Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN SIKAP DAN PERILAKU KADER MENURUT IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TERHADAP FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU KECAMATAN TERAS BOYOLALI Estri Kusumawati; E Ernawati; Dheny Rohmatika
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 1, Januari 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.607 KB)

Abstract

ABSTRAKDi dalam Renstra Kementrian Kesehatan 2010- 2014 dan Instruksi Presiden No 3 tahun 2010 telah ditetapkan bahwa tahun 2014 sekurangnya 80% anak ditimbang secara teratur di Posyandu. Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan pada tahun 2011 adalah 71,4% dan beberapa provinsi telah mencapai di atas 80%, sedangkan di sebagai propinsi masih dibawah 80%, di Jawa Tengah presentase kunjungan balita ke posyandu adalah 79,2%. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan sikap dan perilaku kader menurut ibu yang mempunyai balita terhadap frekuensi penimbangan balita ke Posyandu kecamatan Teras Boyolali. Jenis penelitian merupakan explanatory research. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kecamatan Teras Boyolali sejumlah 65 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan antara sikap kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X2 hitung (3,968) > X2 tabel (3,481), dengan (df=2-1=1) dan nilai sig.(0,049) ≤ (0,05). Ada hubungan antara perilaku kader dengan frekuensi penimbangan balita. Hasil analisis chi square menunjukkan bahwa nilai X2 hitung (6,764) > X2 tabel (3,481), dengan (df=2-1=1) dan nilai sig.(0,034) ≤ (0,05). Ada hubungan antara sikap kader dan perilaku kader terhadap frekuensi penimbangan balita. Hasil nilai Nagelkerke sebesar 0,167 yang berarti 16,7 persen variasi dari frekuensi penimbangan balita dapat dijelaskan oleh sikap dan perilaku kader, sedangkan sisanya sebesar 83,3% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini.Kata kunci : sikap, perilaku,kader, frekuensi, penimbangan balitaABSTRACTIn the Ministry of Health Strategic Plan 2010- 2014 and Presidential Instruction No. 3 of 2010 has established that by 2014 at least 80% of children were weighed regularly in Health Care. Achievement of growth monitoring activities in 2011 was 71.4% and some provinces have achieved above 80%, whereas in a province is still below 80%, in Central Java, the percentage of visits to neighborhood health center infants was 79.2%. The aim of research to determine the relationship of attitudes and behavior of cadres according to mothers with toddlers on a child’s weight to neighborhood health center sub-district Teras,Boyolali . This type of research is an explanatory research. The approach used is Cross Sectional. The samples used were mothers with infants in Health Care, Teras Boyolali District of the 65 respondents. The instrument used was a questionnaire previously tested the validity and reliability. The results of data analysis showed no relationship between attitude cadre with frequency child’s weight. The results of chi square analysis showed that the value of X2 count (3,968)> X2 tabel (3.481), with (df = 2-1 = 1) and sig. (0,049) ≤ (0.05). There is a relationship between the frequency of the behavior of cadres with a child’s weight. The results of chi square analysis showed that the value of X2 count (6.764)> X2 tabel (3.481), with (df = 2-1 = 1) and sig. (0.034) ≤ (0.05). There is a relationship between the attitude of cadres and cadres of the frequency behavior of a child’s weight. Results Nagelkerke value of 0.167, which means 16.7 percent of the variation of the frequency of a child’s weight can be explained by the attitude and behavior of cadres, while the remaining 83.3% is explained by other variables outside of the study variables.Keywords: attitude, behavior, candidat, frequency, weighing tod
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGIKAT TALI PUSAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP LAMA PELEPASAN TALI PUSAT Anis Nurhidayati; E Ernawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 6 No. 2, Juli 2015
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.693 KB)

