Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN KUALITAS SITUS WISATA MANUSIA PURBA SANGIRAN KLASTER BUKURAN DAN KLASTER NGEBUNG SEBAGAI WISATA BUDAYA Indah Wahyu Utami; Apif Sofyan; Diana Novira
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 4: Desember 2021
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.714 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i4.849

Abstract

Selama lesunya ekonomi global maupun regional, peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia memberikan angin segar jika pariwisata dapat dijadikan ujung tombak untuk meningkatkan devisa negara. Badan pusat statistik melihat jumlah wisatawan luar selama periode 2015 tumbuh, 3,12% menjadi 9,73 juta dibandingkan tahun lalu. Pemerintah juga telah menjadikan bahwa industri pariwisata menjadi salah satu dari lima sektor unggulan pemerintah yang mendatangkan devisa Salah satu wisata budaya di Indonesia yang terletak di kabupaten Syams. Salah satunya adalah museum manusia purba Sangiran. Kata museum berasal dari bahasa Yunani "museum" yang berarti kuil dewi (muses). Muses itu sendiri berarti kebijaksanaan, pemikiran, dan kreativitas. Untuk menganalisis strategi pengembangan situs Sangiran dalam kondisi alam, sampai prosedur pengambilan informasi dicoba dengan pengamatan, dokumentasi, pencarian, dan studi perpustakaan. Hasil pengamatan studi kasus ini berada di dua kecamatan termasuk Kecamatan Syamsy dan KAranganyar, dengan luas 59,21 kilometer persegi (persegi). Situs Sangiran meliputi empat wilayah administrasi yaitu Kalijambe, Gemolong, dan Plupuh milik Kabupaten Sragen, serta wilayah Gondangrejo milik Kabupaten Karanganyar (Simanjuntak, et al., 1998). Ada analisis SWOT serta strategi antara Strategi Kekuatan dan Peluang, Strategi Dan Peluang, Strategi Kekuatan dan Ancaman, dan Strategi Kelemahan dan Ancaman