Sapi sonok termasuk kebudayaan yang ada di pulau Madura. Peternak dihadapkan dengan pendapatan yang harus mencukupi agar bisa memenuhi kebutuhan ternaknya dan harus bisa mengatur pengeluaran dengan baik agar tidak mengalami kerugian. Konteks kerentanan usaha ternak adalah kondisi yang beresiko sehingga dapat menyebabkan kerugian pada ternaknya. Biaya perawatan dan tenaga kerja yang mahal menyebabkan peternak sapi sonok mengalami tekanan (shock). Pada akhirnya peternak sapi sonok harus mampu mengelola modal yang dimilikinya untuk memenuhi nafkah rumah tangganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1) kondisi pendapatan peternak sapi sonok, (2) mengetahui pentagonal capital pada peternak sapi sonok (natural, human, physical, social, dan financial) (3) mengetahui strategi nafkah berkelanjutan peternak sapi sonok. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Batu Bintang Kecamatan Batu Mar-Mar Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, serta melibatkan 30 orang peternak, digali menggunakan metode kuantitatif untuk menjadikan temuan kualitatif. Penelitian ini menyatakan bahwa peternak pada lokasi penelitian memiliki pendapatan sebesar Rp. 7.595.011 Per 2 ekor sapi sonok per tahun. Meskipun demikian pendapatan peternak tersebut masih bawah UMR Kabupaten Pamekasan, yaitu Rp. 1.938.321 perbulan. Dalam penelitian didapatkan bahwa modal alam, modal manusia dan modal fisik berperan dalam pembentukan strategi nafkah peternak sapi sonok Madura. Berdasarkan pentagonal capital, para peternak menggunakan strategi nafkah pertanian melalui intensifikasi, dan strategi non sektor pertanian dengan menjadi supir dan kuli bangunan.