Abstract

ABSTRAKAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator utamaderajat kesehatan suatu negara. akses terhadap pelayanan kesehatan. Angka Kematian Neonatal (AKN)sebesar 19 kematian/ 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 32 kematian/ 1000kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 kematian/ 1000 kelahiran hidup.Penyebab tersering kematian neonatus (0 – 28 hari) adalah gangguan pernafasan, bayi lahir prematuredan sepsis. Penyebab tersering kematian bayi adalah sepsisi/ infeksi, kelainan congenital (bawaan)dan pneumonia. Bayi tetap berhubungan dengan tali pusat sampai tali pusat digunting. Pemotongandan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fi sik terakhir antara ibu dan bayi. Hal ini harusdiperhatikan benar karena ikatan yang kurang kuat, ikatan dapat terlepas dan perdarahan dari tali pusatmasih dapat terjadi dan membahayakan bayi tersebut. Bahaya lain yang ditakutkan ialah bahaya infeksi.Alat pengikat tali pusat dapat menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat pengikat tali pusat bayi baru lahirterhadap lama pelepasan tali pusat. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasiexperimental) dengan desain ”The Statistic Group Comparison. Jumlah sampel dalam penelitian adalah40 bayi baru lahir yang terdiri dari 20 bayi baru lahir diberi perlakuan tali pusat yang diikat denganklem plastik tali pusat (umbilical clamp) dan 20 bayi baru lahir diberi perlakuan tali pusat yang diikatdengan benang tali pusat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pelepasan tali pusat pada kelompokperlakuan (klem plastik tali pusat) yaitu selama 5 -12 hari dan pada kelompok kontrol (benang tali pusat)yaitu selama 5 - 9 hari. Ada pengaruh penggunaan alat pengikat tali pusat bayi baru lahir terhadap lamapelepasan tali pusatKata kunci: alat pengikat tali pusat, bayi baru lahir, lama pelepasan ABSTRACTMaternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is one of the main indicators of thehealth status of a country. Neonatal Mortality Rate (NMR) at 19 deaths / 1,000 live births. The mostcommon cause of neonatal mortality (0-28 days) is a breathing disorder, premature birth and sepsis.The most common cause of infant mortality is sepsis / infection, congenital abnormalities (congenital)and pneumonia. Babies stay in touch with the cord until the cord cut. Cutting and tying the umbilicalcord causes the last physical separation between mother and baby. This must be true because the less strong bonding, bonding can be detached and bleeding from the umbilical cord can still occur andharm the baby. Another danger is feared is the danger of infection. Appliance cord yarn can use highleveldisinfection or plastic clamp the umbilical cord. The purpose of this study to determine the effectof the use of umbilical cord fastener against long release newborn umbilical cord. This study uses aquasi-experimental research method (Quasi-experimental designs) with cross sectional approach. Thenumber of samples in this study were 40 newborns consisting of 20 newborns as treatment group (tiedwith umbilical cord clamp) and 20 newborns as control group (umbilical cord tied with string). Fromthe results of research on the effect of the use of umbilical cord fastener newborns to release a long cord,it can be concluded that the time release cord in the treatment group (plastic clamp the umbilical cord)that is for 5-12 days, while the control group (thread cord ), ie for 5-9 days. There is the effect of the useof umbilical cord fastener against long release newborn umbilical cord.Keywords: umbilical cord, clamp, newborn, long release
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN Anis Nurhidayati; E Ernawati
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 7 No. 2, Juli 2016
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.32 KB)

