Kualitas hidup merupakan penilaian seseorang tentang hidupnya serta menikmati segala peristiwa selama hidupnya. Remaja perlu memiliki kualitas hidup yang baik untuk menikmati kehidupan yang dirasakan dan merasakan peluang untuk perubahan atau peningkatan diri, begitupun dengan remaja tunanetra walaupun memiliki keterbatasan fisik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat adakah perbedaan kualitas hidup antara remaja tunanetra dengan remaja awas. Data dikumpulkan dari 155 remaja (n = 155), 50 remaja tunentra dan 105 remaja awas dengan teknik pengambilan purposive sampling. Kualitas hidup dinilai dengan kuesioner Pediatric Quality Of Life pada Inventory (PedsQL) Generic Score versi 4.0. yang mencakup empat domain kualitas hidup yaitu domain fisis yang terkait dengan kesehatan, domain psikologis yang terkait dengan emosional, domain sosial, dan domain fungsi lingkungan sekolah. Hasil dari uji t-test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan rerata skor total kualitas hidup remaja tunanetra dengan remaja awas (t: -2,317; P-value: 0,022, df: 153). Terdapat perbedaan pada domain fisik yang mana remaja awas memiliki skor lebih tinggi dibandingkan dengan remaja tunanetra hal ini dikarenakan adanya keterbatasan fisik yang dimiliki oleh remaja tunanetra menghambat untuk melakukan aktivitas dengan ruang gerak yang luas dibandingkan dengan remaja awas. Sedangkan pada domain sosial juga terdapat perbedaan yang signifikan pada remaja tunanetra melaporkan lebih banyak mengalami kesulitan dalam berinteraksi di lingkungan sosial terutama saat berinteraksi dengan remaja awas. Hasil penelitian ini sangat berguna untuk mengidentifikasi bagaimana cara optimal dalam megembangkan aspek-aspek perkembangan remaja khususnya siswa tunanetra sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang baik