas in areas with insecurity levels high.Keywords: carrying capacity, disaster, prone-area, risk, settlementsTujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji lokasi potensial yang dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman dengan memperhatikan faktor topografi kawasan serta potensi kawasan terdampak bencana. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode overlay antara peta penggunaan lahan eksisting, peta topografi kawasan dengan peta lokasi yang terdampak bencana banjir, erupsi gunungapi, kebakaran hutan, longsor dan tsunami. Hasil dari penelitian ini terdapat 20.112 ha (24,93%) wilayah merupakan kawasan potensial permukiman. Nilai daya dukung lahan permukiman untuk semua kecamatan berada di atas 1 (satu) sehingga masih dapat menampung penduduk untuk bermukim. Pengembangan kawasan permukiman diarahkan terutama pada Kecamatan Gangga karena nilai daya dukung permukiman mencapai 71,63, sedangkan yang perlu dibatasi pengembangan permukiman pada Kecamatan Bayan dan Kecamatan Kayangan. Untuk kawasan permukiman yang telah terbangun pada kawasan rawan bencana arahan penanganannya berupa pembatasan dan pelarangan untuk pembangunan baru dan relokasi pada kawasan permukiman yang berada di kawasan dengan tingkat kerawanan tinggi. Kata kunci: bencana, daerah rawan, daya dukung, permukiman, risiko
Faktor Pemilihan Lokasi Bermukim pada Kawasan Rawan Bencana Longsor di Desa Guntur Macan, Kabupaten Lombok Barat Baiq Harly Widayanti; Ardi Yuniarman; Febrita Susanti
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 2 No. 1 (2018): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W LPPM IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.151 KB) | DOI: 10.29244/jp2wd.2018.2.1.34-44

Abstract

The purpose of this research is to understand the settlement pattern and the factors that determine the selection of settlement locations on areas prone to landslides at Guntur Macan Village, West Lombok Regency. The research uses qualitative method by conducting questionnaire and in-depth interview to respondents. Mapping of community houses together with analysis on nearest neighbors in viewing the settlement patterns were conducted. Categorical frequency analysis was used to measure villagers’ perceptions that affect their choice to settle at disaster-prone areas. The result of mapping shows the existing settlement patterns are either cluster, linear or spread. The result of analysis of nearest neighbors shows T value of 1.74, which means an evenly spread pattern. Based on villager’s perception, factors determining the selection of settlement locations on areas prone to landslides are distance away from high-noises, pollution levels that do not interfere with health, and accessibility to job sites.