Abstract

ABSTRAKPengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atautindakan seseorang (overt behavior). Apabila perubahan perilaku didasari dengan pengetahuan dansikap yang positif maka akan menyebabkan langgengnya perilaku (long lasting). Pemenuhan kebutuhannutrisi pada ibu hamil berkaitan erat dengan tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang nutrisi padasaat hamil. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yangbernilai gizi baik dan seimbang bagi dirinya sendiri, janin dan keluarga. Pengetahuan gizi yang baikdapat membantu seseorang belajar bagaimana menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makananyang berkualitas untuk dikonsumsi. Pengetahuan yang kurang menyebabkan bahan makanan bergizi yang tersediatidak dikonsumsi secara optimal. Metode penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan crosssectional study, di BPS Mitra Ibu Sragen selama 6 bulan. Populasi penelitian adalah 30 ibu hamildengan teknik sampling quota sample. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Teknik analisis dataadalah Spearman’s Rho dengan tingkat kepercayaan 95% atau α = 5%. Hasil penelitian menunjukkanbahwa ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dengan perilaku pemenuhan nutrisi baik sebanyak2 orang (6.67%), cukup 7 orang (23.33%) dan kurang 1 orang (3.33%). Ibu hamil yang memilikipengetahuan cukup dengan perilaku pemenuhan nutrisi baik sebanyak 1 orang (3.33%), cukup 13orang (43.33%) dan kurang 1 orang (3.33%). Ibu hamil yang memiliki pengetahuan kurang denganperilaku pemenuhan nutrisi baik sebanyak 1 orang (3.33%), cukup 3 orang (10.00%) dan kurang 1orang (3.33%). Berdasarkan hasil analisis Spearman’s Rho dengan tingkat kepercayaan 5% diperolehnilai p hitung 0.146 < p tabel 0.364 dan p-value 0.442 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidakada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pemenuhan kebutuhan nutrisi selamakehamilan.Kata Kunci: tingkat pengetahuan, perilaku, nutrisi, kehamilanABSTRACTCognitive is very important domain knowledge for the formation of a person’s behavior or actions(overt behavior). If the behavior changes based on the knowledge and a positive attitude will leadto the perpetuation of behavior (long lasting). Meeting the needs of nutrition in pregnant women isclosely related to the level of knowledge of mothers about nutrition during pregnancy. Pregnant womenwith the knowledge of good nutrition is expected to choose the food intake of good nutritional valueand balance for himself, fetus and family. Knowledge of good nutrition can help a person learn howto store, process and use a quality foodstuffs for consumption. The knowledge that they cause lessnutritious food available is not optimally consumed. The research method is analytic survey with crosssectional approach, in BPS Mitra Ibu Sragen for 6 months. The study population was 30 pregnant women with quota sampling technique sample. The research instrument was a questionnaire. The dataanalysis technique is Spearman’s Rho with a confidence level of 95% or α = 5%. The results showed thatpregnant women who have a good knowledge of nutrition with good behavior as much as 2 (6.67%), just7 people (23:33%) and less than 1 (3:33%). Pregnant women who have sufficient knowledge of nutritionwith good behavior as much as 1 (3:33%), just 13 people (43.33%) and less than 1 (3:33%). Pregnantwomen who have less knowledge of nutrition with good behavior as much as 1 (3:33%), just 3 votes(10.00%) and less than 1 (3:33%). Based on the analysis of Spearman’s Rho with a confidence levelof 5% calculated p values obtained 0146 <p table and the p-value 0.364 0.442> 0.05. This shows thatthere is no relationship between the level of knowledge of mothers with behavioral fulfilling nutritionalneeds during pregnancy.Keywords: level of knowledge, behavior, nutrition, pregnancy
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN KUNJUNGANULANG PASIEN HIPERTENSI STADIUM II DI PUSKESMAS NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO E Ernawati; Radina Kolasari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v11i2.108

Abstract

Non-compliance in on the treatment programs is a major problem of patients with hypertension. Success in controlling high blood pressure is a joint effort between the patient and the doctor in charge. Compliance of a patient suffering from hypertension can not simply be based on compliance in taking antihypertensive drugs but also it requires the active role of patients and willingness to check their health to the doctor according to a specified schedule and recommended lifestyle changes. Some factors influencing the compliance of hypertensive patients that affect complience among hypertensive patients re-visit are age, education, economy, knowledge, and attitude.The aim of this study is to determine the factors influencing the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center Purworejo.This study used an analytical method with cross sectional correlation. Analysis of data used frequency distributions and bivariate analysis using chi square statistic test followed by logistic regression analysis.Age factor influenced the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center with p: 0.102. Education influenced the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center with p: 0.010. Knowledge influenced the influencing the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center with p: 0.000. Attitudes influenced the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center with p: 0.000. Attitudes about hypertension is the most dominant factor influencing the compliance of stadium II hypertensive patients to re-visit Ngombol Community Health Center p: 0.034. Keywords: age, education, economy, knowledge, attitude, complience to re-visit, hypertensive patients
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD NEGERI 1 BUAYAN KECAMATAN BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN E Ernawati; Asih Maryani
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 12, No 3 (2016): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v12i3.167

