Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STUDI AWAL VEGETASI RIPARIAN DI HULU DAS WELANG JAWA TIMUR Afro' Afro'; Ahmad Ali Mustofa; Rony Irawanto
Prosiding Seminar Teknologi Kebumian dan Kelautan (SEMITAN) Vol 3, No 1 (2021): Prosiding
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.semitan.2021.1963

Abstract

Indonesia memiliki kurang lebih 40.000 jenis keanekaragaman tumbuhan. Tumbuhan adalah komponen vegetasi yang menyusun ekosistem hutan. Ekosistem hutan pada zona riparian berfungsi penting, namun spesifik dengan habitat peralihan antara daratan dan perairan. Vegetasi riparian ini ditemukan pada kawasan daerah aliran sungai, dari sumber air, bantaran sungai sampai ke muara. Komunitas vegetasi riparian secara alami terdiri dari pohon, herba sampai tumbuhan bawah. Sungai strategis yang kewenangannya berada di Provinsi Jawa Timur adalah DAS Welang. Sungai Welang memiliki panjang 40,6 km, secara adminstratif berada pada Kab. Malang, Kab. Pasuruan dan Kota Pasuruan dengan luasan daerah aliran sungai dari hulu sampai ke hilir adalah 498,03 km2. Namun sungai Welang saat ini mengalami permasalahan lingkungan akibat aktivitas manusia, seperti banjir, penurunan kuantitas dan kualitas air serta perubahan tata guna lahan. Perubahan tata guna lahan ataupun deforestasi di daerah hulu akan mengakibatkan banjir di daerah hilir akibat curah hujan yang jatuh tidak memiliki daerah resapan / tutupan vegetasi yang cukup, sehingga air langsung menuju ke sungai. Salah satu target utama dalam Global Strategic Plant Conservation (GSPC) adalah studi keanekaragaman tumbuhan, terutama di habitat prioritas yang terancam. Oleh karena itu, studi awal keanekaragaman tumbuhan riparian di daerah hulu DAS Welang menjadi sangat penting karena bersaing dengan laju degradasi yang sangat cepat dari berbagai permasalahan lingkungan. Studi awal ini dilakukan selama bulan Maret 2021, pada tiga lokasi DAS Welang bagian hulu. Dalam paper ini membahas secara singkat mulai penentuan lokasi studi, pengumpulan data sekunder, sampai survey dan gambaran kondisi lokasi yang dipilih untuk penelitian vegetasi lebih lanjut. Hasil studi menunjukan pada daerah hulu sungai Welang terdapat lokasi yang memiliki vegetasi riparian alami, terutama pada daerah sumber air seperti Krabyakan-Lawang, Jempinang-Purwosari dan anak sungai Dem-Purwodadi.
FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR TEMBAGA (Cu) MENGGUANAKAN Salvinia molesta DAN Pistia stratiotes SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN Brassica rapa Fatihah Baroroh; Eko Handayanto; Rony Irawanto
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 5 No. 1 (2018)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.535 KB)

Abstract

Electroplating industry is one of the industries that produces liquid waste containing Cu. The discharge of the liquid waste directly dumped into the river can cause negative effects. This study was aimed to elucidate the effectiveness of aquatic plants of Salvinia molesta) and Pistia stratiotes) in lowering the content of Cu in water containing 2 ppm and 5 ppm Cu. The remediated water was then used to water Brassica rapa. Results showed that Pistia stratiotes was able to decrease Cu heavy metal at concentrations of 2 ppm by 94% and 5 ppm by 90%, but Pistia stratiotes plant was damaged in the form of chlorosis and necrosis in both concentrations. Salvinia molesta was able to reduce Cu heavy metal by 96% at concentrations of 2 ppm and 95% at 5 ppm with no plant damage. In addition, the phytoremediation treatment could affect water and soil pH values. Post-phytoremediation water application had no significant effect on the growth and yield of Brassica rapa plant. Brassica rapa plant was also able to accumulate Cu heavy metal in its root and canopy. The value of Cu heavy metal content in the root and canopy of Brassica rapa plant was above the Cu metal threshold in the vegetables. Brassica rapa was damaged in the leave of chlorosis and necrosis due to toxicity of Cu heavy metal.
FITOREMEDIASI AIR TERCEMAR TIMBAL (Pb) DENGAN Lemna minor DAN Ceratophyllum demersum SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN Lactuca sativa Anjar Aris Munandar; Zaenal Kusuma; Sugeng Prijono; Rony Irawanto
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.604 KB)

