Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Moderasi Beragama dalam Historisitas Rumah Ibadah di Kota Tanjungpinang Syahrul Rahmat; Jamal Mirdad
Purwadita : Jurnal Agama dan Budaya Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/purwadita.v7i1.2615

Abstract

Dalam perspektif sejarah, daerah yang multikultur merupakan cikal bakal lahirnya masyarakat yang moderat. Kota Tanjungpinang di Kepulauan Riau adalah salah satu daerah yang sudah mempraktikan moderasi beragama sejak ratusan tahun lalu. Keberadaan bangsa asing dengan berbagai latar belakang budaya dan agama menjadi unsur penting yang membentuk sebuah kultur yang moderat dan toleran. Perkembangan agama dengan rumah ibadahnya merupakan salah satu bukti yang mengindikasikan praktik toleransi beragama. Artikel ini membahas sejarah agama Islam, Protestan dan Buddha di Tanjungpinang pada abad ke-19. Lebih lanjut, dilakukan analisa terhadap historisitas bangunan peribadatan yang digunakan oleh masyarakat untuk beribadah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan empat tahapan penelitian, dimulai dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Selain itu penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi agama. Keberadaan rumah ibadah pada abad ke-19 di Tanjungpinang merupakan salah satu wujud toleransi antar umat beragama di daerah tersebut. Beberapa kasus membuktikan bahwa pembangunan sebuah rumah ibadah sebuah agama tidak hanya melibatkan penganut satu agama, tapi juga penganut agama lain. Sejumlah referensi juga tidak menyebutkan adanya konflik ketika sebuah agama mulai membangun rumah ibadah maupun mengembangkan kepercayaannya.
Rukyat as Determination of the Lunar Month Beginning: A Method, Obstacles, and Debate in Indonesia Zufriani Zufriani; Asa’ari Asa’ari; Jamal Mirdad; Arzam Arzam; Ahmad Izuddin; Anwar M. Radiamoda
JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah) Vol 22, No 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/juris.v22i1.6570

Abstract

Two calendar systems are developing globally, namely the Syamsiyah system (solar system) and the Kamariah system (lunar system). The lunar system is a calendar used by Muslims and has utility in worship rituals based on the calendar period. Qur’an and Hadith have mentioned this completely, namely, one year consists of twelve months. This study aims to determine the determination of the beginning of the lunar month using the rukyat method and to determine the extent to which the implementation of the rukyat method can be accepted by the Indonesian people. The type of research in this article is qualitative research or also known as naturalistic research methods. The data analysis techniques used were condensation, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that the rukyat method is one of the methods of determining the lunar month, which has been carried out since the time of the Prophet Muhammad p.b.u.h. and his companions, even today it is still used by Muslims around the world, including in Indonesia. Rukyat is a method of determining the beginning of the lunar month by paying attention to important matters and conditions. As for the obstacles of the sighting as determining the beginning of the lunar month, there are several factors, namely the eye of the observer, the shape of the new moon, weather, seeing, the height of the new moon, the distance of the bow and the observer’s psychology