Penelitian ini membahas Cak Bona, sebuah pertunjukan seni tradisional dari Desa Bona, Gianyar, Bali, yang berakar dari tari sakral Sanghyang dan berkembang menjadi varian tari Kecak. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan sejarah, makna budaya, transformasi Cak Bona menjadi atraksi pariwisata, serta tantangan dan peluangnya di era globalisasi. Metode yang digunakan berupa studi literatur, observasi lapangan, serta wawancara dengan pelaku budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cak Bona tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pelestarian identitas lokal, diplomasi budaya, dan penggerak ekonomi kreatif berbasis komunitas. Di sisi lain, globalisasi menghadirkan tantangan berupa komodifikasi budaya dan tekanan modernisasi. Oleh karena itu, strategi pelestarian berbasis komunitas, pendidikan seni, dan pemanfaatan media digital menjadi kunci keberlanjutan. Artikel ini menegaskan bahwa Cak Bona merupakan contoh praktik pariwisata budaya yang mampu menjaga keseimbangan antara nilai tradisi dan tuntutan global.