Abstract

The pollution of water and soil caused by human causes environmental damage especially on agricultural land that resulted in the reduced growth and yield of plants. This research aimed to understand the ability of aquatic plants in accumulating lead (Pb) in water and its influence on lettuce growth. The treatments consisted of A1: Plant Lemna minor 2 ppm Pb, A2: Ceratophyllum demersum 5 ppm Pb, A3: Lemna minor 2 ppm Pb, A4: Ceratophyllum demersum 5 ppm Pb, A5: 2 ppm Pb without plants (control 1), and A6: 5 ppm Pb without plants (control 2). The results showed that the aquatic plants effectively decreased Pb concentration in water by 81.1% for Ceratophyllum demersum and by 75.5% for Lemna minor. The use of remediated water for watering lettuce resulted in affected growth and yield of lettuce.
Efektivitas Tanaman Daun Tombak (Sagittaria lancifolia) dalam Fitoremediasi Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) pada Media Air Salsa Nabila; Eva Agustina; Risa Purnamasari; Rony Irawanto
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 5 No 1 (2023): BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bioma.v5i1.2489

Abstract

Pencemaran air merupakan masalah lingkungan yang serius yang mengancam kesehatan manusia dan lingkungan di seluruh dunia. Salah satu pencemar yang sering dijumpai dilingkungan adalah detergen. Adanya pencemaran air dapat mengancam kesehatan berbagai organisme termasuk manusia. Untuk itu, diperlukan solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan fitoremediasi menggunakan tanaman daun tombak (Sagittaria lancifolia). Tanaman ini terbukti mampu meyerap berbagai polutan yang ada di lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tanaman daun tombak (Sagittaria lancifolia) dalam fitoremediasi detergen LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonates) pada media air. Metode yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan berbeda konsentrasi LAS, yaitu 0 mg/L, 10 mg/L, 30 mg/L, dan 50 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan tanaman daun tombak (Sagittaria lancifolia) efektif dalam menyerap kandungan LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonates) dalam air dengan daya penyisihan polutan paling tinggi sebesar 95% pada air yang tercemar LAS 10 mg/L. Nilai pH dan TDS mengalami peningkatan tiap minggu pada tiap konsentrasi dan kadar COD meningkat tiap konsentrasi seiring dengan peningkatan kandungan LAS. Namun, hasil pengukuran ketiga parameter masih sesuai dan tidak melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan sehingga dapat dikatakan tanaman sagitaria lancifolia dapat menstabilakan kualitas air yang tercemar LAS.
LITERATURE REVIEW: KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DALAM PEMULIHAN LINGKUNGAN Amelia Cahya Putri Rifiah; Sacinta Julia Astasagita; Rony Irawanto
Prosiding Sains Nasional dan Teknologi Vol 13, No 1 (2023): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2023
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/psnst.v13i1.9726

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Beberapa jenis tumbuhan memiliki kemampuan dalam melakukan pemulihan lingkungan. Tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan jenis tumbuhan hyperakumulator yang memiliki ketahanan terhadap zat-zat pencemar dan memiliki kemampuan menyerap unsur hara dengan cepat dibandingkan tumbuhan lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan yang berpotensi dalam pemulihan lingkungan. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif berdasarkan kajian pustaka/ studi literatur melalui penelusuran di repository UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (http://etheses.uin-malang.ac.id/). Hasil studi literatur menunjukkan dari 153 tercatat 11 hasil pencarian terkait fitoremedaisi dan digunakan 2 jenis tumbuhan, dimana tumbuhan yang sering digunakan yaitu Eichhornia crassipes dan Hydrilla verticillata.