Abstract

Snack foods that are less qualified health and nutrition will threaten the health of school-age children as gastrointestinal diseases, one of which is diarrhea.This study aims to determine the relationship of parental knowledge about street food with the incidence of diarrhea in children SD Negeri 1 Buayan District of Kebumen.This study uses descriptive correlative with retrospective approach. The study population 192 respondents. The research sample 66 respondents. This study was conducted in February-March 2016. The samples were taken using simple random sampling technique. Analysis of data using the Kolmogorov-Smirnov correlation test with significance level of 0.05. Based on the research results, the majority of parental knowledge about good hawker food as much as 53 (80.3%) of respondents and elementary school children who are not suffering from diarrhea were 58 (87.9%) persons. The results of the analysis with the Kolmogorov-Smirnov can be known p-value of 0.008 with (p <0.05) so that there is a significant relationship between parental knowledge about street food with the incidence of diarrhea in children SD Negeri 1 Buayan District of Kebumen.There is a relationship between parental knowledge about street food with the incidence of diarrhea in children SD Negeri 1 Buayan District of Kebumen. Keywords: Diarrhea, Food Snacks, Knowledge
Tinjauan Yuridis Status Anak Di Bawah Tangan Dalam Hak Menerima Warisan Yorita, Sindi; Sofyan, Ahmad; Astrid Zalsa Yulinda; S Safitri; E Ernawati; H Hardiani
Athena: Journal of Social, Culture and Society Vol. 1 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : CV. Media Digital Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.41 KB) | DOI: 10.58905/athena.v1i1.5

Abstract

Pernikahan di bawah tangan sering menjadi permasalahan terutama tentang status anak yang lahir dari perkawinan/nikah siri. Kaitannya dengan pelaksanaan perkawinan tidak dicatat sudah tentu akan menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum tersebut khususnya bagi istri dan status anak yang dilahirkan selama dalam kurun waktu perkawinan berlangsung. Penelitian ini difokuskan pada dua rumusan masalah, yaitu bagaimana tinjauan yuridis terhadap hak waris anak hasil perkawinan di bawah tangan dan bagaimana upaya pembuktian status anak dan kedudukan hak waris anak dari perkawinan di bawah tangan melalui prosedur tes Deoxyribo Nucleic Acid (DNA). Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian hukum normatif, karena penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini sangat erat hubunganya pada perpustakaan karena membutuhkan data-data yang bersifat sekunder perpustakaan. Dalam penelitian ini ada beberapa sifat penelitian, yakni penelitian eksploratoris, penelitian deskriftif, dan penelitian eksplanatoris. Teknik pengumpulan data dengan cara studi dokumen terhadap data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, pendapat para ahli maupun kasus hukum yang berkaitan dengan penelitian. Dari hasil penelitian mengenai tinjauan yuridis terhadap hak waris anak hasil perkawinan di bawah tangan yaitu dengan dikeluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 46/PUUVIII/2010 tentang kedudukan anak luar nikah, Sementara upaya pembuktian agar mendapatkan status hukum dapat ditempuh sesuai ketentuan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menyatakan : “ bila akta kelahiran tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak ada, maka pengadilan dapat mengeluarkan penetapan tentang asal usul seorang anak setelah diadakan pemeriksaan yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat.” Bukti- bukti dalam hal ini harus dikembalikan kepada asas umum pembuktian sesuai Pasal 284 Rbg dan 164 HIR untuk membuktikan adanya perkawinan yang sah ditambah bukti lain berupa bukti hasil pemeriksaan tes DNA untuk membuktikan bahwa anak tersebut benar- benar dilahirkan dari pasangan suami istri tersebut