Arie Surastio
Program D4 Film dan Televisi, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang.

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Strategi Budaya melalui Mobilisasi Masyarakat untuk Membuat, Mengedarkan, dan Menonton Film Di Purbalingga Tunggul Banjaransari; Arie Surastio
Jurnal Kajian Seni Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Kajian Seni Vol 4 No 2 April 2018
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1710.177 KB) | DOI: 10.22146/jksks.37582

Abstract

Selain itu, kehadiran lm di Indonesia memanglah tidak begitu lentur fungsinya kepada masyarakat. Jika masyarakat masih menempatkan lm sebagai hiburan, padahal lm memiliki fungsi yang beragam, maka terjadi persoalan pada tata peredarannya. Terdapat agenda politik ekonomi tertentu yang menggiring lm memiliki fungsi atas kepentingan tertentu. Padahal lm mampu memiliki fungsi sebagai media alternatif untuk mendapatkan pengetahuan yang luas, di saat konsumsi terhadap pengetahuan di Indonesia masih saja dibatasi. Celakanya pembatasan tersebut tidak dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga kelompok-kelompok baik berbasis massa maupun berbasis modal. Persoalan tersebut sebenarnya sudah disiasati oleh kelompok CLC Purbalingga. Kelompok ini tidak lantas bergantung pada regulasi tata edar per lman di Indonesia dan budaya menempatkan lm sebagai strategi hiburan. Mereka berinisiasi mengelola ruang tontonan dan turut memberikan fasilitas berupa pengetahuan kepada siswa- siswa SMA dan SMK di Purbalingga dalam membuat lm. Hasilnya tidak hanya berbicara mengenai kuantitas jumlah lm saja, melainkan tontonan lm mampu menjadi bagian dari budaya masyarakat Purbalingga. Sedangkan produk lmnya, secara konsisten selalu mendapat apresiasi dan penghargaan dalam skala nasional maupun internasional dari tahun 2004 hingga 2018. Upaya yang dilakukan CLC Purbalingga terhadap lm dapat mengubah posisi lm tidak sebatas menjadi media hiburan saja, melainkan menjadi literasi bahkan menjadi bagian dari budaya.