Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Resistensi Demokrasi Indonesia dalam Ruang Citizen Journalism "Kompasiana" Sulkhan Chakim
Jurnal Penelitian Agama Vol 17 No 1 (2016)
Publisher : IAIN Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.603 KB) | DOI: 10.24090/jpa.v17i1.2016.pp144-150

Abstract

Abstrak: Hasil penelitian ini adalah, Edukasi warga melalui sikap kompasiana dalam wacana resistensi demokrasi dikonstrusikan melalui politik warga,politik pemerintahan, dan politik ekonomi, serta politik parlemen. Proses resistensi demokrasi direpresentasikan dengan cara pemihakan pemerintahterhadap masyarakat, yang melibatkan beberapa agen-agen sosial sebagai pelaksana, pengendali dan pengambil manfaat. Wacana demokrasimelahirkan perdebatan dan pro dan kontra dalam public sphere yang melahirkan gagasan dan penyebarannya menjadi komunitas yangdiimajinasikan dalam spectrum demokrasi. Dalam relasi interubjeknya pengambil keputusannya adalah presiden sebagai posisi sosial-politikekonomiyang sentral dibandingkan dengan para pembantunya. Kata Kunci: Reistensi, Demokrasi, dan Citizen Journalism.
The Power Of Cinema To Promote Tolerance: A Case Study Of "My Name Is Khan": Kekuatan Film Dalam Mempromosikan Toleransi: Studi Kasus "My Name Is Khan" Alamyar, Iqbal Hussain; Sulkhan Chakim
Al-Jamahiria : Jurnal Komunikasi dan Dakwah Islam Vol. 2 No. 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/al-jamahiria.v2i1.8211

Abstract

Studi ini menyediakan analisis mendalam tentang kekuatan sinema dalam mempromosikan toleransi dengan fokus khusus pada film "My Name is Khan." Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana sinema sebagai medium dapat mempengaruhi sikap masyarakat dan memupuk budaya penerimaan dan pengertian. Studi ini menggunakan metodologi Analisis Resepsi Audiens untuk menguji interpretasi dan tanggapan penonton terhadap film tersebut. Data dikumpulkan melalui berbagai prosedur, termasuk wawancara mendalam, dan dianalisis untuk menarik kesimpulan yang bermakna. Temuan utama menyarankan bahwa sinema, khususnya film seperti "My Name is Khan," dapat berkontribusi signifikan dalam mempromosikan toleransi dengan menantang stereotip dan mendorong empati. Narasi film ini, yang menggambarkan perjalanan seorang pria Muslim di dunia pasca-9/11, menjadi alat yang kuat dalam memupuk pengertian dan penerimaan di kalangan penonton yang beragam. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pembuat film, pembuat kebijakan, pendidik, dan peneliti yang tertarik memanfaatkan kekuatan sinema untuk kebaikan sosial. Studi ini juga mengidentifikasi potensi area untuk penelitian masa depan, dengan menekankan perlunya lebih mengeksplorasi peran sinema dalam perubahan sosial.   This study provides an in-depth analysis of the power of cinema in promoting tolerance with a specific focus on the film "My Name is Khan." The research explores how cinema as a medium can influence societal attitudes and foster a culture of acceptance and understanding. The study employs the Audience Reception Analysis methodology to examine viewer interpretations and responses to the film. Data were collected through various procedures, including in-depth interviews, and analyzed to draw meaningful conclusions. Key findings suggest that cinema, particularly films like "My Name is Khan," can significantly promote tolerance by challenging stereotypes and encouraging empathy. The film's narrative, which portrays a Muslim man's journey in a post-9/11 world, is a powerful tool for fostering understanding and acceptance among diverse audiences. These findings have important implications for filmmakers, policymakers, educators, and researchers interested in harnessing cinema's power for social good. The study also identifies potential areas for future research, emphasizing the need to further explore cinema's role in societal change.